Chapter... 3 : Keajaiban

1190 Words
"Beast tingkat satu setidaknya setara dengan petarung warior, mungkin dulu aku bisa mengalahkannya dengan mudah, tapi sekarang ...." Chu Xiang tersenyum kecut, dengan tubuhnya yang tak bisa berkultivasi, dia sama seperti orang biasa, menghadapi seekor beast itu sama seperti menantang kematian. Chu Xiang melirik barang barangnya, itu berada di antara beast buaya air tawar. Sebenarnya ada keinginan untuk lari, tapi ia harus merelakan semua yang telah ia bawa termasuk pakaian juga koin emas yang tak seberapa jumlahnya. Koin emas mungkin tidak akan lagi berguna, tapi pakaian itu adalah salah satu kebutuhan penting baginya. Mata Chu Xiang menatap ke sekitar, dia tidak mempunyai senjata, tidak bisa mengerahkan Qi dalam tubuhnya, ini benar benar sebuah jalan buntu. Seolah makan buah simalakama. Grah! Buaya air tawar bergerak mendekat dengan cepat, mulutnya terbuka memperlihatkan deretan gigi yang dapat membuat orang geketar ketakutan. Chu Xiang melompat dan berguling beberapa kali, gigitan buaya tak mengenai bagian tubuhnya. Namun, sebuah batang pohon yang menjadi sasaran seketika terkoyak dan tercabik cabik. Gleg! Tenggorokan terasa kering, ludah pun sangat sulit dicerna. Buaya sepanjang setengah meter itu memang tidak terlalu besar, tapi kekuatan giginya mampu menghancurkan batang pohon dengan satu kali gigitan. Chu Xiang hanya bisa menghindar. Jikapun dapat menyerang, dengan kondisinya ia tak akan mampu memberikan serangan yang serius. Blar! Buaya air tawar bahkan bisa melompat dan menerkam dengan kaki depannya, cakar hitam itu tajam setajam pedang, pakaian Chu Xiang saja sudah menjadi korban. Jika hal ini terus berlanjut, tak ada harapan bagi Chu Xiang untuk bertahan. Bahkan ini belum masuk kawasan hutan mati, tapi sudah ada beast yang membuatnya kewalahan. Entah apa jadinya jika masuk ke dalam kawasan hutan mati, mungkin dia hanya sempat menginjakkan sebelah kalinya sebelum terbunuh oleh beast yang melintas. Namun Chu Xiang tidak hanya terkenal karena kekuatan serta parasnya yang menawan, dia juga terkenal akan kecerdasannya. Sembari menghindari serangan, Chu Xiang terus mencari celah, pengalaman sebagai seorang petarung elit ia terapkan untuk bertahan dari terkaman buaya air tawar. Goar! Buaya terus mencoba meraih apapun yang bisa digigit, tapi yang dia dapatkan hanyalah angin kosong. Chu Xiang melihat ada akar yang melintang di salah satu pohon yang tumbang, dia seolah mendapatkan sebuah cara. Tanpa basa basi dia langsung melompat, meraih salah satu akar pohon. Chu Xiang bergerak cepat, dia berputar sambil memegang akar di tangannya. Dalam beberapa waktu, pemuda itu telah berhasil menundukkan buaya air tawar. Huft... "Beruntung buaya ini masih berumur dua minggu, jika ada buaya air tawar yang dewasa, aku pasti sudah bersemayam di perutnya. Eh!" Chu Xiang mendapati kejanggalan dalam ucapannya, dia mengulang kembali perkataannya dalam hati. Blar! Bersamaan dengan itu muncul buaya yang lebih besar, bahkan seukuran manusia dewasa. Beruntung Chu Xiang sempat melompat, atau nasibnya akan sama seperti batu yang sudah luluh lantah akibat hantaman buaya air tawar. "Benar saja, jika ada anaknya, pasti ada induknya." Chu Xiang meraih pembekalannya, kemudian melarikan diri secepat kilat. Beberapa saat kemudian Chu Xiang berhenti sambil menatap ke belakang. Sungguh ceroboh, buaya air tawar biasanya akan menunggu anak mereka sampai usia satu bulan, yang dia lawan sebelumnya masih berusia dua minggu, sudah pasti ada buaya dewasa yang menjaganya. Tanpa sadar Chu Xiang melangkah masuk ke dalam kawasan hutan mati. Pemuda itu tidak mengetahui bahwa tidak ada tanda nyata mengenai perbatasan hutan mati, jika tak benar benar teliti, seseorang akan tak sengaja masuk ke dalamnya. "Sepertinya hutan ini berbeda dengan hutan sebelumnya." Chu Xiang menyipitkan mata, dia kemudian mengedarkan pandangannya. Hem... "Sepertinya aku telah memasuki hutan mati." Ekspresi wajahnya tak terlihat terkejut ataupun takut, benar benar biasa seolah tak ada yang berbahaya dari hutan mati. Chu Xiang merasa hutan mati tidak semenakutkan apa yang dikatakan semua orang, bahkan tak dia temukan satupun beast yang melintas di hadapannya. Namun air muka Chu Xiang seketika berubah kala auman serigala terdengar begitu dekat dengannya, mungkin beberapa mill dari tempatnya berada. "Sial, serigala ini pasti mencium aroma darah." Chu Xiang membalut luka yang dia derita saat pertarungan dengan buaya air tawar. Awu... Lolongan serigala semakin jelas terdengar, tidak hanya satu, mungkin itu ada lusinan. Wajah Chu Xiang benar benar buruk, dia dengan segera mengemasi barang dan berpindah persembunyian. Satu jam dia berlari, dan pada akhirnya menemukan sebuah goa yang sepertinya aman digunakan sebagai tempat persembunyian. Chu Xiang menyalakan api dengan pemantik yang menjadi barang penting dalam kantongnya. Dia tak bisa makan ikan, tapi buah buahan yang tumbuh di sekitar goa lebih dari cukup untuk mengganjal perutnya. Awu... Sekali lagi terdengar lolongan panjang yang membuat siapapun bergidik. Sangat jelas jika jumlah mereka lebih dari satu lusin, mungkin dua puluhan. Chu Xiang yang mendengar spontan berdiri dan mengamati dari mulut goa. Sekitar dua puluh lima serigala berdiam di luar goa, mereka seolah tahu ada mangsa di dalam goa, tapi mereka seperti takut sesuatu. Chu Xiang mengerutkan kening, tidak mungkin jika ia yang ditakuti, bahkan untuk berhadapan dengan satu di antara mereka ia tidak begitu yakin dapat menang. "Sebenarnya apa yang mereka takutkan?" Chu Xiang berusaha berpikir dengan keras, tapi sama sekali tidak menemukan kehanggalan ataupun petunjuk yang dapat dia simpulkan. Chu Xiang kemudian menatap ke dalam goa, sejak tadi serigala itu sepertinya menatap ke dalam goa, seolah ada yang tersembunyi di dalamnya. Namun hanya ada dirinya di dalam goa, lantas apa yang ditakutkan kawanan serigala itu. Chu Xiang berdiri dari jongkoknya, kemudian berjalan masuk ke dalam goa. "Goa ini hanya sampai di sini saja, tidak ada siapapun di sini." Tangannya meraba permukaan dinding goa dan sebuah cahaya menelan tubuhnya. Blesz... Chu Xiang muncul di wilayah daratan berpasir, tak ada apapun kecuali pasir. "Selamat, kau yang terpilih dan mendapatkan keberuntungan." Chu Xiang membalikkan badannya, seketika suasana padang pasir itu berganti dengan ruangan serba hitam. "Aku akan memberimu kekuatan, tapi sebagai gantinya aku akan menguasai tubuhmu." Wosh... Belum sempat Chu Xiang melihat sosok yang tiba-tiba muncul di belakangnya, tapi sudah masuk ke dalam kening dan merasuki tubuhnya. Tiba tiba kesadaran Chu Xiang ditarik ke sebuah bidang kosong, tak ada siapapun kecuali dirinya. Namun, sesaat setelahnya seorang pria tua muncul dengan sebuah tongkat di tangannya. Bukan seperti dirinya yang memiliki kaki, ia seperti roh yang melayang di udara. "Hahahaha... Sudah lama aku terkurung di sini. Sekarang sudah saatnya aku bebas dan membalaskan dendam yang telah terpendam begitu dalam." Pria tua tertawa dengan arogan, kemudian menatap Chu Xiang. "Sial, kau sampah!" Pria tua terkejut dan nampak sedikit kesal setelah mengetahui keadaan tubuh Chu Xiang. Tapi sesaat kemudian ekspresinya kembali tenang. "Kau tenang saja. Setelah penggabungan jiwa antara kau dan aku, maka tubuhku akan kembali normal. Oh, aku salah. Maksudku, tubuhku!" HAHAHAHAHA! Chu Xiang tahu pria tua memiliki niat buruk kepadanya, dengan penuh perasaan waspada dia memasang kuda-kuda. "Ingin merebut tubuhku, jangan harap!" "Tenanglah nak, semua yang telah kau rasakan, dendam yang kau simpan, aku akan menanggungnya." Pria tua mendekati Chu Xiang kemudian menyentuh keningnya. Ekspresi wajah pria tua terlihat puas dan senang, tapi seketika berubah pucat kala rohnya menolak penyatuan tersebut. "Sial, apa yang kau lakukan?!" Chu Xiang merasakan kepalanya sangat pusing, banyak sekali pengetahuan yang melintas dalam ingatannya. Bersamaan dengan itu tubuhnya dapat merasakan kembali energi alam. "I -- ini?! Hahahahahah... Aku telah kembali, aku bisa merasakan Qi mengalir dalam setiap inci tubuhku." Chu Xiang mengangkat tangannya, sangat jelas perbedaan yang dapat ia rasakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD