97. Dunia Lain

1014 Words
Pertempuran kemarin bukanlah yang sesungguhnya. Ternyata Klan Iblis benar-benar berniat untuk menyerang Kekaisaran Mouyu dengan satu kali serangan manipulasi, yaitu p*********n yang hampir saja mengalihkan perhatian seluruh komandan dan Jenderal Gu sendiri. Namun, Kekaisaran Mouyu tampak sangat beruntung bisa memiliki banyak ahli bela diri yang bisa berpikiran jernih ketika dalam situasi genting sekalipun. Nyatanya Jenderal Gu memang tidak mengerahkan seluruh prajurit untuk melepaskan serangan. Karena ia memiliki rencana tersendiri. Sebab, pada pertempuran dulu, Klan Iblis melakukan hal yang sama. Sehingga mereka sedikit lebih unggul dibandingkan Kekaisaran Mouyu masih dalam tahap penyesuaian diri. Rencana lain Jenderal Gu adalah tetap melakukan penjagaan ketat pada Lembah Fengwei yang menjadi portal Klan Iblis menembus jalan ke manapun. “Bagaimana situasi yang terjadi?” tanya Komandan Hwang melihat kepulangan Xuan Yi dan Chang Qi dari pertempuran yang masih bisa dikalahkan. “Klan Iblis sudah mundur dari perbatasan Komandan Hwang, tetapi aku rasa mereka tidak menyerang begitu saja,” jawab Xuan Yi dengan alis tebalnya bertaut tidak yakin. “Aku tahu. Ini hanya serangan permulaan saja untuk mengalihkan semua perhatian kita,” ucap Komandan Hwang mengangguk singkat. “Lantas, mereka akan menyerang begitu saja kalau kita merasa lengah, Komandan Hwang?” tanya Xuan Yi terkejut. “Iya. Klan Iblis memang tidak selamanya tetap suci. Ada kalanya mereka berpikiran licik demi mencapai kepentingan yang besar. Karena sejatinya mereka sudah terlahir seperti itu. Hanya saja dalam beberapa situasi mereka lebih berpikiran matang,” jawab Komandan Hwang mengangguk singkat. “Aku tidak tahu mereka bisa berperlaku seperti itu,” gumam Xuan Yi pelan sembari menatap sepasang sepatu mahalnya yang sudah tidak lagi bersih, melainkan tertempel banyak sekali darah dan tanah bercampur menjadi satu. “Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik kau dan Chang Qi segera ke sungai untuk membersihkan diri. Karena penampilan kalian berdua benar-benar sangat kotor,” titah Komandan Hwang menggeleng pelan sembari mengernyit penuh jijik. “Baik, Komandan Hwang!” balas mereka berdua secara bersamaan. Saat hendak berbalik tiba-tiba Komandan Hwang kembali berbicara membuat mereka berdua mengurungkan niatnya. “Di mana Murid Xiao?” Xuan Yi menggeleng pelan. “Aku tidak tahu, Komandan Hwang. Akan tetapi, sebelum kita berdua sampai di sini, Murid Xiao sedang melakukan beberapa perbincangan dengan para prajurit. Mungkin mereka akan segera kembali dan membersihkan diri.” “Baiklah. Setelah selesai dari sungai, jika lapar masaklah sesuai dengan bahan makanan yang ada. Jangan sampai nekat mencarinya di hutan. Karena situas sekarang benar-benar tidak bisa dikendalikan,” tutur Komandan Hwang membuat dua pemuda tampan yang ada di hadapannya itu pun mengangguk. Setelah mengatakan semuanya, Xuan Yi dan Chang Qi pun melenggang pergi dengan menanggalkan senjatanya. Pergi ke sungai dengan membawa ember sekaligus senjata tidaklah mudah. Apalagi mereka berdua memiliki senjata yang bertolak belakang, Xuan Yi memiliki busur panah dan Chang Qi dengan pedang hebatnya. Selama melakukan pemandian di sungai, Xuan Yi memang tidak melakukan apa pun selain membersihkan diri dan mencuci pakaiannya. Akan tetapi, pemandangan lain tampak berbeda dengan apa yang sedang dilakukan oleh Chang Qi. Entah kenapa pemuda itu mendadak ingin menyelam ke dalam sungai meninggalkan Xuan Yi mencuci di atas seorang diri. Karena pakaiannya memang benar-benar kotor hingga tidak lagi terlihat bersih. “Chang Qi, apa yang kau lakukan di dalam sana?” tanya Xuan Yi penasaran melalui telepati hati yang saling terhubung. Sebenarnya, komunikasi jenis seperti ini hanya dilakukan mereka berdua saja. Sehingga memiliki hati dan perasaan yang sama. Meskipun tidak dapat dipungkiri terkadang Xuan Yi menutup dengan sengaja agar Chang Qi tidak bisa mendengar semua curahan dari dalam hatinya. “Aku melihat sisi dalam sungai ini benar-benar berbeda, Tuan Muda,” jawab Chang Qi penuh teka-teki. “Maksudmu?” tanya Xuan Yi bingung. “Masuklah, Tuan Muda. Maka, kau akan tahu semua jawabanku tadi,” jawab Chang Qi benar-benar membuat majikannya hampir mati dalam rasa penasaran. “Baiklah, aku akan menyusulmu ke dalam,” putus Xuan Yi menghela napas berat. Sejenak ia menatap semua cuciannya yang sudah bersih membuat pemuda itu bisa melakukan penyelaman menyusul Chang Qi. Sebab, ada sesuatu yang sesuatu menarik perhatiannya dari dalam sana. Dengan memasukkan semua pakaian bersih itu ke dalam ember, Xuan Yi pun melepaskan pakaian atasnya dan bersiap masuk ke dalam. Mereka berdua benar-benar masuk meninggalkan semua cucian yang sudah bersih di dataran berbatu sangat banyak. Selama melakukan penyelaman ke dalam sungai, Xuan Yi menatap sekitar dengan ekspresi penasaran. Semua tampak gelap tidak terlihat apa pun, selain air yang terus menelan dirinya. Sehingga Xuan Yi harus tetap menjaga keseimbangan agar tidak tenggelam ke dasar sungai. Akan tetapi, selama memandangi sekitar. Tanpa sengaja ia melihat pergerakan dari Chang Qi yang tidak jauh dari tempatnya melakukan pengamatan. Kemudian, Xuan Yi itu pun menepuk pundak Chang Qi pelan membuat pemuda tampan berte*lanjang d**a itu tampak membalikkan tubuhnya. Memperlihatkan sebuah otot dambaan setiap perempuan. Xuan Yi mengkode pada alis kanannya yang menukik penasaran. Hal tersebut membuat Chang Qi menunjuk ke suatu arah yang sangat gelap dan tidak terlihat apa pun. Membuat Xuan Yi merasa tidak mengerti sekaligus bingung. Ini kali pertama dirinya mendapatkan sebuah fakta yang sangat rumit. Apalagi sungai Han yang berbentuk memanjang dan begitu datar. Setelah berlama-lama di dalam air, Xuan Yi pun naik ke permukaan untuk mengambil napas. Pergerakan itu tampak mengusik perhatian Chang Qi yang masih penasatan menyelidiki sebuah tempat rahasia. Sesampainya di permukaan yang membutuhkan waktu cukup lama, akhirnya Xuan Yi pun menghela napas panjang. Ia hampir saja kehabisan napas ketika di dalam air membuat pemuda tampan itu menarik perhatian Chang Qi. “Apa yang sedang terjadi, Chang Qi?” tanya Xuan Yi tertawa pelan menandakan ia baik-baik saja. “Aku terkejut melihat kau terburu-buru kembali. Padahal kita berdua sedang berada di sebuah akuarium besar yang berpenghuni hiu dan megalodon dilihat oleh banyak manusia sama seperti kita,” jawab Chang Qi menghela napas pendek. Ia sema sekali tidak bisa menyangka hal itu bisa mengundang perhatiannya tersendiri. “Apakan itu benar-benar terjadi?” tanya Xuan Yi terkejuit. “Tentu saja aku tidak berbohong. Ini sangatlah mengejutkan karena aku merasa seperti dari dunia lain yang baru saja kembali,” jawab Chang Qi menggeleng polos. Sedangkan Xuan Yi hanya mengernyit bingung sekaligus tidak mengerti akan perkataan yang baru saja ia dengar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD