94. Manusia Munafik

1012 Words
“Jenderal Gu, bagian Utara Kekaisaran Mouyu mendapat serangan dari Klan Iblis!” teriak salah satu prajurit bersimbah darah. Sontak hal tersebut membuat seorang lelaki dewasa yang tengah sibuk memeriksa laporan militer itu pun bangkit dari tempat duduknya. Ia terkejut melihat prajurit bersimbah darah bisa masuk ke dalam ruangan kerjanya. “Apa yang sedang terjadi?” tanya Jenderal Gu memapah prajurit tersebut untuk bangkit, lalu dituntun duduk ke salah satu kursi yang berada di sisi ruangan. Memang biasa digunakan ketika rapat militer berlangsung. Seorang prajurit bersimbah darah itu tampak menahan rasa sakit di sekitar da*danya. Akibat dari panah yang ia cabut begitu keras sehingga menimbulkan kucuran darah. “Kami mendapat serangan tiba-tiba di perbatasan Utara, Jenderal. Banyak sekali prajurit yang tewas akibat serangan mendadak itu, tetapi bala bantuan dari prajurit elit sudah datang. Sehingga kami yang mendapatkan luka-luka langsung segera diobati,” jawab prajurit tersebut menggeram menahan sakit pada tubuhnya yang sudah diperban. Sejenak Jenderal Gu terdiam sembari sibuk berpikir apa yang harus ia lakukan. Sebab, mustahil kalau dirinya meninggalkan tempat ini. Mengingat di dalam ada Kaisar Shen Zhen dan keluarganya yang harus dilindungi secara penuh. “Apa Komandan Hao sudah mengetahui masalah ini?” tanya Jenderal Gu. “Sudah, Jenderal. Aku datang ke sini untuk meminta izin membawa prajurit elit berperang kembali di Lembah Fengwei. Sehingga Jenderal tidak perlu datang untuk memimpin. Karena situasi di luar benar-benar tidak bisa diprediksi, jadi Jenderal tidak bisa pergi meninggalkan istana tanpa pengawasan,” jawab prajurit tersebut dengan bijak membuat Jenderal Gu yang mendengarnya menghangat. Rasa bangga menyelimuti hati Jenderal Gu mendengar keteguhan hati dari prajurit yang sama sekali tidak ia jalankan sendiri. Akan tetapi, rasa kekeluargaan dan solidaritas benar-benar terjaga membuat prajurit itu berpikir dewasa. “Baiklah. Aku akan memberikan perintah untuk menurunkan prajurit elit melakukan p*********n pertama,” putus Jenderal Gu meninggalkan prajurit tersebut untuk mendapatkan pengobatan lebih baik. Tentu saja ia hendak memanggil tabib istana mengobati banyak prajurit yang mendapatkan luka akibat dari serangan mendadak dari Klan Iblis. Kebijakan itu selalu Jenderal Gu lakukan ketika peperangan terjadi begitu cepat. Sementara itu, di sisi lain Xuan Yi tengah menatap banyak sekali prajurit yang mengerang kesakitan dengan panah dan luka robek akibat dari perkelahian pedang tadi. Klan Iblis memang sudah pergi, tetapi situasi yang mereka buat cukup kacau sehingga Komandan Hao langsung menurunkan banyak prajurit, termasuk tiga serangkai yang menjadi prajurit utama untuk melakukan penyelamatan. “Komandan Hao, prajurit semakin banyak yang tidak bisa menahan rasa sakit mereka. Bagaimana ini?” tanya Xuan Yi sedikit panik melihat keadaan semakin tidak terkendali. Ia sudah tidak peduli lagi bahwa desa perbatasan benar-benar seperti lautan darah. “Untuk saat ini, aku sudah memberikan perintah pada beberapa prajurit elit melakukan penjagaan di sekitar camp militer. Jadi, sekarang kau bersama Chang Qi melakukan patroli di beberapa desa, lalu prajurit Xiao segera pergi menuju perbatasan Timur. Aku takut Kerjaan Elang memanfaatkan situasi ini untuk melakukan p*********n juga,” jawab Komandan Hao penuh perhitungan. Xuan Yi terdiam sesaat. “Komandan Hao, yang melakukan penembakan panah tadi berasal dari Kerajaan Elang. Aku melihat Ta Jun ketika memberikan perintah pada prajuritnya yang berpakaian seperti kita untuk melepaskan panah.” Pernyataan mengejutkan dari Xuan Yi membuat Komandan Hao tercengang tidak percaya. Ternyata pelaku di balik situasi runyam tadi adalah seorang pemimpin yang berpura-pura dekat dan tidak melakukan apa pun. Meski sebaliknya tersimpan rencana jahat untuk menjatuhkan. Sangat munafik. Komandan Hao menggeleng pelan sembari tertawa sinis. Memang tidak ada yang menyangka bahwa perkiraan dari para komandan tadi benar. Sang pelaku yang tidak menginginkan perdamaian adalah Kerajaan Elang. “Terima kasih, Prajurit Gu Xuan Yi. Kau telah memberikan informasi yang sangat penting,” ucap Komandan Hao tersenyum tulus. “Kalau begitu, aku pergi dulu, Komandan Hao. Sepertinya situasi di depan cukup buruk dan memerlukan banyak bala bantuan untuk mengangkat prajurit yang tewas maupun penuh luka,” pamit Xuan Yi memberikan hormat singkat dan diikuti oleh Chang Qi di sampingnya. Kemudian, dua lelaki gagah nan tampan didikan dari Akademi Tangyi itu pun melenggang sembari membawa busur panah tanpa anak panah di sana. Sebab, mereka sudah mempelajari banyak ilmu memanah menggunakan ilmu kultivasi. Sehingga tidak dapat dipungkiri serangan tersebut cukup mematikan. Sepeninggalnya Xuan Yi dan Chang Qi bertugas, Komandan Hao pun melenggang dengan cepat untuk mengabari komandan lainnya memberi tahu sebuah fakta tidak terduga yang baru saja ia dengar. Seperti pada perkiraan Xuan Yi tadi, situasi di depan benar-benar sangat mengenaskan. Genangan darah terlihat penuh memenuhi tanah merah dengan mayat bergelimbangan tak berdaya. Namun, prajurit yang tewas tidak hanya dari Klan Manusia, melainkan ada beberapa Klan Iblis yang berdarah biru bercampur tanah tergeletak. “Chang Qi, apa kau yakin bisa mengangkut semua mayat itu?” tanya Xuan Yi meringis pelan melihat situasi di depannya sangat mengerikan. “Tidak apa-apa. Kita bisa mengangkutnya dengan gerobak yang sudah diberikan oleh Komandan Hwang tadi,” jawab Chang Qi santai. Xuan Yi mendadak malas melihat banyak sekali mayat bergelimpangan dengan sudah tidak lagi terlihat wajahnya. Saking banyaknya darah yang keluar dari tunuh mereka dan mayat di sampingnya. “Ini terlihat seperti pembunuhan berantai, Chang Qi. Apa kau yakin bisa menyelidiki tempat ini secara menyeluruh? Sepertinya aku tidak tahan melihat darah sebanyak ini seperti air yang tergenang sehabis hujan,” ucap Xuan Yi sedikit ketakutan. “Jangan berpikiran banyak, Tuan Muda. Ini belum seberapa kalau kau terjun ke medan perang nyawamu benar-benar dipertaruhkan. Karena tidak semua bisa selamat dari perang. Kalau memang tidak tahan, kita bisa mundur dan kembali ke Akademi Tangyi melakukan banyak pelatihan lagi,” balas Chang Qi dengan nada sedikit menakutkan. “Baiklah. Ayo, kita angkat semua mayat ini ke gerobak untuk dikuburkan!” ajak Xuan Yi menghela napas berat, lalu mulai menyeret semua mayat itu baik ke dalam gerobak yang biasa digunakan untuk mengangkut padi. Namun, saat mereka berdua sibuk mengangkat para mayat Kekaisaran Mouyu, tiba-tiba Xuan Yi menangkap sebuah pergerakan dari seorang lelaki yang tertimbun oleh banyaknya mayat prajurit Kekaisaran Mouyu. Xuan Yi melihat ada seorang prajurit dari Klan Iblis tengah melambaikan tangan meminta pertolongan. Membuat Chang Qi yang melihat keterdiaman Xuan Yi pun merasa penasaran. “Apa yang sedang kau lihat, Tuan Muda?” tanya Chang Qi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD