Penentuan Tempat KKN

1282 Words
"Manda.., bangun, Woy!" Selly meneriaki teman kostnya itu sambil goyangin pinggul Manda pakai ujung Kakinya. "Kebo bangun. Udah siang nih. Gak malu lo sama ayam berkokok!" pekiknya lagi masih terus goyang-goyangin tubuh Manda. "Berisik lo. Baru juga jam enam!" Manda menggeliat seraya menjauhkan kaki Selly yang masih ada di pinggulnya. Mana kena kuku kakinya Selly yang tajam lagi. "Huufft, berdarah deh!" gerutu Manda meski masih terpejam. "Hahaa, coba lo cium!" Selly menyuruhnya. Bagai tersihir, Manda nurut. Ia mengendus tangannya yang tadi megang kaki Selly. "Aahk.., huweekk. Selly tangan gue jadi bau sikil lo." jerit Manda. Tadi Selly sengaja lumurin sama terasi tercampur bau alami kakinya. Perpaduan racun yang mematikan bagi Manda. Bukan cuma bangun. Dia bisa koit mendadak kalau Selly bangunin dirinya kayak gini caranya. "Lagi lo, bangun gak!" "Mau ngapain sih, Sel?!" Manda menggaruk-garuk kepala geram. "Ngapain. Lo disuruh ngadep dosen jam delapan. Hari ini ada pembagian lokasi KKN," seru Selly sambil menggeleng. "Tapi,'kan baru jam enam, Sel!" Gak ngerti apa Selly kalau Manda itu ngantuk. "Jam enam kepala lo botak. Lihat udah jam setengah sembilan." Kalau Selly gak sayang Manda. Sudah di tinggal tuh anak dari tadi. "Shiitt!" umpat Manda pakai nabok keningnya. "Kenapa lo baru bangunin gue?" gerutunya lagi seraya bangun. Gak peduli sama keadaannya yang acak kadul. "Terserah lo deh, Amanda binti Muzenah. Gue udah bangunin lo dari tadi." Habis ini Selly yakin Manda langsung pakai jaket kesayangannya terus ngeloyor pergi gitu saja gak pakai mandi dulu, sikat gigi, apalagi sabunan. Untung Manda gak memiliki bau badan. jangankan mandi,ya... Rambutnya saja cuma dia sisir pakai tangan dengan gerakkan kilat. "Ayok Sell!" "Eh, lo gak mandi?!" seru Selly. Padahal tadi ia cuma nebak asal. Eh, ternyata terjadi lho. Kalau kejadian tadi di jadiin kuis. Selly sudah dapat juara satu pasti. 'Emang si Manda gak pernah berubah... Biar usianya sudah dua puluh satu tahun juga'. pikir Selly tak percaya. *** "Mati gue, mati. Telat udah telat! Nanti si Ambar dan si Lisa pasti bakalan seneng banget lihat gue telat. Ahkk, semoga Pak Seno gak marah!" runtuk Manda berlari seraya membenarkan letak tasnya yang tercangklong di bahunya. "Sel, cepet lari!" suruhnya biar si Selly gesit. "Tau gitu gak gue tungguin lo!" Sudah dia nungguin sekarang Manda malah lari gitu saja gak pakai tunggu dia. Dasar teman gak setia kawan. Manda mengetuk pintunya seraya merapal doa meski cuma komat-kamit. "Masuk," sahut Pak Seno malas "Maaf Pak, kita telat! Hhehe!" Manda ketawa kaku. "Gak telat kok," jawab Pak Seno. Emang baik bener deh si Mister Seno. Padahal Manda dan Selly sudah telat dua jam dari jam yang di tentukan. Lisa dan Ambar sudah ketawa puas saja. Ngarep banget Manda dan Selly diomelin. "Ngapa lo?!" cicit Selly sangat pelan kearah Ambar dan Lisa. "Iyah bener kalian gak telat. Saya nunggu kalian udah sampai bisa sarapan, jogging, Emm... Main EPEP. Gak lama, kan?!" sarkas Pak Seno juga mendelik ke Manda. "Hhehe, Hehehe, yah.., tergantung Pak. dilihat dari segi mana dulu. Kalau untuk tidur siang dua jam itu cukup. Kalau buat muterin Mal dua jam itu sebentar banget, Pak. Apalagi kalau pakai nonton," papar Manda. "Aji gile di jawab dong sama tuh bocah," gerutu Selly lalu menutupi sebelah wajah. Selly lirik ke Ambar dan Lisa. Keduanya sudah dapat dokumen. Selly tebak mereka sudah menentukkan tempat KKN mereka. Berarti tersisa cuma dia sama Manda yang belom ambil. Ahkk, semoga gak di sekolah Pemuda bangsa. Selly masih berharap sekali lulus cepat dengan nilai baik. Dan menentukkan tempat KKN yang oke menurutnya juga salah satu kunci bisa mendapat jalan mulus sampai wisuda. "Bagus, bagus. Saya suka jawaban kamu Manda. Karena kamu kreatif jawabnya, jadi saya kasih kamu pilihan pertama, Kamu mau bimbingan di Sekolah Pemuda Bangsa atau Pelita Harapan?" 