Prolog

512 Words
Pernikahan merupakan impian bagi semua pasangan kekasih, begitu juga untuk Devan dan Azahra. Tanggal pernikahan tinggal satu minggu lagi, rasa bahagia semakin membuncah di dalam hati Devan dan Azahra. Malam ini, mereka akan bertemu dengan perwakilan wedding organizer untuk membicarakan perkembangan persiapan pernikahan mereka. Devan dengan sangat antusiasnya mampir ke salah satu toko bunga di dekat sana. Setelah membeli satu buket bunga untuk Azahra, lelaki itu segera melajukan mobilnya menuju rumah Azahra untuk menjemput bidadari hatinya. Devan memilih jalan yang lumayan lengang untuk menghindari kemacetan di jam rawan seperti saat ini. Betapa kagetnya Devan, dia menabrak seseorang yang tiba-tiba menyebrang dari sebuah perempatan menggunakan sepeda motor. Tabrakan yang lumayan kencang hingga seseorang yang dia tabrak terpental dan terseret beberapan meter. Devan yang sangat panik langsung keluar, bersama dengan beberapa warga sekitar yang menyaksikannya. Devan dan salah satu warga membawa seseorang itu menuju rumah sakit yang tidak jauh dari sana. Devan berlari memanggil perawat dan dokter jaga, mereka dengan cepat membawa lelaki yang Devan tabrak menuju ruang perawatan. Lelaki itu menggenggam tangan Devan sebelum dibawa masuk ke dalam, lelaki itu menyebutkan nama putrinya, Naomi Indira. Putrinya yang mungkin akan menjadi yatim piatu ketika ajal menjemputnya. Lelaki itu berpesan dengan suaranya yang parau, meminta Devan menjaga putrinya. “Jaga putriku, Nao … mi.” Devan menghubungi keluarganya, dan juga Azahra. Semua orang datang ke rumah sakit untuk menemani Devan di sana. Devan juga telah menghubungi pihak yang berwajib untuk menjembatani mediasi dengan putri yang lelaki itu tabrak. Semua orang menunggu dengan harap-harap cemas, pintu ruangan terbuka bersamaan dengan dokter yang keluar dari sana. Dokter mengumumkan kematian dari lelaki itu, karena cidera parah yang terjadi di kepalanya. Kaki Devan lemas seketika, dia menjadi pembunuh dalam waktu sekejap. Bayangannya berkecambuk, melayang akan sosok Naomi Indira yang lelaki itu sebutkan. Bagimana Devan akan menghadapi putri dari lelaki yang dia tabrak hingga meninggal? Lambat laun, Naomi yang awalnya sangat dingin dan membenci Devan mulai menaruh hati kepada lelaki itu. Naomi menyalah artikan tanggung jawab Devan sebagai rasa cinta. Wanita itu mengutarakan isi hatinya kepada Devan, meminta agar dirinya dan Devan menjalin hubungan yang lebih serius. Tidak bisa menolak perasaan Naomi, Devan hanya mengiyakan apa yang wanita itu minta tanpa memberitahu Azahra. “Aku memiliki Azahra, aku mencintainya.” “Aku tidak peduli, sebelum ada pernikahan di antara kalian. Aku tetap mencintaimu,” ucap Naomi Indira kepada Devan. Serapat apapun kamu menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Begitulah kiranya yang pantas untuk mewakili keadaan. Azahra mengetahui hubungan mereka, wanita itu marah dan meminta Devan memilih antara dirinya atau Naomi. Keluarga Devan dan Azahra juga telah mendengar keributan yang terjadi, mereka menyayangkan apa yang telah Devan lakukan. Ibu Devan sudah memberikan kepada Azahra bahwa Devan pasti memilihnya, tapi Azahra tidak sabar menunggu Devan yang nampaknya tidak berdaya memilih di antara dirinya ataupun Naomi. Semua telah usai, rahasia yang telah Devan tutupi serapat mungkin telah terendus aromanya. “Kamu harus memilih, aku, atau Naomi?” -Azahra Fajrin- “Kamu harus mendengarkan pilihanku. Cinta, aku memilihmu.” -Devan Rewangga- Kali ini, bisakah cinta mempersatukan kembali? Ataukah cinta yang akan mempertemukan sosok pengganti?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD