REWRITE THE STARS

Hari ini aku sudah mendapat kabar bahwa keponakan ku baru saja lahir ke dunia. Alhamdulillah, seorang anak laki-laki yang sudah sangat di tunggu oleh Mas Bhima dan Mbak Jasmine akhirnya hadir melengkapi kehidupan mereka.  Abidzar Khairil Abhimata, ah. Kamu tampan sekali nak!   Tapi sayang, Mbak Jasmine--kakak iparku memilih tidak melahirkan di KMC rumah sakit tempat kami bekerja, jadinya aku harus pergi ke rumah sakit lain untuk menjenguknya seperti sekarang ini aku yang baru saja pulang dinas sedang menuju rumah sakit tempat Abidzar lahir   Ponselku berdering pendek saat motorku terparkir. Tanda pesan masuk, Mama.   "Dek, mbakmu di VVIP lantai 5 ya. Kamar 436,"   Begitu isi pesan Mama, langsung saja aku menuju lift dan naik ke lantai 5. Lantai VVIP ini sekarang sedang ramai, terlihat dari beberapa orang yang mondar-mandir sejak aku turun dari lift. Ku putar kenop pintu. "Assalamualaikum," ucapku, di sana sudah ramai orang, bahkan krucils pun ikut datang menyambut kedatangan sepupu baru mereka.   Aku langsung menyapa Mbak Jasmine dan memberinya selamat, Abidzar sedang di gendong Utinya yang duduk di sofa bersama Chika. "Chika nggak rewel kan, mbak?" tanyaku.   "Nggak, tadi dia langsung nangis begitu ketemu mbak. Dia tanya sakit nggak, adek nakal ya? Mbak jelasin lagi pelan-pelan, Alhamdulillah akhirnya Chika ngerti kalau memang Allah kasihnya adik laki-laki. Ehhh, Ayahnya langsung rencanain momongan kedua, baby program cewek katanya," jelas Mbak Jasmine sambil mendelik ke arah Mas Bhima yang cengar-cengir tanpa dosa.   Sableng emang Mas Bhima sableng!!   "Hahahaha parah mas, jahitan belum kering udah mau program lagi. Jangan dengerin mbak, sableng emang. Dia aja suruh hamil." kelakarku, semuanya ikut tertawa.   "Mbak juga maunya gitu, biar dia ngerasain hahahah."   Tawa mereka terhenti ketika pintu kembali terketuk, ada tamu lagi. Mas Bhima segera membuka pintu dan menyambut tamu itu.   Deg.   Dia.   Aku lantas mengalihkan pandanganku ke arah lain. Lelaki itu, dia, dokter spesialis bedah yang PPDS baru di KMC, kan?   "Kok kenal mas Bhima?" batinku.  "Aahh bodoh!! Dia kan temen kuliahnya mas Bhima waktu di Belanda!! Ya jelas kenal lah!!"   Aku tak tahu namanya, aku cuma tahu kalau yang lagi ngobrol dengan Mas Bhima itu adalah dokter di KMC.   "Oh iya, bro. Gue tahu, KMC itu luas dan pasti lo lupa kan, Kenalin, ini adik gue, Kanika. Inget nggak?" ucap Mas Bhima.   Eh?   "Aduh, apasih ini!" batinku. Kenapa aku jadi salah tingkah begini?   Lelaki itu mengulurkan tangannya padaku. "Genta," ucapnya. Namun aku tak menyambut uluran tangan itu.   "Saya Kanika," aku tersenyum kecil lalu merendahkan pandanganku darinya.   Astagfirullah, awas mata Kani!!   Ia mengulum senyumnya lalu menarik tangannya kembali. "Oh maaf kalau gitu. Kamu bidan asistennya dr. Nadia kan?"   Aku hanya mengangguk.  Aku malu pemirsah!! Pipi ku pasti sudah bersemu merah, aku terus berusaha mengalihkan, aku memilih melipir ke sofa dan bermain dengan Double R yang juga turut datang ke sana.   "Lucu ya, bro. Cepet banget nggak berasa tahu-tahu lo udah punya anak aja." ujarnya masih bisa ku dengar    "Hahaha, Alhamdulillah. Lo kapan nih nyusul gue?" kelakar Mas Bhima, lelaki itu tergelak.   "Sabar bro, udah ada inceran gue. Nanti gue kasih tahu siapa dia," ucapnya, mata kami bertemu pandang namun segera saja aku kembali terfokus pada Riana di gendonganku yang sedang mengoceh dan membuatku tersenyum melihatnya. To be continued