bc

Assalamualaikum, Halalku

book_age16+
2.7K
FOLLOW
43.6K
READ
family
friends to lovers
drama
comedy
sweet
bxg
lighthearted
first love
school
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Bertemulah dengan Ainun Mahya, si cantik bermata biru layaknya langit yang menyinari bumi dan Fatan Kahfi, lelaki mempesona yang membuat setiap wanita menyebut namanya dalam doa untuk dijadikan Jodoh mereka.

Ini bukanlah kisah si kaya dan miskin

bukan pula kisah perjodohan yang berawal dari benci menjadi cinta

Ini hanya sebuah kisah sederhana mengenai Arti cinta karena Allah.

chap-preview
Free preview
Bab satu
      Matahari bersinar begitu terik di siang hari, membuat kami para siswa-siswi SMA Bakti Bangsa harus berulang kali menyeka keringat yang muncul di pelipis karena kami tengah menjalani kegiatan olahraga di lapangan yang tak jauh dari sekolah. "Ya Allah, ini mah bener-bener dah gosong kulit gue!!" pekik Sarah sambil mengipas wajahnya dengan kipas tangan.  Ainun menatap matahari yang memang terik sekali sehingga membuatnya harus menyipitkan mata. Seharusnya di bulan Oktober ini sudah memasuki musim hujan, namun sudah memasuki pertengahan Oktober hujan tak kunjung datang membuat kami masyarakat kekurangan pemasokan air. Bahkan, sudah hampir sebulan ia dan keluarganya harus ikut mandi di masjid karena air tidak mengalir. "Panas segini belum seberapa lho Sar, coba lo bayangin panasnya neraka.."  "Yah elo Nun, udah mah gue kepanasan lo malah ngomongin neraka, makin panas hati dan pikiran gue!" Deeva terkikik di sebelah Ainun. "Lo liat gih ke depan, lumayan bikin adem." Ainun dan Sarah sontak menatap arah yang di tunjukkan si gadis cantik Deeva.  "Masha Allah..." ucap Sarah lirih. Ainun, Sarah dan Deeva sama-sama menatap teman sekelas mereka yang tak lain si pria tampan Kahfi. Pria itu kini tengah bermain futsal bersama teman-teman pria yang lain. meski begitu, kehadiran Kahfi begitu mencolok dengan perawakannya yang tinggi serta wajahnya yang begitu tampan. Ainun menundukkan pandangan tidak tertarik dan ia memilih untuk memainkan rambut Sarah yang tergerai indah meskipun berkeringat. Dalam hati ia begitu menyayangkan mahkota sahabatnya itu harus terlihat orang banyak. Namun Ainun hanya bisa berdoa semoga Sarah bisa menyusul Deeva untuk berhijab. "Si Kahfi ganteng banget ya? ya Allah itu wajah apa papan seluncuran, mulus amat kagak ada jerawat." puji Sarah dengan mata yang masih mengikuti pergerakan Kahfi.                 “Yah Kahfi ganteng mah itu udah cerita lama. Eh dia tuh mau lanjut ke Kairo bener enggak sih?”             “Enggak tahu, tapi ya sempet denger sih. Kayaknya mah iya deh secara dia kan bakal jadi penerus pasantren punya keluarganya.”             Deeva tersenyum lebar. “Keren ya Kahfi, udah dia pinter, ganteng, alim terus ganteng lagi!”             “Eh, gantengnya kebanyakan kali! Hahaha tapi dia emang ganteng sih. Ada dia tuh, cowo-cowo yang lain jadi kayak butiran debu gitu.”             “Ah enggak juga,”             Sarah menyenggol bahu Deeva. “Iya deh, Ario enggak butiran debu!”             “Ih kok jadi ngomongin Ario sih?”             Sarah tertawa keras. “Oh bukan Ario ya? Gue kira kita lagi ngomongin cowo yang kemarin ajak lo makan es cream di kedai yummy.”             Deeva menatap panik Sarah, semburat merah terlihat di pipinya. “Ih Sarah kok lo tahu sih? Jangan-jangan lo ngikutin gue ya!”             “Heh gue enggak senganggur itu tahu?! Gue lagi ketemuan sama teman, terus lihat lo lagi berduaan sama Ario.”             “Gue enggak berduaan ya! Banyak orang di kedai itu.”             “Yeee tapi kan lo duduk berdua sama si Ario,”             Ainun yang melihat kedua sahabatnya mulai menjadi, mencoba menengahi. “Sudah ah masa cuma karena ngomongin laki-laki jadi ribut gini?”             Deeva cemberut. “Ya abis si Sarah tuh, ih sebel deh!” Deeva menarik rambut Sarah.             “Auw?! Gue ngapain lagi ih?”             Ainun menghela nafas. “Kalian terusin aja berantemnya kalau enggak malu. Aku mau kembali ke kelas,”             Ainun berjalan meninggalkan kedua sahabatnya yang kembali beradu mulut namun kali ini diselingi tawa.             “Assalamualaikum Kak Ainun, cantik banget sih!”             “Assalamualaikum Ainun, taaruf yuk sama aku!”             “Uh wajahnya adem banget sih, bikin gue mau mimpi basah nih!”             Ainun mencoba mengabaikan ucapat orang-orang ketika ia berjalan menuju kelasnya, sehingga ia harus melewati para siswa yang sedang beristirahat.             Ainun menghela nafas lega begitu ia sampai di dalam kelas. Menuju tempat duduknya, ia mengambil pakaian ganti dan membawanya ke toilet. … "Lo ngapain sih ganti baju di kelas? badan kayak gilingan aja sok pamer!" keluh Sarah pada Boby yang tanpa malu bertelanjang d**a di hadapannya. "Engga usah di liat kan gampang. Gue tau kok di hati lo, lo ngeces liat badan gue, nih lihat otot gue.. kagak kalah lah sama iko uwais!" Boby memamerkan ototnya. Sarah menatap seakan mual. "Otot apa tulang? abstrak, kagak jelas! Kahfi yang jelas-jelas badan kece aja gantinya di toilet," "Gue ganti baju di sini buat sedekah ke cewek-cewek kurang belaian macam kalian."  Ucapan Boby disoraki siswa-siswi yang mendengar.  "Deeva, lo bawa parfum?" tanya Ario mendekati bangku Deeva. Sarah dan Ainun saling melirik paham jika Ario hanya basa-basi, sudah menjadi rahasia umum jika Ario jatuh cinta kepada Deeva sejak MOS. "Bawa sih, tapi parfumku kan aroma bunga, masa di pake laki-laki?" tanya Deeva bingung. Ario tersenyum manis menunjukkan lesung pipinya. "Enggak apa-apa kok, aku pake dikit doang, boleh kan?" Deeva mengangguk dan menyerahkan parfumnya kepada Ario dan Ario menyemprotkan parfum sedikit ke pergelangan tangannya. "Udah?" tanya Deeva begitu Ario menyerahkan parfum kepada Deeva. Ario mengangguk. "Cuma buat di pergelangan aja kok, supaya kerasa.." "Kerasa apanya?" "Kerasa kalau lagi genggam tangan kamu," "Aiihhh... gombal juga lo kayak gembel!" celetuk Sarah merinding sementara Ainun hanya tersenyum kalem. Deeva sendiri tersenyum malu-malu dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Sar, gue pinjem parfum lo!" ucap Boby. "Buat apa?" tanya Sarah galak. "Buat cebok biar pantatku ada aromamu!" Sarah berdiri dan mengejar Boby yang kabur. "Awas lo ya ceking, gue patahin tulang lo?!" Ainun menghela napas dan merapikan pakaian olahraganya sambil memakan kotak bekalnya yang berisi nasi dan suwir ayam bikinan Bunda. Ainun memang terbiasa bekal daripada jajan di kantin, selain sehat juga hemat. "Ainun?" Ainun menengadahkan kepala manakala mendengar namanya disebut pertama kali oleh pria yang selalu membuat heboh kedua sahabatnya. Kahfi, pria itu berdiri di depan Ainun, Ainun sendiri terkejut kehadiran pria itu yang tidak ia sadari. "Ya?" Kahfi mengulurkan tangannya. "Mana PR matematika kamu? mau dikumpulkan," Ainun mengangguk dan menyerahkannya kepada Kahfi, lalu pria itu mengambil buku PR teman-teman yang lain, maklum Kahfi adalah ketua kelas.             Tanpa disadari Ainun dan Kahfi, hal sederhana atau malah wajar ini membuat teman-teman sekelas memasang mata ke arah mereka.             Maklum, sejak awal SMA, hampir semuanya menjadi shipper Ainun-Kahfi karena paras mereka yang cantik dan tampan apalagi mereka sama-sama kalem. Namun teman sekelas hanya menjadi shipper diam-diam saja, mengingat Ainun pasti akan terganggu jika menjadi pusat perhatian.             Interaksi Ainun dan Kahfi pun bisa dikatakan minim sekali, karena nama mereka yang berjauhan sehingga mereka tidak pernah satu kelompok dan Ainun memang sangat menjaga jarak dengan pria, begitu pun Kahfi pada perempuan. Sehingga ketika ada moment yang membuat mereka bersama tentu saja jiwa fans shipper Ainun-Kahfi bergejolak.             “Eh, Kahfi manggil nama Ainun!!” bisi Olive yang duduk di barisan ujung bersama yang lainnya.             “Mereka tuh cocok banget ih! Sumpah aku doain deh mereka jodoh. Gemes banget huuhu” seru Lita pelan sambil memperhatikan Ainun yang memberikan buku PR pada Kahfi.             Sementara di barisan pria, para pria menatap lesu dan berharap bahwa shipper Kahfi-Ainun akan berakhir dan musnah. Karena para pria sudah sepakat bahwa ‘Ainun milik bersama’.              halo semuanya, apa kabar? akhirnya setelah sekian lama hiatus, ku kembali berkarya juga!! move on yuk dari pak camat sama janda kembang,  kenalan sama dedek gemes Kahfi dan Ainun hehehe cerita ini akan mengakibatkan serasa makan cabe rawit, ngegiling bawang dan nyemilin gula jadi.. ah sudahlah!! sampai jumpa di bab 2

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Ensnared by Love

read
104.0K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
54.6K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.1K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.3K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook