1. Kemesraan Syafima & Ravindra

1943 Words
                    Syafima mengemudikan mobil range rover evoque putihnya menuju sebuah penthouse apartemen yang sering ia sambangi. Penthouse itu terletak di Jakarta Selatan. Ia kemudian memasuki kawasan penthouse itu itu dan memarkirkan mobilnya di basement tower yang ditempati oleh sahabatnya. Ia turun dari mobilnya dan membuka pintu bagasi untuk mengambil 5 paper bag dengan berbagai ukuran dan berwarna sama yaitu, coklat muda. Disana juga tercetak tulisan berwarna putih nama supermarket yang baru saja ia datangi.                   Seorang penjaga keamanan yang dikenal dengan nama pa Aan menyapanya dengan sangat ramah. Tak lupa ia juga memberikan sebuah paper bag yang berukuran kecil kepada pa Aan. Ia sengaja menyiapkan sebuah paper bag kecil itu untuk pa Aan yang hari ini sedang melakukan tugasnya. Syafima memang selalu membelikan makanan lebih untuk petugas keamanan dan juga orang-orang yang bekerja disekitarnya. Entah kenapa sudah kebiasaan sedari dulu ia selalu membeli makanan yang lebih untuk diberikan kepada oranglain dan berharap dibalas dengan senyuman oleh mereka yang menerimanya. Ada kepuasan tersendiri baginya jika melihat orang yang diberikan itu membalasnya dengan senyuman.                 Sudah sejak kecil Syafima memang senang berbagi. Dan sering mengadakan ulangtahun atau bahkan tanpa acara apapun, ia selalu senang ke panti asuhan dan berbagi dengan adik-adiknya disana. Ada beberapa panti asuhan yang biasa ia datangi. Dan adik-adik yang tinggal disana juga memang mengenalnya dengan baik. Bahkan diantara mereka sekarang ini sudah tumbuh besar. Syafima juga sering mengajak teman-temannya untuk ikut berdonasi untuk mereka yang membutuhkan. Itulah sebabnya ia lebih memilih menjadi dokter dan banyak membantu orang lain ketimbang menjadi penyanyi yang hanya berdiri di atas panggung. Ya, walaupun ia juga bisa membagi kebahagiaan melalui suaranya yang merdu.                    Kemudian ia berjalan menaiki lift yang membawanya ke lantai 12 tempat unit penthouse apartemen milik sahabatnya, Ravindra. Sejak putus dengan pacarnya 2 bulan lalu si anak pemilik perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia dan asuransi Syafima jadi rajin ke penthouse Ravindra lagi setiap pulang dari prakteknya di Hospi Hospital. Di Hospi Hospital ia menjadi dokter kandungan termuda namun banyak digandrungi ibu-ibu.                  Alasan Syafima putus dengan mantannya adalah merasa dirinya tidak bisa menjalin hubungan tanpa komitmen dan harus LDR juga. Akhirnya memutuskan hubungan dengan mantan kekasihnya itu. Syafima kemudian menyetujui untuk dirinya dikirim ke Moskow untuk mengikuti studi banding. Mungkin dengan dirinya pergi sebentar dari Indonesia ia akan bisa sedikit melupakan mantannya itu. Tapi keputusan untuk putus dengan kekasihnya itu dibuat karna mantan kekasihnya itu harus pergi keluar negeri dan entah kapan akan menikahinya. Karna ketika Syafima menanyakan keseriusannya, ia hanya menjawab hanya ingin memikirkan pekerjaannya dulu dan meminta Syafima untuk menunggu.                Ravindra sudah hafal betul, jika Syafima sudah punya pacar lalu kemudian putus, Syafima akan sering mencarinya. Bahkan sering menghabiskan waktu bersama. Entah hanya saling mengobrol, menjalani hubungan tanpa status lagi dan memanggilnya dengan sebutan sahabat. Entahlah hanya mereka yang mengerti perasaan mereka masing-masing. Tapi Syafima selalu enggan menyebut hubungan mereka berdua sebagai hubungan tanpa status alias HTS. Ia lebih senang menyebutnya dengan sebutan sahabat.                Syafima tidak terlalu suka hidup dengan segala keramaian. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan duduk sambil menonton. Mungkin karna hanya Ravindralah yang menemaninya ketika dirinya sedang patah hati. Setiap kali patah hati Syafima memang tau harus lari kemana. Ia juga tau dia harus bercerita ke siapa. Hanya ke Ravindralah tempat ia menumpahkan segala kemarahan dan kesedihannya. Ada sih beberapa temannya yang lain yang bisa menampung segala ceritanya. Tapi entah kenapa dia selalu kembali lagi ke Ravindra.                 Kini, mereka berdua sudah tujuh tahun ini sepakat mengubah status mereka menjadi sahabat setelah mereka berpisah secara baik-baik. Mereka berdua pacaran ketika Syafima masih dibangku SMA dan Ravindra baru saja masuk di Univeristas terkemuka di Indonesia. Ravindra dan Syafima bertemu ketika mereka berdua sama-sama menghadari ulangtahun SMA mereka. Syafima berbeda 4 tahun dari Ravindra. Mereka berdua juga menjalani LDR selama beberapa bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk berpisah. Mereka berpacaran ga terlalu lama seperti orang kebanyakan, hanya 1 tahun. Hubungan selama satu tahun banyak dihiasi oleh berbagai macam masalah. Hingga membuat hubungan mereka menjadi putus nyambung.    “Cepet banget datengnya. Kirain masih nanti malam,” kata Ravindra begitu dirinya mendengar bunyi pintu di tutup.                 Ravindra baru saja sampai di penthouse apartemennya. Ia kemudian duduk bersantai di sofa ruang TV dan memutar lagu secondhand serenade yang ia sukai. Terlihat Ravindra juga baru saja melipat lengan kemeja flanelnya perpaduan warna hijau dan merah. Ia menggulung lengan panjangnya sampai ke setengah lengannya. “Kan tadi kamu bilang suruh buruan. Ya aku selesai praktek ya langsung kesini.” Katanya datar sambil menata beberapa sayuran yang baru saja dibeli untuk mengisi kulkas milik sahabatnya itu.                 Mereka masih nyaman menggunakan kata aku kamu seperti mereka berdua berpacaran dulu. Biar bagaimanapun, Syafima memang lebih muda daripada Ravindra. Jadi sudah sewajarnya jika Syafima berbicara sopan seperti yang selalu diajarkan orangtuanya. Tapi jika galaknya dan moodnya sedang tidak baik, ia pasti akan menggunakan lo dan gw untuk berbicara dengan Ravindra. “Masak apa sayang?” tanya Ravindra kemudian mendekat kearah Syafima “Syuuu syuuuhhh … jauh-jauh jangan panggil-panggil sayang! ntar kalo aku baper mau kamu tanggung jawab!” Syafima mengusir Ravindra untuk menjauh darinya dan menyilangkan tangannya di d**a.                 Ini salah satu bercandaan mereka berdua. Ravindra emang rajin banget ngegodain Syafima. “Ya, aku bakalan tanggung jawablah Sya. Aku kan sayang kamu. Sekalipun kamu hamil anak aku. Aku pasti akan pertanggung jawabin itulah.” Katanya menatap sahabatnya itu dalam “Ga usah sok baik … HOEEKK! kalo kejadian beneran suruh nikahin aku juga kamu ga bakalan berani,” kata Syasya menirukan gerakan ingin muntah, menjulurkan lidahnya lalu mengibas-ngibaskan tangannya. “Emang aku semenjijikan itu apa? Sampe-sampe kamu ga mau sama aku? Aku jelaslah mau nikahin kamu.” “Oke! Ayo langsung ketemu sama papah. Abis itu kita bikin anak yang banyak.” Meraih tangan Ravindra.                 Ravindra tak bergeming dan tak bersuara. Ia hanya tersenyum sambil menatap Syafima yang masih mendumel-dumel. “Ga berani kan? Hahaha aku sudah tau jawabanmu. Kamu memang ga bisa kalo disuruh diajak berkomitmen. Jadi jangan harap aku mau buat anak sama kamu Ravindra Kenan Saquille.” Lagi-lagi menjulurkan lidahnya, meledeknya.                 Ravindra kemudian menggelitiki Syafima. Hingga gadis itu kegelian dan terjatuh di lantai dapur. Ravindra masih terus menggelitikinya dan meminta Syafima mengucapkan kata ampun.  “Ampun Shaquille … ampunnnn!” katanya sambil tertawa kegelian dan berusaha menyingkirkan jari-jari Ravindra dari pinggangnya “Ayo, bilang kalo kamu mencintaiku.” Kata Ravindra jahil “Stoppp! Ravindra Kenan Shaquille,” Masih berusaha menyingkirkan tangan besar Ravindra yang masih jahil menggelitikinya.                 Akhirnya Ravindra berhenti dengan kejahilannya. Ia kemudian berdiri dan juga membantu Syafima yang sudah berpenampilan acak-acakan karna ulah sahabatnya itu. Ravindra juga membantu Syafima untuk berdiri. “Aku masak dulu. Bisakah kamu meninggalkan aku dan jangan ganggu aku selama aku memasak?”                 Ravindra kemudian mendorong tubuh Syafima ke kitchen island dan mengurung Syafima dengan dua tangan berototnya. Syafima kemudian menatap dengan waspada apa yang akan dilakukan oleh Ravindra padanya. “Baiklah. Setelahnya aku akan mengganggumu lagi … muaachhh,” Ravindra kemudian ia merengkuh pinggang Syafima dengan sangat posessive menatap matanya sebentar lalu mencium pipi Syasya dengan sayang dan penuh tekanan. “Shaquille … stop it!” protes Syafima memukul-mukul d**a bidang milik sahabat sekaligus mantan pacarnya itu. “1-0,” katanya kemudian merentangkan tangannya keatas dan tertawa bahagia                 Ravindra yang jahil kemudian merasa menang karna bisa menggoda Syafima lagi kemudian melepaskannya dan membiarkan mantannya itu memasak makanan untuk mereka. Mereka berdua sudah biasa berkontak fisik seperti ini. Tapi untuk mencium satu sama lain seperti ini bahkan berciuman, sudah jarang sekali mereka lakukan setelah 2 bulan lalu. Syafima ada tugas keluar negeri waktu itu, mungkin sekitar 1,5 bulan Fima berada di Moskow. Ia harus mengikuti study banding dengan beberapa dokter kandungan dari berbagai belahan dunia. Selama disana juga Syasya tinggal bersama dengan adik pertama Ravindra, yaitu Raina. Jadi Ravindra masih bisa menjangkau Syafima walau mereka berdua berjauhan.                 Sejak mereka berdua putus, Ravindra tidak pernah menemui wanita manapun kecuali pegawainya. Dalam artian ia tak pernah berpacaran dengan oranglain. Berbeda dengan Syasya yang sudah 3 kali putus dan berganti pasangan. Banyak yang mengira Ravindra masih tidak bisa move on dari Syasya. Tapi hal itu tidak pernah terkonfirmasi olehnya. Hanya saja Ravindra sering mendengar berita itu. Tapi ia tidak mau memperdulikan. Toh, mereka sekarang hanya bersahabat dan Ravindra menyayangi Syasya karna sudah menganggap mantannya ini sebagai sahabatnya dan adiknya.                 Ngomong-ngomong soal adik, umur Syasya dan adiknya pertamanya, Raina sama. Jadi mereka berdua bisa nyambung. Tapi Syafima memang bisa nyambung dengan siapapun yang mengajaknya bicara. Ketika Syafima tinggal dirumah Raina, ia banyak mengetahui tentang Ravindra yang belum sempat ia ketahui selama mereka berpacaran.Syafima jadi mengerti kenapa Ravindra begitu menyanyangi dirinya dan tidak berlaku kasar terhadapnya ketika dirinya menyelingkuhi Ravindra sebanyak 2 kali selama mereka berpacaran. Ravindra juga dekat dengan Raina dan Raline.     / / / / / /                   Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Ravindra dan Syafima duduk bersantai di balkon penthousenya dan menikmati keindahan malam dari ketinggian. Syafima sudah membawakan wine untuk mereka nikmati bersama. “Kalo aku nikahin kamu, kamu mau beubah ga?” tanya Ravindra tiba-tiba ketika mereka duduk berdekatan dan Syafima menyandarkan kepalanya dibahu Ravindra                 Kemudian ia menyesap wine yang sudah dituangkan di gelas yang berkaki ramping itu. “Maksudnya?” tanya Syafima bingung lalu mendongak kearah Ravindra lalu membetulkan duduknya dan bersandar pada sofa yang mereka duduki.                 Ravindra memegang tangan Syafima dan mencoba memasang wajah seriusnya sambil menatap dalam Syafima.   “Ya, aku mau kamu hentikan petualangan cinta kamu. Berhenti ganti-ganti pacar. Dan bisa mulai serius sama satu hubungan,” jelasnya enteng “Hahaha … ngaco! Memangnya kamu sudah mau berkomitmen lebih dari pacaran? Aku begini kan Cuma mau mencari yang serius sama aku. Aku udah ga mau pacaran lagi Quille.” Tertawa kemudian mengalihkan pandangannya pada pemandangan gedung-gedung tinggi yang terhampar di depannya “Mangkanya aku mau kamu belajar serius dan berkomitmen sama kamu. Aku janji akan kasih semua yang kamu mau kalau kamu mau nurutin aku. Tapi aku ga janji akan nikahin kamu secepatnya.” “Aku udah lelah pacaran Shaquille. Aku ingin menikah. Tinggal bersama dengan suamiku, menikmati liburan di pantai dan juga berjalan bersama sambil menikmati sunset sambil sesekali b******u. Kalau kamu bisa memberikan kepastian tentang pernikahan untuk apa aku menolakmu. Aku jelas ingin kembali berkomitmen denganmu Quille.” Syafima terdiam sebentar lalu,  ”mungkin aku akan cari duda setelah ini. Jadi aku bisa secepatnya menikah dan memulai hidup baru.” “Tidak bisakah kamu mempertimbangkannya lagi Syasya? Jangan bercanda, kalau dudanya seorang duda yang bau ketek dan jelek apa kamu mau?” katanya sambil tertawa “Tentu saja tidak. Aku akan cari yang tampan, punya tubuh berotot, matanya coklat dan tentunya kaya raya” rancaunya “biar bagaimanapun duda kan banyak pengalamannya, Quille.” Cengar cengir meledek Ravindra “Stop it Syasya! Kamu itu menguji kesabaran ku!” kemudian menggelitik pinggang Syafima lagi seperti tadi sore.                 Ia tertawa kegelian karna jari-jari Ravindra terus saja menggelitikinya tanpa henti. “Masih kamu bilang mau menikahi duda? Awas aja ya! Kamu harus menikah denganku.” Katanya disela-sela mengegelitiki Syafima dengan jari jarinya. “Hahaha …. Shaquille stopp it … Aku kegelian!” Syafima mengaduh sambil tertawa geli “Berjanji dulu kalau kamu tidak akan menikah dengan oranglain selain aku,” kata Ravindra lagi “Baiklah, baiklah aku mengalah. Hahaha, Shaquille please Stop it!” “Bukan itu kalimatnya. Kamu harus berjanji untuk menikah denganku!” katanya sedikit kesal dan masih terus menggelitik Syafima “Syafima berjanji akan menikah dengan Ravindra Kenan Shaquille.”                 Syafima juga masih menggeliat-geliat karna kegelian atas ulah Ravindra yang masih belum saja melepaskannya. Syafima sudah teriak meminta ampun pada Ravindra agar menghentikannya. Diikuti gelak tawa yang ditimbulkan dari jari-jari Ravindra yang terus menggelitikinya. Seketika Ravindra menghentikan aksinya setelah mendengar kalimat janji yang dilontarkan oleh Syafima. Dan membiarkan sahabatnya itu mengatur nafasnya.   / / / / / /  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD