bc

Love Call

book_age16+
6
FOLLOW
1K
READ
fated
friends to lovers
goodgirl
badgirl
student
drama
Girl Power Counterattack
Writing Challenge
highschool
friendship
like
intro-logo
Blurb

Waiting love come for me

Aku...kan tetap menunggu...Hingga batas sang waktu...Tak lagi berputar sampai denyut nadi terhenti ku tetap selalu menanti seisi hatiku untukmu

chap-preview
Free preview
Bab 1
"Aku...kan tetap menunggu...Hingga batas sang waktu...Tak lagi berputar sampai denyut nadi terhenti ku tetap selalu menanti seisi hatiku untukmu". Lagi-lagi bunyi ringtone itu terdengar di sebuah kamar berulang-ulang. Tidak tahu apakah orang yang menelpon ke hp tersebut terganggu atau tidak. Sangat mengganggu dan berisik. Mungkin orang yang misscall itu mau dengar NSP. Kalau orang yang misscall dikenal tidak apa-apa. Tapi kalau tidak, benar-benar sangat mengganggu. Dan hari ini lagi-lagi seorang cewek bernama Hayi atau Hi diganggu dengan penuhnya misscallan di hpnya. Setiap hari dan setiap waktu hpnya terus berbunyi. Gimana tidak kesal coba? "Huh! Bikin kesal saja. Siapa sih nih? Misscall terus!" Lalu hpnya dibanting di tempat tidur. Perasaannya sangat kesal dan runyam. Malah ditambahi dengan misscallan usil. Dia kesal karena hari ini tidak bisa melihat cowok impian sekaligus kakak kelas yang ia kagumi dari dulu. Padahal dia usahakan cara apapun supaya bisa dekat dengan cowok itu. Tapi lagi-lagi tidak bisa. Setiap ingin mencoba akrab dan memberanikan untuk mengobrol ada saja anak-anak cewek lain yang mendekat. Dia selalu dikerubungi. Setiap hari malah. Sama sekali tak ada kesempatan untuknya. Wajar saja hal itu terjadi karena orang yang dia kagumi orang tenar di sekolah. Banyak yang mengidolakannya. Siapa coba yang tidak  mengidolakan cowok pinter,bisa main basket,bisa main gitar,anggota Pramuka sekaligus ketua OSIS? Hayi kadang-kadang merasa putus asa. Dia merasa buat apa dia melakukan semua itu tapi cowok itu tidak pernah berpaling sedikit pun kepadanya? Dia sudah nekat ikut klub basket supaya bisa ketemu. Lalu dia juga ikut Pramuka padahal dia sama sekali tidak ada minat sama sekali tentang itu. Hobinya sangat bertolak belakang dengan kegiatan Pramuka yang harus berkemah, bertualang,menjelajah dll. Sampai-sampai dia betul-betul nekat mau mencalonkan diri mau jadi anggota OSIS. Segala hal tentang cowok itu dia cari kemana-mana seperti orang gila saja. Mulai dari foto,biodata dan informasi tentang dia punya pacar apa belum serta alamat rumahnya. Setiap istirahat pasti dia sempatkan untuk menguntit cowok itu. Betul-betul kayak orang yang tidak ada kerjaan. Dia jatuh cinta sama cowok itu pun tidak disengaja sama sekali. Waktu liburan kelulusan kelas 6 dulu dia pergi ke toko buku sendirian. Disana dia sibuk cari-cari buku yang dia suka. Selesai dari toko buku dia mau pulang. Ditengah jalan tiba-tiba ada ibu-ibu menjerit tasnya dicopet. Mendengar itu Hati langsung berlari mengejar pencopet itu. Dia kejar terus sampai dapat. Tak berapa lama ada cowok yang ikut mengejar pencopet itu. Dia berhasil menghentikan pencopet itu. Lalu tas milik ibu itu dikembalikan. Hayi yang terpana dengan cowok itu malah lupa menanyakan nama dan berterima kasih karena telah membantunya meringkus copet tadi. Setelah liburan usai,dia masuk ke sekolah barunya dengan semangat baru. Ketika akan masuk gerbang sekolah barunya, dia seperti melihat cowok yang pernah menolongnya waktu di jalan. "Mungkin aku salah lihat",pikirnya. Tak lama acara penerimaan murid baru dimulai. Pertama ada sambutan kepala sekolah. Kedua ada sambutan wakil kepala sekolah serta guru-guru di sekolahnya itu. Selesainya ada sambutan perwakilan murid sekolah. Sambutan perwakilan oleh ketua OSIS. Hayi yang daritadi tidak terlalu memperhatikan jalannya upacara terkejut setelah melihat ke depan ruang pidato. Dia merasa sangat tak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia melihat seorang cowok yang selama ini dia cari sedang berpidato di depan semua murid-murid. Seorang ketua OSIS bernama Kim Hanbin. Seorang cowok yang membuat dia terpesona dan terkagum-kagum akan aksinya yang hebat menangkap pencopet waktu itu. Di dalam hatinya berkata "akhirnya ku menemukanmu disini,di tempat ini. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini". Kenangan itulah yang selalu teringat di kepalanya. Hal apapun dia lakukan terasa percuma. Dia merasa tak mungkin bisa mendapatkan hatinya Hanbin. Dekat dan akrab dengannya saja tidak sama sekali. Bagaimana bisa Hanbin bisa tau tentangnya? Dia seperti pinggul merindukan bulan. Tak mungkin bisa terkabulkan keinginan dan impian yang indah itu. Bisa jadi temannya dan mengobrol saja dia sudah senang apalagi jadi pacarnya. Mimpi yang ketinggian pikirnya. Hanbin itu seperti Bintang di langit dan paling terang sinarnya. Dia punya daya tarik sendiri yang membuatnya menarik perhatian semua orang. Semua ingin menggapai dirinya. Hayi pun begitu. Dia lakukan segala cara supaya bisa terambil tapi tidak berhasil. Rasanya ingin menyerah saja. Tetapi tak semudah itu perasaannya bisa melupakan Hanbin karena pikirnya Hanbin adalah cinta pertamanya dan sejatinya. Dia tidak bisa dengan gampang melupakan cowok yang sungguh-sungguh dia cintai seperti itu. Hatinya sakit apabila dia tidak perduli tentang Hanbin. Dia berusaha untuk lupa tapi ada saja yang buat dia ingat terus tentang Hanbin. Entah itu tentang kepopulerannya di sekolah yang selalu disebut-sebut cewek-cewek, foto-foto yang selalu ada di diarynya pada saat Hanbin berpidato di upacara dan seterusnya. Dia berusaha sibuk sendiri tapi tetap tidak bisa. Ketika mau tidur, makan,mandi, belajar dan lain-lain otaknya lagi-lagi berpikir tentang Hanbin. Hanbin terus yang ada di pikirannya. Tidak bisa berhenti memikirkannya. Saat memikirkan orang yang kita suka memang menyenangkan sekali. Hati terasa berbunga-bunga, perasaan melayang indah,semua hal yang terasa berat jadi terasa ringan dan semangat ada terus. Tetapi jika berusaha untuk lupa dan tidka bertemu sehari saja,hati terasa gelisah terus. Seperti Hayi saat ini. Dia terus cari-cari Hanbin di setiap sudut sekolah. Baru kali ini merasa seperti ini. Kalau ketemu rasanya deg-degan dan ingin lari terus sembunyi,tapi kalau tidak ketemu malah dicari-cari. Serba salah rasanya. Ketemu salah,tidak ketemu apalagi. Semangatnya hilang bila bertemu Hanbin sehari. Bukan hanya Hati yang begitu anak cewek yang lain juga. Wajar saja hal ini terjadi. Cowok seperti Hanbin hilang sedetik saja semua cewek langsung tahu. Apalagi sehari. Membuat cowok-cowok lain merasa iri hati sama Hanbin. Hanbin juga merasa bersalah sama teman-teman cowok lainnya. Ada yang bisa mengerti ada yang tidak. Seperti tahun lalu Hanbin pertama kali masuk SMP dia sudah diidolakan kakak kelasnya. Khususnya cewek. Hal inilah yang membuat kakak kelas Hanbin waktu itu sangat membencinya. Setiap hari Hanbin terus dikerjain dan dijahatin. Dia juga pernah hampir dilabrak dan dihajar sama kakak kelas anggota klub basket. Saat pemilihan ketua OSIS yang baru pun masih ada saja yang meneror dan mengancam Hanbin untuk tidak mencalonkan dirinya nanti. Tetapi Hanbin tetap tidak memperdulikan hal itu karena bdis melakukan itu bukan karena ingin merebut milik dan hak siapapun disana. Dia juga sebenarnya tak menginginkan jadi idola di sekolah. Semua terjadi bukan seperti yang dia inginkan. Dia tak ingin merasa diistimewakan oleh siapapun. Entah itu teman-temannya,guru dan lain-lain. Dia merasa hanya seorang murid biasa yang tidak perlu dijadikan "Raja" di sekolahnya. Tetapi mau diapakan lagi, teman-teman cowoknya sudah salah sangka dan salah paham tentangnya. Teman-teman cowoknya merasa dia jadi sombong dan besar kepala karena diidolakan. Kakak kelasnya pun terlihat membencinya. Dia merasa semua temannya itu tak percaya lagi padanya. Semua orang khususnya cowok ingin Hanbin celaka dan segera lenyap dari bumi ini. Dia merasa seperti makhluk asing masuk ke bumi. Kadang ia pun merasa putus asa,tetapi dia berpikiran positif dia menganggap semua ini hanyalah ujian dan cobaan dari Tuhan untuk mempertebal keimanannya. Memang susah sekali menjadi orang baik-baik. Selalu dicurigai dan banyak yang berburuk sangka padanya. Kita sudah berusaha melakukan pekerjaan apapun itu dengan benar,tetapi ada saja yang salah. Sampai sekarang masih saja ada yang membencinya. Semua yang seharusnya jadi milik teman-temannya terkesan direbut paksa dan licik oleh Hanbin. Hayi yang mendengar gosip miring dan tidak benar tentang Hanbin lantas saja sedih. Dia bertanya,"kenapa orang yang kelihatan tulus seperti Hanbin dianggap tidak benar? Apa salahnya Hanbin sampai-sampai hampir semua murid khususnya cowok menjadi sangat membencinya? Cewek-cewek lainnya pun mungkin berpikir seperti aku. Semua orang kan pasti punya kekurangan dan kelebihan. Begitu juga  Hanbin. Di dunia ini kan tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan hanya dimiliki oleh Tuhan semata." Tak terasa air mata menetes di pipi Hayi. Butir-butiran air mata kesedihan dan kekecewaan Hati yang selama ini ditahan tertumpah tua jua. "Aku ingin membuat dia senang, menghiburnya dikala dia sedih, tapi bagaimana aku bisa bicara dan menghibur Hanbin sedangkan kesempatan untuk dekat dengannya saja tidak ada? Tuhan apa yang harus kulakukan?" Lalu air matanya dihapus. Hayi tak ingin larut dalam kesedihannya terus. Dia mencoba terus tanpa menyerah dan putus asa agar suatu saat nanti ia bisa punya kesempatan bicara dengan Hanbin walaupun hanya sekali seumur hidupnya. Lamunannya lagi-lagi diganggu oleh misscall usil itu. Tak lama kamarnya diketok. "Hayi ada telpon dari Suhyun. Ayo cepat keluar!" terdengar suara mamanya dari luar. Dengan cepat Hayi segera turun dari tempat tidurnya dan menjawab telepon dari sahabatnya itu. "Hai Hayi lagi ngapain nih? Pasti lagi mikirin Hanbin kan? Aku tahu kok!" "Kamu itu... kututup lho ya kalo kamu niat telepon aku cuma mau ngegodain aku!" "Aduh..sorry ya! Hehehe. Jangan marah gitu dong. Aku cuma bercanda. Just kidding!" "Trus apa keperluanmu menelpon aku?" "Galak amat nanyanya, hehehe. Begini hari Sabtu depan rencananya aku dan teman-teman mau ke taman hiburan. Ya.... sekitar jam 11:00 kita pergi kesana. Kamu mau ikut? Ada kakak kelas yang ikut juga lho! hehehe" "Eh? Kamu bilang kakak kelas ikut?" Hayi terkejut. "Iya,Eh iya ada Hanbin lho! ❤️ Mau ya ikut sahabatku yang baik? hehehe" Ini benar-benar kesempatan bagus buat Hayi untuk mendekati dan akrab dengan Hanbin. Tanpa berpikir lagi Hayi langsung menjawab," Ya aku ikut!" Dengan semangat dia menjawab tanpa ragu-ragu "Oke jangan lupa jam 11:00 hari Sabtu depan!" Krek! Telepon pun ditutup. Hayi seperti baru saja seperti ketiban durian runtuh. Hatinya langsung berbunga-bunga. Semangatnya pulih lagi yang tadinya hilang. Dia jingkrak-jingkrak kayak orang gila. Lalu ia berlari ke kamarnya dan loncat-loncat di tempat tidurnya. "Senangnyaaaaa!" Khayalan Hayi lagi-lagi diganggu misscall usil itu. "Ah jengkelin banget sih! Ganggu orang yang lagi senang aja!" Misscall usil itu memang sedikit membuyarkan semua yang dipikirkannya tapi karena hari Sabtu nanti akan ketemu Hanbin hal itu sama sekali tak jadi masalah. "Mudahan nanti malam aku mimpi ketemu Hanbin. Ah.. senangnya" Esoknya dengan hati yang bahagia dan semangat yang penuh, Hayi siap pergi ke sekolah. Matahari pagi telah menyambutnya dengan hangat. Setelah selesai berpakaian ia segera turun menuju dapur untuk sarapan. "Pagi ma,pa, Chanwoo!" "Pagi Hayi! Tumben bangun pagi. Ada apa nih?",tanya mama. "Ah...palingan mau ketemu pacarnya kan,nenek?",ledek Chanwoo, adiknya. "Apa katamu? Seenaknya saja ngomong. Sini kamu!",balas Hayi kesal. "Wee..nenek tua,nenek jelek! Ayo tangkap aku kalo bisa! hehehe" Mereka lalu kejar-kejaran di sekitar meja makan. "Eh..aduh Hayi, Chanwoo! Sudah ah jangan kejar-kejaran terus,nanti terlambat ke sekolah lho!",tegur mama. "Iya ma!",jawab mereka serentak dan balik ke meja makan. "Hayi jangan lupa bawa bekal makan siangmu!",kata mama yang sedang cuci piring di dapur. "Ya ma!" Kalau begitu Hayi pergi dulu ya!" Dengan cepat Hayi langsung berangkat ke sekolah. Udara pagi rasanya hangat sekali baginya. Di tengah perjalanan dia bertemu sahabatnya Suhyun. "Pagi Hayi!" "Ah,pagi!", jawabnya dengan semangat. "Wah kamu pagi ini kelihatan gembira sekali. Ada apa nih? Tumben semangat ke sekolah biasanya malas. Dan kata mamamu dibangunkan sekolah saja susah! Hehehe",ledek Suhyun. "Kamu kayak bukan temanku saja. Aku kan senang karena Sabtu depan bisa ketemu Hanbin di taman bermain lagi. Ya meskipun tidak berdua dan kencan dengannya tapi aku senang banget! Hehehe",kata Hayi dengan gembira. "Dasar! Tapi apa lebih baik kamu ungkapan saja isi hatimu sekarang daripada nanti diambil orang lho!",saran Suhyun. "Kan sudah kubilang sama kamu. Dia tahu tentangku aja gak bagaimana mau tahu dia nerima aku atau gak,suka atau gak ya kan? Lebih baik begini jadi pemuja rahasia saja terus!" "Aku bukan maksa kamu buat ungkapin sih tapi aku kasihan lihat kamu ngejar-ngejar terus, sedangkan yang dikejar gak sadar!" "Sudahlah gak apa-apa kok! Kamu tidak usah khawatir. Aku gak apa-apa begini kok!",jawab Hayi dengan tegar. "Ya kalau kamu mau begitu aku bisa apa coba? Aku cuma kasih kamu semangat dan doa. Mudahan suatu saat nanti dia tahu tentangmu dan jadi suka kamu juga! Ok? Hehehe" "Makasih sahabatku!",jawab Hayi senang. Sebenarnya dalam hati yang paling dalam Hayi memang ingin segera menyatakan perasaannya ke Hanbin tetapi apa hasilnya akan sama dengan Hayi harapkan selama ini? Tahu tentang Hayi saja Hanbin tidak tahu. Dia sibuk dikejar-kejar cewek-cewek di sekolah  dimanapun itu. Betul-betul tak terjangkau oleh Yuki. Ketika ketemu di klub juga hanya bicara sepatah dua patah kata. Masing-masing seperti punya kesibukan tersendiri yang tidak bisa ditinggalkan. Bagaimana mau tahu tentang diri masing-masing? Apa selamanya perasaan ini harus dipendam oleh Hayi? Rasanya sia-sia saja Hayi ungkapkan. Semua yang ingin dia miliki terasa sulit diwujudkan. "Suara,rambut,tangan,mata Hanbin tak bisa aku miliki. Kalau saja semua bisa menjadi milikku... Tidak mungkin..Hal itu tidak mungkin terjadi. Sekarang untuk tahu tentang diriku saja dia tak mungkin bisa tahu. Dia terlalu sibuk mengurus urusannya sendiri. Mana mungkin aku bisa tahu perasaannya",pikir Hayi dalam hatinya sakit bila mengingat itu. Dia memang pernah berpikir untuk mengungkapkan perasaannya,tapi buat apa? Tak ada gunanya sama sekali untuknya. Menurutnya cukup melihat dan ketemu Hanbin di sekolah. Walau terasa seperti membohongi dirinya sendiri. TBC Hai para reader apa kabar kalian? Moga sehat dan bahagia selalu Aaamiin! Kembali lagi dengan karyaku lainnya Ini ceritaku masa SMP Bahkan sudah lupa pernah bikin saking lamanya! Untung ini kutulis di buku dan bukunya ketemu *heran juga masih ada Kata temanku rajin betul kamu nulis di buku *akupun yang nulis bingung Maklum belum punya komputer/laptop Zaman dulu punya komputer aja sudah mewah banget Barang mahal soalnya dan internet jarang Kalo mau pasang juga mahal banget gak kayak sekarang *ketahuan lawas sekali authornya Pokoknya tolong kasih saran dan kritik yang membangun ya! No kasar,no bully dsb! Kalo mau dibaca balik komen asalkan kalian baca juga bukan sekedar review belaka! *dicari reader yang serius aja, PHP mah lewat! Mudahan kalian gak bosen mampir kemari Sekian dulu ya Mohon maaf kalo masih ada kesalahan, kekurangan dan kehilafan di dalam cerita ini. jangan lupa RCLS read,komen,like sharenya Take care all Enjoy for reading this story Take care Bye bye ❣️❤️

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook