‘Ketika kau terluka, datanglah padaku, dan aku akan menyembuhkan luka itu untukmu. Aku akan selalu ada, meski pun kau pergi aku akan terus ada di sini. Menunggumu kembali, ya … aku akan selalu melakukan itu. Aku tahu ini adalah hal yang bagi sebagian besar orang adalah hal yang bodoh. Tapi mereka tidak mengerti. Aku melakukan ini karena aku sangat mencintaimu.’ Wanita itu menarik napasnya panjang, ia mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha agar air yang sudah tergenang tidak jatuh dan pecah secara percuma. Ditariknya napas, lalu memikirkan hal-hal yang bisa saja menjadi pertimbangan agar hari-harinya jauh lebih bahagia. Ia kemudian menatap sekitar, dan melihat buku tebal yang berada di atas ranjang. Segera saja ia mendekat, meraih buku itu, dan membaca tulisan yang ada pada sampulnya

