78. Kelabu

2223 Words

Nathan memegangi pipinya yang panas pasca tamparan yang didaratkan Zefanya di sana. Dia lalu menatap Zefanya dan mendapati tajam mata perempuan itu terarah padanya. Membuat Nathan tersenyum hambar. Menyadari bahwa mereka berdua sama-sama saling melukai satu sama lain saat ini, padahal dulu saling mencintai dengan begitu besar. “Hentikan mulut sampah kamu itu,” desis Zefanya. Terdengar bergetar menahan emosi. “Saya sudah berhenti menjadi asisten pribadi kamu. Kamu tidak memiliki hak untuk menginjak-injak harga diri saya lagi.” Nyalang Zefanya menatap lurus langsung ke bola mata Nathan yang juga tengah menatapnya saat ini. Matanya memerah dengan air mata yang menggenang, siap luruh jika sedikit saja Zefanya berkedip. “Kenapa?” tanya Nathan, balas menatap Zefanya tak gentar. “Bukankah yang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD