bab 4

1373 Words
Riyan masih menunduk enggan memulai pembicaraan, Riyan menghela napas ringan lalu mengangkat wajah memberanikan diri menatap calon istrinya. seketika pandangannya Riyan dan Larisa bertemu, " cowo kulkas!" Risa terkejut " kamu!" Riyan menunjuk Larisa. " hahaha, Abang ternyata gak dimana mana terkenal cowo kutub, dingin kaya kulkas" ucap tari tertawa. Riyan langsung menatap tari tajam. " ma..maaf kak, namaku tari, adiknya bang Riyan" tari menyalami Risa. " kalian udah saling kenal?!" tanya mama Larisa. " eh, belum kok ma, cuma waktu itu dia gak sengaja nabrak Risa ditoko buku" ucap Risa. tidak mungkin Larisa menceritakan kejadian disaat Larisa diganggu laki laki hidung belang di club', Risa takut membuat mamanya khawatir. " oh gitu, mama pikir kalian udah saling kenal". Dia terlihat lebih cantik memakai pakaian feminim begitu, daripada memakai celana jeans bolong bolong. 'batin Riyan. " baiklah mari kita mulai acara nya" ucap pak Zaenal. " bismillahirrahmanirrahim dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi penyayang, kedatangan kami sekeluarga berniat baik ingin melamar putri dari Muhammad Zain Pratama dan Puspita Sari yaitu Larisa putri Pratama untuk putra kami riyandri Putra Hadijaya" ucap pak Zaenal selanjutnya terdengar suara lantang dari cowo kulkas yaitu Riyan. " bismillahirrahmanirrahim, saya riyandri Putra Hadijaya berniat baik ingin membentuk keluarga yang sakinah mawadah warahmah dengan memenuhi salah satu Sunnah rosul, saya ingin melamar putri dari Muhammad Zain Pratama dan Puspita Sari untuk menjadi pendamping hidup saya dalam susah maupun senang, insyaallah saya akan menjaga dan membahagiakan nya hingga menuju Jannah Allah, bersediakah kamu Larisa putri Pratama untuk menjadi istri saya?" " bismillahirrahmanirrahim saya Larisa putri Pratama menerima lamaran dan bersedia manjadi istri kamu riyandri Putra Hadijaya hingga menuju Jannah Allah" ucap Larisa yakin. " Alhamdulillah" ucap semua keluarga serempak. " baiklah pernikahan kalian akan dilaksanakan Minggu depan, Larisa dan Riyan setuju kan?!" tanya ayah Riyan. " eemm, Risa sedang skripsi om, apa itu tidak terlalu cepat?" " iya ayah, Riyan juga padat jadwal penerbangan Minggu depan" ' penerbangan?, apa dia pilot?' batin Risa. " nak, menunda hal baik itu tidak boleh, kamu bisa ambil cuti kan?" tanya ayah, dijawab dengan anggukan Riyan. " Larisa, mama yakin Riyan bisa bantu kamu menyelesaikan skripsi kamu" ucap mama Risa. " iya, baiklah ma, Risa nurut aja gimana baiknya" sahut Risa tersenyum " besok kalian ikut bunda fiting baju pernikahan ya, Riyan kamu bisa jemput Risa dulu kan?" ucap bunda Riyan. " insyaallah bisa bunda" sahut Riyan. " eemmm, maaf bunda tapi besok Risa ada jadwal kuliah pagi" " kalo gitu fiting bajunya sore aja, habis Risa pulang kuliah, sekalian makan malam dirumah bunda ya nak" " insyaallah bunda". Acara lamaran berjalan dengan lancar, keluarga pak Zaenal juga sudah pulang. Risa menuju kamarnya dilantai dua. mama mengingatkan agar Larisa menjaga pandangannya sebelum sebelum halal. *** suara azan subuh berkumandang, Larisa terbangun, kembali teringat akan dosa dan kesalahannya, tanpa pikir panjang Risa segera kekamar mandi, membersihkan diri dan berwudhu. Risa mengambil sajadah dan mukena biru pemberian papanya, kini Larisa melaksanakan kembali kewajibannya yang selama ini dia tinggalkan, selesai shalat Risa turun kelantai bawah menuju dapur, membantu mamanya. " assalamualaikum ma, selamat pagi" ucap Risa. " waalaikumsalam, pagi nak, kamu bikin mama kaget aja" mama tersenyum bahagia Larisa sudah menunjukkan perubahannya. " hehe, maaf ma, mama pagi ini masak apa?, biar Risa bantu" ucap Risa terkekeh. " mama mau masak nasi goreng kesukaan kamu nak, kamu duduk aja gak usah bantu mama, ini mama udah mau selesai kok" " ya udah deh, Risa tunggu di meja makan ya ma" mama mengangguk. pagi ini suasana dimeja makan berbeda, mama terlihat bahagia. " mama kenapa sih makan sambil senyum senyum sendiri, kayanya lagi bahagia banget" ucap Risa " mama bahagia karena kamu udah kembali kaya dulu anak mama yang Sholehah, mama bahagia juga karena sebentar lagi kamu akan menikah" sahut mama " oh iya ma, bang Revan udah tau kalo Risa mau nikah?" " tau, mama udah bilang ke dia, dan insyaallah Abang mu akan segera pulang" " beneran ma?, yyyeeeyyy Risa udah kangen banget sama bang Revan" Risa tertawa " ya udah kamu selesaikan dulu sarapan nya ya, katanya ada kuliah pagi kan" mama mengingatkan. " iya ma" Risa mengangguk. setelah selesai sarapan Risa pamit ke kampus. " ma, Risa berangkat dulu ya" " iya nak, hati hati dijalan dan jangan lupa nanti fiting baju pernikahan sama nak Riyan" " iya ma, Risa inget kok. ya udah Risa berangkat dulu ya, assalamualaikum" Risa mencium punggunggu tangan mamanya. " waalaikumsalam" mama menjawab salam. sesampainya dikampus Risa duduk dikursi panjang pinggir koridor, menunggu Anita sahabatnya, sambil membaca novel. " assalamualaikum Larisa" sapa Anita pelan dan ragu, dia memastikan cewe yang ada didepannya Larisa atau bukan. Larisa yang sehari hari biasanya memakai celana jeans bolong bolong, atau memakai pakaian seksi, kini memakai pakaian seperti biasa yang Risa pakai dulu, dress selutut atau rok panjang semata kaki. " waalaikumsalam Nita" Risa memeluk Anita " ini beneran Larisa sahabat aku kan?!" Risa mengangguk dalam pelukan Anita. " Alhamdulillah ya Allah, Lo udah kembali Ris, Lo gak pake baju yang aneh aneh lagi" Anita tersenyum bahagia. " iya ta, makasih ya Lo selalu mau jadi sahabat gue, disaat gue lagi terpuruk sekalipun" ucap Risa meneteskan air mata. " iya Ris, sama sama". oh iya ta, gue mau nikah bentar lagi, Lo harus ada disamping gue ya" ucap Risa " Aappaa! Nikah!, gak percaya gue sama Lo, bercanda Lo gak lucu" sahut Anita. " beneran ta, kali ini gue gak bercanda, nanti selesai kuliah gue mau fiting baju pernikahan" " ya Allah larisaa, gimana ceritanya kok bisa cepet banget mau nikah?!" Anita duduk disebelah Risa memangku tas dan bukunya. " eemmm, gue dijodohin sama mama, mana bisa gue nyari calon suami, pacar aja gak punya, dan Lo tau siapa calon suami gue?" " siapa?, apa gue kenal?" " Lo gak kenal, tapi Lo inget gak cowo kulkas yang gue ceritain waktu dia nabrak gue ditoko buku?, nah dia orangnya" " tuh kan bener apa gue bilang, kalian pasti jodoh" ucap Anita terkekeh. " ih, apaan sih Lo, ya gue mana tau kalo anaknya sahabat mama itu dia" Risa membela diri, menunduk malu. " ciee..ciee, mukanya nya merah, ciee..malu, btw selamet ya Ris, semoga keluarga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, selalu diberkahi Allah, dan semoga Lo jadi istri yang Sholehah, aamiin" Anita mendoakan. " aamiin allahumma aamiin, makasih ya ta!, jangan lupa Dateng Minggu depan!" ucap Larisa. " Hah! Minggu depan?!" Anita kembali terkejut. " iya, hehe..maaf ya bikin Lo kaget Mulu dari tadi" Larisa terkekeh. " ya Allah, secepat itu Larisa ku mau nikah, kenapa cepet banget, kalo Lo nikah secepat ini gue gimana?, trus skripsi Lo gimana?!" " iya bener, pokonya Lo jangan lupa Dateng, gue akan selalu jadi sahabat Lo biarpun gue udah nikah, trus skripsi gue kata mama nanti insyaallah dibantu sama calon suami gue" jelas Larisa. " ya udah yuk masuk kelas, hari ini kan pembagian dosen pembimbing skripsi, aku deg deg an deh ta" " aku juga deg deg an Ris, ya udh yuk ke kelas". *** jam kelas sudah selesai, Larisa dan Anita keluar kelas setelah mendapatkan amplop putih yang berisi pemberitahuan nama dosen pembimbing. " Ris, Lo buka duluan apa gue yang duluan, apa barengan?" " ribet deh Lo, kita barengan aja gimana?" Larisa diam sejenak, juga Anita. mereka sama sama menutup mata sambil membuka amplop. " bismillahirrahmanirrahim" ucap Risa dan Anita. " Risaaa, gue sama pak alam" teriak Anita. " gue sama pak Ridwan" ucap Larisa senang. " Risa, kamu enak banget, giliran aku dapet dosen yang killer, pokonya kita harus tukeran" ucap Anita cemberut. " gak mau, gue mau sama dosen yang ganteng, baik lagi. weeee!" sahut Risa menjulurkan lidah meledek Anita. " ih Risa nyebelin banget deh" " ya udah lah ta, mau siapapun dosen pembimbing kita, yang penting kita cepet selesai skripsinya oke, biar kita bisa cepet coas, yuk pulang" Risa menenangkan anita " ya udah deh Ris, gue pulang duluan ya, ayah udah jemput. seketika larisa teringat papanya yang sering mengantar jemput Risa kesekolah. melihat sahabatnya melamun Anita menepuk pipi Risa lembut. " Ris, Lo gak apa apa kan?" " eh, gak apa apa kok, iya! gue gak apa apa ta" Larisa tersenyum simpul. " ya udah gue duluan ya, assalamualaikum Larisa" " waalaikumsalam" jawab Larisa sambil melambaikan tangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD