bc

Jodoh Pengganti

book_age18+
1.5K
FOLLOW
6.5K
READ
love-triangle
family
HE
friends to lovers
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Kisah seorang gadis bernama Aira yang ditinggalkan calon suaminya, Wawan tepat pada hari pernikahan mereka.

Untuk menutupi malu keluarga Aira terpaksa menikah dengan sahabatnya, Dion yang sudah lama menaruh hati padanya.

Bagaimana kehidupan rumah tangga Aira dan Dion yang tidak dilandasi cinta? Lalu apa yang terjadi ketika tiba-tiba Wawan kembali dalam kehidupan rumah tangga mereka?

chap-preview
Free preview
Bab 1-NGAJAK NIKAH
(Pov Aira) "Duerrrrrr!" Suara Aida mengagetkanku yang lagi asyik melamun. "Bener-bener sahabat gak ada akhlak kamu, Da! Suka banget bikin orang jantungan," omelku sambil menjitak kepala sahabatku yang terkekeh puas melihatku kaget bukan kepalang. "Masih pagi woyy!! Jangan ngelamun aja, ntar kesambet tau rasa loh," ucapnya kemudian sambil menutup mulutnya karna masih terkekeh geli. Pagi ini memang aku banyak melamun, yah ... bagaimana tidak? Mas Wawan, cowok ganteng berkulit putih, bertubuh tinggi dan berkacamata, seniorku juga anggota senat di kampus yang baru seminggu lalu jadi pacarku eh sekarang dia ngajakin nikah. What? Secepat itu? "Ra, bulan depan kita nikah ya? Aku udah mantap sama kamu dan gak pingin pacaran lama-lama," ucapnya saat sarapan di kantin kampus pagi ini. "Uhuk-uhuk-uhuk!" Saking kagetnya aku sampai tersedak, lalu kubulatkan mata menatap dalam-dalam cowok tampan di hadapanku. "Gak salah denger aku, Mas? Kita kan baru seminggu pacaran, masak dah ngajakin nikah? Apa gak terlalu terburu-buru?" tanyaku setelah menenggak air mineral di meja. "Emang kamu seneng ya pacaran lama-lama? Kamu gak khawatir, kalo aku khilaf dan berbuat yang gak pantas ke kamu?" Dia balik bertanya sambil mencubit hidungku dan melempar senyum nakal. "Ih, apaan, Mas? Kamu mau berbuat apa coba ke aku? Kita pacaran kan wajar-wajar aja kan? Jangan ngeres, tau! " aku membuang pandanganku dari Mas Wawan yang masih senyum-senyum genit. "Ya, kali aja ada setan lewat trus aku khilaf, kalo kita nikah kan semua jadi pahala," tuturnyanya sok bijak sambil kedua tangannya memegang pipiku. "Aku masih kuliah, masih semester dua," jelasku sambil melanjutkan sarapan, aku agak gugup dengan sorot mata cowok yang kucintai ini, benarkah dia begitu serius sehingga ingin buru-buru nikah. "Aku gak nyuruh kamu berhenti kuliah, aku cuma ngajakin kamu nikah supaya kita lebih terjaga, Ra. Lagian setelah nikah kamu masih aku ijinkan kuliah sampai lulus. Jangan khawatir gitu, Sayang!" rayunya, lagi-lagi dia mencubit hidungku. "Memangnya kamu sudah siap hidup berumah tangga, Mas?" tanyaku sambil menatap dalam wajahnya, kuhentikan aktifitas sarapan dan merasakan ada kesungguhan di matanya. "Aku sudah lebih dari siap, Ra. Aku sudah kerja dan bulan depan aku wisuda. Aku ingin setelah wisuda kita menikah, gak mau menunda-nunda lagi. Kamu tau, jika aku sudah dua kali gagal menikah. Aku gak ingin itu terjadi lagi denganmu, Ra," lanjutnya sambil menatap lekat wajahku. "Biar aku pikirkan dulu, Mas," putusku kemudian. "Jangan lama-lama, Ra. Aku butuh jawabanmu segera!" tegas Mas Wawan sambil mengenggam tanganku erat, terlihat sorot matanya menunjukkan kesungguhan. "Nah, kan! Masih aja ngelamun ... wooyyy!! Sadar ... sadar, Ra!" Kembali suara Aida membuyarkan lamunanku. Kali ini sudah ada Kak Andi dan Kak Dion yang tertawa geli melihat aku gelagapan karna ucapan Aida. Ya Allah, aku sampai gak sadar kalo mereka bertiga sudah berkumpul disini. Kami berempat memang sahabat yang klop. Aku dan Aida satu fakultas dan satu angkatan di jurusan pendidikan agama islam, sedangkan Kak Andi dan Kak Dion lain fakultas. Mereka ada di semester akhir jurusan ekonomi dan sebentar lagi wisuda. Kami berempat sangat akrab, karna kebetulan Aida pacaran dengan Kak Andi. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil, sedangkan aku dan Kak Dion sering kali jadi obat nyamuk mereka berdua. "Mikirin apa sih incess? Kok segitunya, gak sadar kami dateng." Kak Dion yang mulai kepo tertawa kecil. "Lagi jatuh cinta ya, Ra? Keliatan tuh mukamu merah jambu," sahut Kak Andi sok tau sambil tertawa lebar. "Iya kali, Kak! Si Aira lagi jatuh cinta kayaknya," Kali ini Aida ikutan sok tau. Memang aku belum cerita ke mereka kalo jadian dengan Mas Wawan. "Malang banget nasib tuh cowok, ya! Harus dicintai sama cewek judes macam si incess," ucap Kak Dion mulai menggodaku. Langsung kupukul kepalanya dengan buku kamus bahasa arab yang ada ditangan. "Aduh, ampun incess kecil!! Akak nyerah, deh. Jangan pukul lagi!" Kak Dion mengangkat kedua tangannya sambil terkekeh dengan leluconnya, dia suka banget ngeledek aku, mentang-mentang tubuhku kecil dan imut eh dia panggil incess kecil. Ah, suka-suka dia lah. Memang diantara kami berempat, selera humor yang paling tinggi adalah Kak Dion, dia selalu bikin perutku mules karena kebanyakan ketawa. "Udah, udah!! Serius, dong! Sekarang aku nanya, beneran kamu lagi jatuh cinta, Ra?" Kali ini Aida menatapku tajam, sahabatku yang satu ini memang selalu bisa menebak perasaanku. Aku hanya mengangguk pelan. "Sejak kapan, Ra? Kalian sudah jadian? Kok gak cerita ke aku sih?" tanya Aida kemudian. "Seminggu yang lalu kami jadian dan tadi pagi dia ngajakin aku nikah," jelasku tanpa beban sambil melihat satu persatu sahabat ku. Aida dan Kak Andi terlihat melongo gak percaya. Sedangkan Kak Dion, ada guratan kecewa di wajahnya. Kadang aku tak mengerti perasaannya, aku merasa Kak Dion suka padaku, tapi dia selalu saja bisa menutupi perasaan itu entah kenapa atau hanya perasaanku saja. "Ehm siapa cowok itu, Ra? Apa kami kenal, kok buru-buru banget ngajak nikah?“ Suara Kak Andi akhirnya memecah keheningan kami. "Nanti pasti aku kenalin pada kalian, janji deh!" jawabku sambil senyum. "Apa kamu bakalan setuju nikah sama dia, Ra?" Kali ini suara Kak Dion terdengar serius, biasanya dia selalu cengengesan. Kulihat Aida dan Kak Andi saling memandang. "Entahlah, Kak! Aku belum memberikan jawaban," jawabku kemudian. "Oh iya, kami duluan ya, Ra! Aku sama Dion ada kelas 10 menit lagi. Nanti kita lanjutkan lagi ngobrolnya." Kak Andi tiba-tiba berdiri menarik tangan Kak Dion. Kulihat Kak Dion menatapku aneh sebelum akhirnya berdiri dan mengikuti Kak Andi. Tak sepatah katapun dia ucapkan. Apa iya mahasiswa semester akhir yg sudah hampir wisuda masih ada jadwal kelas? Aku tau itu hanyalah alasan Kak Andi yang aku tak tau apa. Kenapa seperti ada desiran di hatiku karna tatapan Kak Dion? Ah, aku tak tau perasaan apa. *** "Mas!!" Tanganku melambai-lambai memberi isyarat Mas Wawan yang kebetulan lewat, kemudian dia mendekat ke arah kami. Kami berempat biasa nongkrong di taman belakang kampus UGM sebelum pulang. "Mas, kenalin ini temen-temanku, Aida, Kak Andi dan Kak Dion." Aku memperkenalkan sahabat-sahabatku pada Mas Wawan setelah lelaki itu mendekat. "Wawan!!" ucap Kak Andi dan Kak Dion hampir barengan. "Lho, kalian sudah saling kenal?“ tanyaku sambil menatap Kak Andi dan Kak Dion bergantian. "Kami teman SMA, Ra." Mas Wawan menjawab keinginan tahuanku. "Oo ...." Aida memonyongkan bibirnya sambil manggut manggut. "Jadi, dia ini cowok malang yang kamu cintai, Incess?" Kak Dion menggoda ku, kali ini buku kamus bahasa arab yang ku bawa sedari tadi pagi mendarat berkali-kali di punggung Kak Dion. "Aduh ampun, Akak nyerah! Jangan pukul lagi!" serunya sambil cekikikan, Mas Wawan memandang dengan perasaan kurang senang. Memang selera bercanda Mas Wawan gak banget, orangnya selalu serius. "Eh, kalian berdua ini macam Tom and Jerry, tiap hari ribut Mulu." Aida tertawa lebar. "Duduk sini Wan!" Kak Andi angkat bicara. "Lain kali aja, gaes! Aku ada janji sama dosen." Mas Wawan menolak tawaran Kak Andi. "Bentar aja, Mas!" pintaku sambil menarik lengan Mas Wawan, akhirnya dia mau duduk di sampingku. "Kalian teman SMA, bukan? Bisa dong kalian nostalgia dikit-dikit," kata Aida memecahkan ketegangan antara Mas Wawan, Kak Dion dan Kak Andi. Akhirnya kami ngobrol-ngobrol seputar SMA mereka, soal guru kiler, soal pelajaran bahkan soal mantan. Ternyata mantan Mas Wawan banyak lho, dulu play boy rupanya dia. Ah, biarlah masa lalu hanya akan jadi kenangan. Yang kupikirkan, kenapa sikap Mas Wawan terlihat dingin dan kurang bersahabat dengan Kak Dion? Padahal, mereka kan teman SMA, atau hanya perasaanku saja, ya? Ada apa antara Mas Wawan dan Kak Dion di masa lalu?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook