Pertemuan Heni dan Gilang telah menyisakan perasaan lega di hati Diana. Kini ia dapat kembali ke Jakarta dengan tenang. Setidaknya satu masalah telah berhasil ia atasi dan hari ini adalah hari kembalinya perempuan itu ke Jakarta. Subuh sudah selesai. Diana pun telah berpamitan dengan kedua orang tuanya. Jadwal penerbangannya adalah penerbangan pertama pukul 7 pagi. Mau tak mau ia harus bertolak dari rumah saat mentari pun bahkan belum terlihat dan Rakha lah yang bertugas untuk mengantarkan sepagi ini. “Aku pamit bu,” ujar Diana mencium punggung tangan ibunya. Dengan lembut sang ibu membelai rambut putrinya itu sambil berkata, “Hati-hati di jalan ya sayang.” Diana mengangguk sambil tersenyum lalu memeluknya. “Aku pamit pak,” lanjutnya sambil mencium tangan ayahnya. “Iya hati-ha

