bc

Lianna: You're Mine

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
dark
tragedy
sweet
humorous
serious
mystery
like
intro-logo
Blurb

Bermain peran merupakan keahlian seorang Lianna. Tidak pernah sekalipun ia gagal dalam bermain peran. Dua ibu jari pun masih kurang untuk menunjukkan kehebatannya. Namun, siapa yang akan menyangka ia memiliki trauma yang mendalam.

Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan seorang paruh baya. Seorang paruh baya yang merupakan sosok indigo, meramalkan sesuatu yang mengerikan akan menimpanya. Akankah hal tersebut terjadi padanya? atau perkataan sosok indigo tersebut hanya bualan saja. Setiap malam Lianna selalu bermimpi buruk tentang dirinya. Anehnya, setiap mimpi itu berjalan menjadi sebuah kenyataan.

chap-preview
Free preview
Part 1. Panggilan Kesayangan
Ribuan wartawan berkumpul menanti tamu istimewa dari Panti Jompo 'Penuh Cinta'. Tamu yang digadang putri dan putra konglomerat tersebut akan tiba pada pukul sembilan pagi ini. Tak hanya wartawan, masyarakat biasa pun turut berkumpul guna menyaksikan momen langka ini. mereka menyebut momen ini sebagai momen 'Emas'. Alasan logis mengapa mereka rela menunggu hingga berdesakan yaitu karena dua hal. Yang pertama, untuk melihat wajah putra dari konglomerat Sugiono yang selama lima belas tahun lamanya tak tersorot oleh kamera wartawan. Yang kedua, untuk melihat putri dari konglomerat Hatta Salam, yang juga seorang aktris dan model ternama. Tentunya momen ini sangat langka. Terlebih lagi keduanya banyak menghabiskan waktu di luar negeri guna menempuh pendidikan mereka. Yang ditunggu pun akhirnya tiba. Lima mobil datang bersamaan dengan empat mobil lainnya. Empat mobil tersebut sebagai pengawal satu mobil yang diduga milik putri konglomerat Hatta Salim. Mobil yang digadang-gadang menjadi sepuluh mobil termahal di dunia tersebut, semakin terlihat mewah dengan warna merang yang mengilap. Sepuluh pria berbaju hitam dan berbadan kekar berbaris di kedua sisi red carpet layaknya sebuah pagar. Salah satu orang yang mengenakan baju hitam tersebut membukakan pintu mobil. Setelah pintu terbuka, wanita berbadan mungil turun dari mobil tersebut dengan pakaian non-formal. Yakni hanya menggunakan jeans dan blouse disertai tas selempang putih yang mengait di bahunya. Tak disangka penampilannya akan sesederhana ini. Dimana ekspetasi publik tentunya berekspetasi putri konglomerat tersebut berpakain glamor dan mewah. "LIANNA!!!" teriak wartawan dan masyarakat begitu Lianna berjalan di atas red carpet. Semua sorot mata dan kamera tertuju pada sosok wanita mungil tersebut. Lianna berjalan perlahan layaknya model yang sedang catwalk. Di samping dengan asisten pribadinya dan para bodyguard. Seorang wanita paruh baya menghampirinya dan mengalungkan sebuah kalung dari bunga, sebagai ucapan selamat datang. "Selamat datang, Lianna!" Sapa pemilik panti kepada Lianna. "Terima kasih, Bu... " balas Lianna terjeda. Niat hati ingin berterima kasih sekaligus mengucapkan namanya. Kendati, cerebrum milik Lianna melupakan nama sosok yang sedang menjabat tangannya tersebut. Jika dalam situasi seperti ini, Lianna memilih opsi call a friend. Lianna menoleh ke kanan tempat sang asisten berdiri. Lianna memberikan sebuah isyarat sebuah 'senyuman' kepada Butel, sang asisten. Butel dengan kepolosannya membalas dengan senyuman pula. "Bu siapa woii?" Bisik Lianna kepada Butel. "Busuk?" Balas Butel singkat. What the hell?! "Bu... Suk?" Sambung Lianna dengan ragu-ragu. Sosok yang baru saja Lianna panggil dengan 'Bu Suk' itu mendelik kaget. Melihat ekspresi ibu pemilik panti sontak membuat jantung Lianna berdegup tidak karuhan. Jantung Lianna sepertinya sedang bermain trampolin di tempatnya. Butel menyenggol halus Lianna, seolah bertanya-tanya akan panggilan tersebut. Lianna hanya bisa menelan saliva, menunggu kelanjutan dari ekspresi tersebut. "Owhhh ya ampunn! Lianna, ternyata kamu masih ingat dengan panggilan kesayangan itu. Ibu ga nyangka bangett." Ujar Bu Suk sang pemilik panti terharu. Lianna bingung harus menanggapinya dengan apa, ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Lianna digiring masuk ke dalam panti, tepatnya menuju ruang tamu VIP. Bu Suk kembali ke luar untuk menyambut tamu selanjutnya. Sedangkan di ruang tamu hanya terdapat Lianna dan asistennya. "Jadi, namanya Bu Suk ya... ehm baru tau aku." Celoteh Butel sembari memasukkan tumpukan camilan ke dalam mulutnya. "Eitss, tunggu!" Seru Lianna sembari menarik tangan Butel. "Bukannya lo yang bilang Bu Suk ya? Lo sendiri kan yang bilang begitu gue tanya, dan lo jawab Bu Suk?!" Sambung Lianna mengintrogasi Butel. "Eh kamu nanya ya? Aku dengernya kamu ngomong Busuk, jadi aku kira kamu lagi ngomong ke aku kalo kamu nyium bau busuk." Celetuk Butel dengan polosnya. What the hell?! Selang beberapa menit, tamu yang ditunggu pun tiba. Dia, putra satu-satunya konglomerat Sugiono datang menggunakan celana bahan berwarna hitam, baju kaos berwarna putih, jaket, topi, masker, sepatu serba hitam. Lianna menyipitkan matanya ke arah tamu yang baru datang. Pakaian serba hitam? Dikata mau ziarah kubur apa?! Bu Suk mempersilahkan tamu yang baru datang tersebut untuk duduk di samping Lianna. Tamu tersebut pun menurut mengikuti arahan Bu Suk, duduk di samping Lianna. "Silakan di cicipi dulu wejangan yang seala kadarnya ini, hehehe... nanti perkiraan jam 9. 30 kita keliling panti jompo ya." Tutur Bu Suk kepada para tamu. Bu suk kembali keluar untuk mengecek persiapan untuk acara jam sembilan lewat tiga puluh nanti. Sedangkan di ruang tamu hanya ada para tamu VIP saja. Pria di samping Lianna, alias Zeehan membuka maskernya yang masih terpasang sedari tadi. Atmosfer seakan menjadi dingin. Hanya kesunyian yang mengelilingi tiga orang tersebut. Tiba-tiba tenggorokan Lianna terasa kering. Ia mengedarkan pandangannya ke hidangan yang ada di depannya. Cola! Ia menemukan minuman haram untuknya tersebut. Iya haram, sebab minuman bersoda dapat menyulitkan Lianna yang menderita insomnia. Namun, sepertinya kali ini ia akan meminumnya. Perlahan ia menggerakkan tangannya ke arah gelas berisi cola tersebut. Tangan Lianna belum juga sampai pada gelas tersebut, sebuah tangan langsung mengambilnya tanpa jeda. Lianna hanya bisa mengiklaskan segelas cola tersebut diseruput oleh orang di sampingnya. Hanya ada satu gelas, diambil pula! "Cola ga baik buat yang insomnia seperti kamu!" Cibir Zeehan sembari menyeruput kembali cola miliknya. "TAU!" Ketus Lianna sembari memutar bola mata jengah. Zeehan senyum menyeringai. Atmosfer ruang tamu sepertinya semakin tidak kondusif. Butel dengan cepat mengambil langkah aman, sebelum menjadi sasaran empuk kemarahan Lianna. "Li, aku keluar dulu ya. Mau nanya kamar mandi, kebelet." Izin Butel pada Lianna. Lianna membalasnya dengan anggukan. Lianna masih belum menatap sosok di sampingnya. Entah punya dendam kesumet atau memang enggan. Meskipun telah lama tak berjumpa kawan lamanya, Lianna sepertinya buka tipekal orang yang kepo, mungkin. "Ini, kamu minum jus aja!" Seloroh Zeehan. "Ga mau minum juga?" Tanya Zeehan dengan suara yang pelan. Lianna masih tidak menanggapi Zeehan. "Atau mau yang ini?" Zeehan menawari segelas cola yang ada di tangannya. Dengan cepat tangan Lianna langsung menghampiri segelas cola yang disodorkan Zeehan. Namun, ketika tangan mungilnya hendak merebut segelas cola tersebut, tangan jahil Zeehan menarik kembali. Membuat keduanya saling menatap satu sama lain. "Ternyata, masih sama." Tutur Zeehan menatap Lianna begitu intens, diakhiri dengan seringai yang manis. "Zeehan, dekatkan wajah kamu ke aku!" Pinta Lianna dengan raut wajah khawatir. "Kenapa?" "Cepat dekatkan!" Desak Lianna. Zeehan menuruti perintah Lianna. Ia pun mendekatkan wajahnya hingga berjarak dua puluh lima sentimeter kiranya. Tangan kanan Lianna bergerak perlahan ke arah wajah pria di depannya. Menyentuh pipi, dan beralih ke kening. "Kening kamu, bagus deh." Puji Lianna dengan senyum seribu satu kelicikan. Jari kecilnya dengan lincah langsung menggetik kening Zeehan. "Rasain!" Hardik Lianna merasa puas.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
57.1K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook