Selama beberapa jam terakhir, yang dilakukan Zefanya hanya merenung dan melamun. Dia sudah mencoba mengikhlaskan kepergian ibunya, tetapi tetap saja, perihnya rasa kehilangan masih begitu pekat. Luka itu masih terlalu basah. Masih sulit untuk Zefanya bisa bangkit dan berdiri. "Zefanya." Panggilan itu tak lantas membuat Zefanya menoleh, sampai seseorang akhirnya duduk di sisinya. Bayu. Lelaki itu meletakkan beberapa botol minuman yang terdiri dari air mineral dan juga minuman ringan, kemudian satu bungkus makanan berat dari brand yang cukup terkenal. "Aku turut berduka cita atas meninggalnya Ibu kamu," gumam Bayu, tampak benar-benar tulus. Zefanya menoleh sekilas dan menunjukkan senyum tipis yang tak sampai ke matanya. "Terima kasih," Zefanya jawab. Terjadi keheningan lagi selama bebe

