Dua puluh empat jam terasa begitu lama berjalan, detik demi detik yang terasa bagai sebuah jawaban yang menanti dengan himpitan yang terasa kian menyesakkan. Ponsel Alena bergetar dan menderu pelan saat nama Nena ada di layar ponsel itu, namun Alena tak mampu bergerak dengan beban tubuh Rudolf pada tubuhnya. Alena melepaskan diri dari pelukan Rudolf sepelan mungkin, berdiri di samping sofa untuk mengamati pria pujaannya. Rudolf yang tertidur dan Alena terkejut saat laptop dan beberapa dokumen ada di atas meja yang tak jauh darinya. Rudolf tetap bekerja, tapi ia juga tidak beranjak dari sisi Alena. Rudolf tetap menjadi petarung tangguh di dunia bisnis. Waktu menunjukan pukul enam pagi. Alena mengusap d**a, merasakan nyeri. Meninggalkan Rudolf terasa sulit, terpisah dari dirinya, berjauh