'Huufftt. Si Manda pasti pilih Pelita harapan. Hancur udah cita-cita gue lulus tahun ini' runtuk Selly dalam hati. "Pemuda bangsa." "Hhah!" bukan cuma Selly yang kaget. Ambar dan Lisa pun sama. "Yah. Emangnya kenapa?!" tanya Manda pasang muka bingung. Dan karena pilihannya itu, kehidupan Manda akan berubah 180° dari yang sekarang. Ketenangannya menjadi porak poranda dengan kehadiran empat cowok sekaligus. *** "Man.., manda!" teriak Selly. Tadi Manda sudah ninggalin dia yang memilih berdebat dulu dengan Pak Seno agar bisa di tempatkan di sekolah Pelita Bangsa, bareng sama Ambar. Tapi Pak Seno kekeh nolak. Dengan alasan mereka semua harus ada di empat sekolah yang berbeda untuk menguji sampai mana ilmu yang meresap ke otak mereka. Sebetulnya sekolah Pelita Harapan gak begitu buruk. Tapi tempatnya agak jauh sama kost-kostan mereka. Kalau pindah Selly males banget. KKN cuma butuh waktu tiga bulan. Ya kali, habis itu Selly pindah lagi. "Ayok cepet pulang! besok kita ngajar," jawab Manda semangat. Adalah cita-citanya bisa memberikan bimbingan kepada para murid. Meski otaknya juga kadang masih perlu di bimbing. "Yee. Tunggu gue," rengek Selly. Eh, Si Andi lewat. Selly langsung TEPE-TEPE dulu dong. Matanya tiba-tiba kayak orang kelilipan merem melek gitu. "Yee. Gue suruh cepet malah godain anak orang dulu. Sawan yang ada," cicit Manda geram. Andi lagi kayak gak ngrasa gitu di kasih sinyal cinta sama Selly. Mukanya datar. Ibarat tembok itu kayak sudah di Aci. Gak ada bengkok-bengkoknya sama sekali. Andi naikin kaca mata yang bertengger di hidungnya "Kamu kenapa, cacingan?!" Gubrak, si Manda denger langsung pakai telinganya sendiri. Iyah sih, pastinya pakai telinga dia sendiri. Siapa juga yang mau pinjemin telinganya. Oke. Balik ke Selly yang shock, Jadi sejak pertama masuk sampai duduk disemester tujuh. Andi sama sekali gak merasa kalau Selly suka sama dia. Wah, itu bukan gak peka lagi. Tapi sudah TER-LA-LU! untung Selly gak nyanyi Manda langsung narik Selly yang beku. "Kita duluan,yah Di!" ijinnya. Setelah agak jauh, "Woy.., sadar lo!" teriak Manda tepat di telinga Selly. Selly melotot, tabok-tabok telinganya yang berdengung habis denger suara Manda. "Mandra. Kuping gue pengeng!" teriak Selly. Gitu deh kalau dia lagi kesel sama Manda, panggilannya ganti jadi Mandra. "Lagi lo, Si Andi gak suka masih aja, jaga gengsi dong." Tantang Manda. "Eeh, lo serius mau ngajar di Pemuda bangsa?!" tanya Selly KEPO tingkat UGD. Maksudnya kalau Manda gak jawab, Selly bakalan cabik-cabik Manda sampai masuk UGD. Manda cuma ngangguk tiga kali dengan penuh keyakinan. "Suwer tekewer-kewer lo?!" "Suweerrr! tumpeh deh, eh sumpeh!" sungut Manda sambil mengacungkan kedua jarinya. *** Kalau dari tadi sudah kenalan sama si Manda dan Selly yang super gak jelas bin random itu. Sekarang gimana kalau tengok ke empat cowok super kece yang tergabung dalam satu grup “Aufklarung” . Diambil dari sejarah Eropa, sebagai tanda jaman pendewasaan untuk bangsa Eropa semasa abad ke -18. Nama itu di idekan oleh Zero, anggota ke dua. Memiliki pengaruh kuat sebagai penasihat ketiga anggota lainnya. Tentunya kekuasanya di bawah Sang Master Adrian Rayasa. Hem... Membicarakan nama pria itu tanpa embel-embel 'pangeran kegelapan' saja rasanya begitu tabu. Ada satu wejangan yang diyakini semua anak SMA di daerah sana. Desas-desus yang beredar dari telinga ke telinga bahwa sebenarnya Adrian bukanlah seorang manusia melainkan alien yang terperangkap di bumi. Semua teori konspirasi terlanjur menguar tanpa bisa Rian cegah, lagipula ia tidak peduli. Baginya keberadaan alien hanyalah sebuah mitologi sama halnya dengan kisah para dewa Yunani. Tapi bagi para penggemarnya hal itu kuat di rasakan. Bagaimana mungkin ia masih bisa terlihat sangat tampan dalam keadaan apapun bahkan saat tengah berkeringat seperti sekarang. “Rian... I love you!” teriak para gadis “Rian... Jadi pacar gue dong!” jerit Mitha “Rian... I need you, aku mau kamu yang jadi pendamping aku!” Si pemilk nama hanya diam di tengah lapangan, sedang serius menatap sebuah ring yang bertengger di atas. Peluh membanjiri dahinya yang terpasang headband berwarna hitam sangat kontras dengan warna rambutnya yang kecoklatan. Sedang di tangannya ada satu bola berbahan kulit sedang menunggu nasibnya di lempar oleh si juara bertahan, Adrian Rayasa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD