35. Kesetaraan Kasta

1006 Words
Memang setelah pertengkaran itu, Xuan Yi dan Gu Sheng Jun seakan tidak saling mengenal. Keduanya terlihat saling diam, meskipun berpapasan ketika hendak masuk ke dalam tribun penonton bersama murid Akademi Tangyi lainnya. Mereka yang sudah tahu sesuatu tengah terjadi pada keduanya pun sama sekali tidak terdengar singgungan. Seakan sudah ada yang memberikan instruksi untuk tidak mengatakan apa pun ketika sudah berada di tempat. Mengingat hari ini di mana babak final di mulai. Sebab, Xuan Yi tidak mendapatkan pertandingan semi final sehingga kini giliran dirinya sebagai penentu dari juara atau tidaknya Akademi Tangyi pada Kompetisi Bela Diri Tahunan ini. Semua terlihat sudah hadir membuat Xuan Yi mengangguk pelan mengkode pada Guru Xuaming untuk segera memberikan pengarahan bahwa dirinya sudah siap untuk mengerahkan segala kekuatan demi memperebutkan kejuaraan yang sudah diiming-imingi oleh siapa pun. Dentuman khas loteng pun terdengar dalam membuat semua pendekar, baik itu penonton maupun yang akan bertarung langsung memposisikan diri dengan baik sembari menunggu sebuah tirai penentu pertarungan pertama hari ini. Namun, sayang sekali Akademi Tangyi mendapatkan giliran kedua setelah Akademi Dangyi yang dipimpin oleh seseorang tidak asing di penglihatan Xuan Yi. Ternyata petarung tersebut adalah murid lulusan kemarin yang baru saja merayakan pesta bersama Yang Mulia. Akan tetapi, Xuan Yi sama sekali tidak merasa terintimidasi. Ia seakan tidak terpengaruh pada apa pun sampai babak penyisihan dimulai. Tidaklah mudah berada di arena pertandingan sampai titik darah penghabisan. Tak lama kemudian, pertandingan pun berakhir dengan sang pemenang dari Akademi Dangyi. Sudah tidak asing lagi kalau akademi yang menyaingi Akademi Tangyi itu benar-benar sangat gigih hingga mengeluarkan para lulusannya. Padahal Akademi Tangyi sendiri malah menurunkan para murid yang belum genap satu bulan dalam belajar. Sehingga rasanya memang agak mustahil untuk menang. Meskipun begitu, kemampuan Xuan Yi tersembunyi tidak bisa diragukan. Ia memang benar-benar sangat menakjubkan ketika berada di arena pertempuran karena begitu mendominasi. Sejenak Xuan Yi yang sudah mendapatkan giliran untuk melawan salah satu akademi lain di Dataran Qinyuan itu pun merenggangkan tangannya sembari terus menatap dengan tak gentar. Membuat seorang lelaki dewasa yang sibuk memperhatikannya dengan ekspresi cemas. “Sudah, tidak apa-apa, Jenderal Gu. Xuan Yi sudah besar dan tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya,” ucap Komandan Ju saat melihat atasannya tengah menatap sang anak dengan khawatir. “Tidak bisa, Komandan Ju. Dia memiliki sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain,” balas Gu Sheng Jun menggeleng pelan. “Kalau begitu, percayakan semuanya pada Xuan Yi. Pasti dia akan mengatasinya dengan baik,” pungkas Komandan Ju mengangguk mantap membuat Gu Sheng Jun diam-diam terasa sedikit tenang. Walau bagaimanapun juga, Xuan Yi sudah besar dan pemuda itu pasti merasakan sedikit gejolakan aneh dari dalam tubuhnya sendiri. Namun, sampai saat ini Gu Sheng Jun memang tidak pernah mendengar apa pun. Seakan semuanya baik-baik saja. Tentu saja hal tersebut membuat Gu Sheng Jun memutuskan pandangannya pada seorang pemuda yang sudah bersiap untuk melakukan pertarungan demi memperebutkan posisi terbaik di Kekaisaran Mouyu. Nyatanya Xuan Yi benar-benar mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk melawan lelaki yang ia yakin bukanlah seorang murid. Sebab, terlihat dari gerakan dan kemampuan yang berbeda jauh dari dirinya. Akan tetapi, hal itu jelas tidak membuat Xuan Yi merasa kalah. Ia ingin menunjukkan bahwa kegigihannya pasti akan mendapatkan banyak hal tidak terduga, termasuk kemenangan yang harus dibawa pulang oleh Akademi Tangyi. Dengan gerakan gesit Xuan Yi mulai meluncurkan beberapa serangan maupun hantaman dari boomerang yang melayang-layang bebas. Tentu saja ia menggerakkan benda tersebut menggunakan sihir yang selama ini dipelajari bersama Kakek Gu di ruang kultivasi. Banyak sekali serangan yang belum dipelajari sudah muncul begitu saja dari Xuan Yi. Membuat Guru Xuaming semakin percaya bahwa pemuda tersebut bukanlah orang biasa. Bahkan bisa dikatakan ibunya adalah seorang ahli kultivasi dengan ilmu tingkat dewa. Hanya saja memang sampai saat ini tidak ada yang tahu mengenai ibu kandung Xuan Yi. Seakan wanita itu menghilang bak ditelan bumi. Membuat tidak ada yang bisa mengoreknya sama sekali. Meskipun itu berada dari Gu Sheng Jun, suaminya sekaligus ayahnya. Tak lama kemudian, satria bela diri yang melawan Xuan Yi pun tumbang. Dengan pita yang berada di lengan kanannya sudah terputus dengan sempurna membuat banyak sekali tatapan takjub mengarah pada Xuan Yi. Setelah itu, ia langsung memutuskan untuk terbang menggunakan energi qi menghampiri rekan seperakademiannya yang terlihat bersorak kemenangan. Bahkan Guru Xuaming pun ikut mengangguk melihat kedatangan Xuan Yi dengan senyuman lebar. “Kau sangat hebat, Xuan Yi!” puji Xiao Pingjing memeluk tubuh sahabatnya dengan kegirangan, lalu disusul Chang Qi yang hanya menepuk bahu pemuda tampan tersebut. Sedangkan Shen Jia memberikan dua jempol untuk teman sekamarnya. “Kerja bagus, Xuan Yi. Kau harus memberikan kami kebanggaan yang luar biasa.” “Pasti!” balas Xuan Yi mantap, lalu mengusap kepala Shen Jia dengan lembut. Tentu saja perlakuan manis itu tidak luput dari perhatian semua murid Akademi Tangyi. Namun, mereka yang sudah tahu bahwa keduanya berada di kamar yang sama hanya diam-diam tersenyum geli. Sebab, Xuan Yi bukanlah tipikal seorang pemuda yang gemar melakukan hal-hal tidak sopan pada banyak gadis. Karena saat di mana Xuan Yi berada di satu kamar yang sama dengan gadis, pemuda itu sempat terkena omelan oleh Guru Xuaming yang telah memergokinya terus saja tidur di luar bersama Chang Qi. Setelah itu, mereka semua pun kembali duduk sembari menyaksikan pertarungan Xiao Pingjing yang melawan salah satu akademi ilmu hitam. Membuat Xuan Yi yang mengetahui hal tersebut merasa sedikit cemas. Sebenarnya, sudah lama sekali peraturan tentang ketidakbolehan akademi ilmu hitam untuk mengikuti pertarungan. Akan tetapi, hal tersebut seakan hilang dengan tiba-tiba keikutsertaan mereka pada Kompetisi Bela Diri Tahunan kali ini. Tentu saja hal tersebut membuat banyak sekali akademi yang menentang keras, tetapi tetap saja keputusan berada di tangan Yang Mulia sehingga mereka tidak bisa melakukan banyak hal. Apalagi selama ini Yang Mulia sudah dinilai tidak adil dalam mengelola negara dengan diskrimininasi akan ilmu hitam semakin kuat. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu apa pun itu sama tidak ada yang berbeda. Hanya saja ketika digunakan untuk hal yang tidak-tidak jelas sangat dilarang. Akan tetapi, kali ini mereka menggunakannya untuk bertarung memperebutkan kedudukan sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya, kecuali sudah dalam tahap kecurangan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD