Snow menatap pintu rumahnya cukup lama. Setiap kali merasa takut, panik, atau sedang dalam kondisi emosi yang tidak stabil, fokusnya langsung pecah. Entah apa yang membuat Snow seperti ini, tapi hanya karena sedikit trigger, suara-suara pikiran orang di sekitarnya akan kembali muncul dengan sangat berisik. "Aku temenin," tegas Raffa setelah beberapa detik Snow tidak kunjung turun dari mobil. "Enggak, aku nggak papa." "Itu pernyataan, bukan pertanyaan," balas Raffa. "Jangan sendirian dulu. Apalagi ada Gio." Snow tampak ragu. Akan sangat canggung jika Snow mengundang seorang lelaki ke rumahnya. Namun, di sisi lain, Snow juga takut hal seperti tadi terulang lagi. "Raff," panggil Snow ketika Raffa membuka pintu sebelah kiri. "Hmm?" "Aku takut ketahuan orang kalo kamu masuk rumah aku."

