Larisa berjalan menyusuri parkiran kampus dengan pikiran kosong memikirkan papanya.
tiba tiba,
Bruk!
seseorang menabrak Larisa sampai jatuh tersungkur, Risa meringis mengelus pinggangnya yang sakit.
" astaugfirullahalazim!, maaf mba gue gak sengaja" ucap laki laki itu.
" iya mas gak apa apa, gue juga salah, jalan sambil ngelamun" sahut Risa.
" Arkan?!" Risa menunjuk laki laki itu
" Larisa!"
Arkan Bagaskara Wijaya salah satu putra dari keluarga Wijaya, rekan bisnis papanya Larisa. siapa sangka ternyata mereka kuliah dikampus yang sama hanya berbeda fakultas. Arkan memiliki tubuh tinggi tegap hidung mancung, dan lesung papa yang menambah pesonanya saat tersenyum.
" mau kemana Ris?" tanya Arkan sambil menjulurkan tangan membantu Risa berdiri
" mau pulang Ar, ini lagi nunggu supir" sahut Risa
" bareng gue aja yuk, daripada Lo nunggu lama, sekalian pengen ketemu mama Lo, udah lama gak ketemu"
" gak usah Ar, nanti ngerepotin"
" gak apa apa kali Ris, kita udah temenan dari jama Lo masih ingusan" ucap Arkan terkekeh.
" ish, itu kan Masih kecil" Larisa menunduk malu.
" iya itu dulu masih kecil, sekarang Larisa udah gede, tambah cantik" ucap Arkan
" hehe, oh iya gimana kabar om sama Tante?, lama banget ya kita gak ketemu"
" Alhamdulillah sehat Ris, cuma ya papa lagi dijerman, biasa lah kaya gak tau aja Lo" jawab Arkan. Risa mengangguk sambil tersenyum tipis.
" ya udah yuk pulang" ajak Arkan
" iya yuk, makasih ya Ar, jadi ngerepotin Lo"
" iya sama sama, gak repot kok"
***
dalam perjalanan didalam mobil Larisa dan Arkan saling diam, tidak ada obrolan.
setelah 20 menit mereka sampai, beruntung jalan tidak macet.
" Alhamdulillah sampe, cape banget aku Ris, rumah Lo gak ada yang berubah ya, masih kaya dulu" ucap Arkan.
"ya udah Ayuk masuk" ajak Risa.
" assalamualaikum ma, Risa pulang!"
" waalaikumsalam". Risa mencium punggung tangan mamanya.
" assalamualaikum ma" sapa seorang laki laki dibelakang Larisa.
" waalaikumsalam, nak Arkan!" jawab mama terkejut.
" masyaallah, udah besar kamu nak, ganteng lagi" ucap mama
" bisa aja mama, mama apa kabar?"
" Alhamdulillah baik, gimana kabar papa sama mama kamu?" tanya mama sambil mempersilahkan Arkan duduk.
" Alhamdulillah baik juga ma"
" Risa, jangan lupa kamu siap siap sebentar lagi Riyan datang menjemputmu"
" iya ma"
" bentar ya Ar, Lo duduk aja dulu, oh iya mau minum apa sekalian gue buatin?"
" apa aja lah Ris, yang penting dingin, haus banget nih" ucap Arkan terkekeh
" ya udah air putih dingin aja ya" sahut Risa terkekeh.
" bercanda kali Ar, ya udah jus melon kesukaan Lo, iya kan?!"
" nah gitu dong" sahut Arkan mengacungi jempol. Larisa menuju dapur membuat jus melon dan alpukat.
tak lama dua gelas jus sudah siap.
" nih Ar, diminum dulu"
" makasih Risa"
Larisa dan Arkan duduk berdua sambil menonton tv, Arkan memang sudah akrab dengan keluarga Larisa, jadi dia sudah seperti dirumah sendiri.
" Ar, gue ke atas dulu ya, Lo tunggu disini dulu, gue mau pergi soalnya"
Arkan mengangguk.
hari sudah sore, Larisa sudah siap dengan dress sedikit diatas lutut dipadu cardigan. risa Turun menuju ruang keluarga menghampiri Arkan.
" masyaallah, Larisa makin cantik kalo udah mandi" ledek Arkan.
" kan mau pergi Ar, jadi harus mandi dulu, hehe" Risa nyengir
" emang Lo mau kemana Ris?, pergi sama mama?" tanya Arkan.
belum sempat menjawab suara ketukan pintu terdengar,
" assalamualaikum" salam Riyan
" waalaikumsalam" mama membukakan pintu, Riyan mencium punggung tangan mama Larisa.
" ayo masuk Riyan, Larisa ada diruang keluarga, lagi ngobrol sama Arkan, kamu langsung kesana aja, mama mau bikin minum dulu"
' Arkan?, siapa dia?' batin Riyan.
tanpa pikir panjang, Riyan langsung menuju ruang keluarga menghampiri Risa dan Arkan.
" assalamualaikum" sapa Riyan.
" waalaikumsalam" jawab Risa dan Arkan
mama datang membawa secangkir kopi,
" nak Arkan kenalin ini Riyan calon suami Larisa" ucap mama pada Arkan
" sini Riyan duduk" ucap mama, Riyan segera menghampiri.
" Riyan!" Riyan menjabat tangan Arkan memperkenalkan diri.
" Arkan!" sahut Arkan membalas jabatan tangan Riyan.
" Larisa, Lo tu emang nyebelin ya!, masa mau nikah gak bilang bilang, mama juga kok gak ngasih tau Arkan?!" Arkan mengomel.
" mama lupa nak, mama pikir Larisa udah cerita sama kamu" ucap mama.
" belum ma, Arkan beneran kaget seriusan"
Larisa yang mendengar Omelan dan gerutuan Arkan terkekeh geli.
" Risa diem deh, gue tu lagi marah sama Lo" ucap Arkan kesal.
" ya udah, gue minta maaf ya, udah deh jangan marah marah Mulu" ucap Risa masih terkekeh.
" yah mama, Arkan keduluan sama Riyan deh , Arkan gak jadi mantu mama dong, Arkan kira Risa masih jomblo eh tau tau udah ada calon aja, hehe" ucap Arkan terkekeh.
" arkaaaannn" Risa kesal
' sangat menggemaskan' batin Riyan.
" santai dong Risa cantik, bercanda doang, gak usah melotot gitu, jadi tambah cantik" Arkan meledek Risa.
" astaugfirullahalazim Arkan" teriak Risa, menahan malu.
" hush, udah Arkan, jangan ledekin Risa terus, nanti Riyan cemburu" ucap mama
" gak kok ma, tenang aja" sahut Riyan tersenyum.
" santai aja bro, gue sama Larisa cuma temen dari masih ingus meler" Arkan menepuk bahu Riyan.
Riyan hanya tersenyum tipis.
" ya udah deh Ris, gue pulang aja, Lo nya juga mau pergi, btw selamat ya semoga menjadi keluarga yang sakinah, jangan lupa bikin ponakan buat gue yang lucu lucu, dan ganteng kaya gue" ucap Arkan tertawa.
" pulang sana, untung temen, kalo bukan udah gue buang Lo ke laut" ucap Risa cemberut.
" iya iya, ini juga mau pulang, selamat ya bro semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, inget kasih gue ponakan. jagain Larisa baik baik" ucap Arkan sambil menjabat tangan Riyan.
Arkan berpamitan pada mama Risa juga, mencium punggung tangan mama Larisa.
***
sekarang diruang keluarga hanya ada Larisa dan Riyan, Risa merasa canggung, gugup dan ragu untuk memulai percakapan. memikirkan panggilan yang tepat untuk Riyan, mas! atau kakak! atau Abang!.
" eemm, mau minum apa mas?" tanya Larisa mencoba mencairkan suasana. Riyan tampak terkejut tapi tersenyum bahagia.
" gak usah, sebentar lagi kita berangkat, bunda udah nunggu" sahut Riyan di angguki Larisa. ya..Larisa sudah memutuskan memanggil Riyan dengan sebutan mas.
" kita berangkat sekarang?!" tanya Riyan, membuat Risa terkejut, lalu mengangguk
" mama, Risa berangkat dulu ya" pamit Risa
" iya hati hati dijalan" sahut mama
" assalamualaikum" keduanya mencium punggung tangan mama.
" waalaikumsalam"
Larisa dan Riyan langsung menuju butik, selama perjalanan tidak ada obrolan, Larisa hanya diam memandangi jalan yang tampak ramai, Riyan pun hanya fokus menyetir.
tak berapa lama mereka sampai di butik.
" assalamualaikum bunda" sapa Risa dan mencium punggung tangan bunda
" waalaikumsalam mantu bunda yang cantik" sahut bunda, Risa menunduk malu.
" ya udah ayok masuk, Tante Ratna sudah menunggu didalam" bunda menarik tangan Larisa, meninggalkan Riyan sendirian didepan, Riyan hanya geleng geleng kepala.
" mba yu ini Larisa calon menantu ku, dan ini Tante Ratna sahabat bunda pemilik butik ini" bunda memperkenalkan, Risa mengucap salam dan mencium punggung tangan Tante Ratna.
" cantik sekali jeng calon menantu mu" ucap Tante Ratna memuji.
" makasih Tante" jawab Larisa.
" eh Riyan mana Ris, sampe lupa sama Riyan"
" assalamualaikum" Riyan mencium punggung tangan bunda dan Tante Ratna.
" waalaikumsalam, hehehe..maaf ya nak bunda tinggalin kamu didepan, abis bunda seneng banget mau punya mantu" ucap bunda terkekeh.
" iya, sampe lupain anak sendiri ditinggal didepan" sindir Riyan. Larisa terkekeh melihat tingkah Riyan.
" udah udah mending Riyan sama Larisa langsung cobain bajunya" ucap Tante Ratna.
Larisa dan Riyan langsung mencoba baju pertama, gaun pengantin dan jas pengantin berwarna putih, Larisa keluar dari ruang ganti, begitu juga dengan Riyan keluar dengan setelan jasnya.
" masyaallah cantik banget kamu nak" ucap bunda memegang pipi Risa.
" bunda bisa aja, makasih bunda" Risa tersenyum manis.
' cantik' batin Riyan.
" terus baju kedua kalian mau pake warna apa?" tanya Tante Ratna.
" Risa ikut mas Riyan aja" ucap Risa tapi menghadap bunda.
" loh kok ngomongnya menghadap bunda, tapi yang disebut Riyan" bunda tertawa meledek Risa.
" langsung menghadap Riyan nya dong" ucap bunda lagi.
" bunda..!" tegur Riyan, bunda semakin tertawa.
" ya udah baju selanjutnya biar Riyan sama Tante aja yang tau" ucap Riyan. Larisa mengangguk.
terlihat Riyan dan Tante Ratna tengah berbicara serius, mereka membahas tentang baju yang akan dipakai selanjutnya. Larisa sebenarnya sangat penasaran, tapi dia tidak terlalu memikirkannya.
Akhirnya fitting baju pernikahan hari ini selesai. Larisa dan bunda masih duduk menunggu Riyan yang belum selesai dengan Tante Ratna. Riyan pun selesai, langsung menghampiri bunda dan Risa.
" yuk, udah selesai" ucap Riyan
" gimana bajunya?" tanya bunda, dijawab dengan acungan jempol oleh Riyan.
" ya udah yuk kita pulang" ajak bunda.
" iya bun" sahut Risa.
" mba yu kita pulang dulu ya, makasih banyak loh udah bantu aku ngurus semuanya" ucap bunda pada Tante Ratna.
" iya jeng sama sama, aku seneng banget loh bisa bantu, apalagi menantu jeng cantik banget" jawab Tante Ratna.
" Tante jangan lupa ya, harus sesuai" ucap Riyan pada Tante Ratna.
" siap captain" sahut Tante Ratna dengan memberi hormat pada Riyan. Riyan tersenyum, Risa semakin penasaran apa yang direncanakan Riyan dan Tante Ratna.
' apa benar dia seorang pilot' batin Larisa.
" duluan ya mba yu, assalamualaikum" pamit bunda.
" waalaikumsalam" jawab Tante Ratna.