63. Penyamaran Terungkap

1054 Words
Jalan setapak demi setapak terlihat kosong tak berpenghuni membuat Shen Jia bersama seorang dayang cantik melangkah bersama tanpa ada yang mengganggu satu orang pun. Seakan mereka berdua sangat diistimewakan oleh Gubernur Hwang hanya karena Shen Jia berasal dari utusan Keluarga Li. Namun, tetap saja Shen Jia tidak bisa bergerak banyak. Ia merasa ada sepasang mata yang sejak tadi meliriknya tanpa sebab. Padahal gadis yang menyamar menjadi seorang pemuda itu hanya melihat-lihat dengan wajah tenang. “Tuan Muda, apa ada yang ingin kau butuhkan?” tanya dayang cantik itu menatap Xuan Yi dengan penasaran. “Aku ingin ... melihat apa saja yang sudah kalian beli dari hasil bayaran bosku,” jawab Shen Jia berpikir sejenak membuat dayang itu langsung terdiam. Tentu saja keterdiaman itu membuat Shen Jia panik. Karena ia tidak ingin membuat penyamaran ini gagal begitu saja. Akan tetapi, pada saat ia hendak meralatnya kembali, dayang tersebut tersenyum tipis. “Kau bisa melihatnya, Tuan Muda. Mari ikuti aku,” ajak dayang cantik itu mendahului Shen Jia. Sontak hal tersebut membuat gadis yang menyamar menjadi pemuda itu langsung kegirangan tanpa suara. Tenang saja di tempat ini tidak ada seorangpun membuat gadis itu bisa dengan leluasa melakukan apa pun tanpa sepengatahuan mereka. Mungkin bisa dikatakan tempat ini hanya boleh diketahui oleh orang-orang dari kolega bisnisnya saja. Sehingga penjagaan bisa dikatakan lebih lenggang daripada tempat lain. “Kita akan ke mana?” tanya Shen Jia penasaran dan berusaha mengikuti langkah dayang cantik tersebut. Tanpa menjawab apa pun, dayang cantik itu membuka salah satu tembok berkunci rahasia di balik pot bunga yang berada di bawah pintu rahasia. Membuat Shen Jia menatap dengan begitu penasaran. “Ke dalam sini, Tuan,” jawab dayang cantik itu tepat ketika pintu rahasia terbuka secara perlahan. Ruangan gelap tak bercahaya tampak menyambut penglihatan Shen Jia saat ia melenggang masuk bersama dayang tersebut. Namun, dayang itu langsung mengeluarkan pematik api dari dalam ikat pinggangnya untuk menyalakan banyak lilin yang sudah tersedia di dalam sana membuat suasana terlihat lebih terang menampilkan banyak sekali lukisan dan poselen cantik tertata rapi. Seakan baru saja menemukan sebuah harta karun, Shen Jia benar-benar dibuat terpukau dengan keadaan memanjakan mata di sana. Semua barang antik terlihat begitu rapi bak akan dijadikan sebagai pameran. Dan sebagai pecinta barang antik, Shen Jia jelas paham mengenai banyak benda yang tersimpan di dalam sana. Membuat air liurnya hendak menetes ketika melihat semua barang incarannya berada di sini. Rasa ingin merebut pun langsung menggebu-gebu. “Apa semua barang di sini milik Gubernur Hwang?” tanya Shen Jia penasaran menatap tidak sedikit barang antik tertata rapi. “Tuan, sepertinya kau lupa kalau semua benda yang ada di sini adalah milik Kepala Keluarga Li,” jawab dayang itu tertawa pelan. “Oh ya?” ucap Shen Jia sedikit terkejut. “Tentu saja, Tuan,” balas dayang itu tertawa pelan. Namun, tidak ada yang tahu bahwa diam-diam Shen Jia menatap satu per satu barang antik hasil simpanan harta milik Keluarga Li agar tidak diketahui oleh siapa pun. “Mengapa kau memperbolehkanku melihat semua barang yang ada di sini?” tanya Shen Jia sedikit tidak mengerti sembari terus menatap semua rak dipenuhi oleh berbagai barang mahal nan langka. “Keluarga Li memang sering mengutus beberapa orang untuk datang ke sini memastikan bahwa barang mereka telah aman terkenali. Jadi, wajar saja jika kau diperbolehkan untuk datang,” jawab dayang cantik itu tenang. Padahal tanpa ia ketahui sebenarnya Shen Jia tengah menyamar menjadi seorang pemuda yang diutus oleh Keluarga Li untuk menyapa Gubernur Hwang. Meskipun fakta yang sebenarnya adalah penyamaran kali ini benar-benar berjalan mulus. “Apa kau dayang baru di sini?” tanya Shen Jia menghampiri dayang cantik yang tengah sibuk menatap rapi porselen berbentuk kincir air di tengah meja. Dayang cantik itu terdiam sesaat sembari menatap Shen Jia tanpa ekspresi. Kemudian, ia meringis pelan dengan mengusap tekuknya yang tidak gatal. Lalu, hendak melayangkan sebuah pukulan pada tekuk milik Shen Jia. Namun, Shen Jia langsung memasang ekspresi mengejek sekaligus menantang pada gadis yang ia yakin tengah menyamar menjadi seorang dayang. Hanya untuk memergoki banyak harta karun milik Gubernur Hwang yang telah bekerja sama dengan baik. “Apa aku terlalu buruk untuk menyamar menjadi seorang dayang?” sinis dayang itu mnghela napas kasar. “Tidak juga,” jawab Shen Jia menggeleng singkat. “Baiklah. Aku akui bahwa aku sebenarnya bukan seorang dayang, melainkan utusan dari Komandan Gu untuk mengawasi seseorang yang telah meresahkan banyak warga. Padahal aku sudah termasuk lama bekerja di sini sampai mengetahui ruang rahasia. Tapi, mengapa kau bisa mengetahui identitasku dengan cepat?” ungkap dayang tersebut menatap Shen Jia tanpa ekspresi. Mendengar seorang marga yang sangat ia kenali itu membuat Shen Jia terdiam membisu, lalu menatap dayang tersebut dengan pandangan sulit diartikan. Sebab, ini kali pertama ia menemui orang-orang yang menjadi agen rahasia demi menyelidiki banyak pejabat penjilat. “Apa maksud kau Komandan Gu itu adalah Gu Sheng Jun?” tanya Shen Jia penasaran. Pertanyaan itu jelas membuat sang dayang tadi mendelik tidak percaya. Kemudian, menatap Shen Jia serius sembari melangkah mendekati pemuda yang kalau dilihat lebih jauh tampak berbeda. “Dari mana kau tahu?” tanya dayang itu sembari mengernyit penasaran. “Tunggu sebentar ... apa kau seorang gadis? Oh tidak, maksudku kau benar-benar terlihat seperti seorang gadis untuk ukuran wajah cantik.” Shen Jia tersenyum tipis. “Apa kau benar-benar utusan dari Komandan Gu?” “Iya, aku memang utusannya,” jawab dayang cantik itu dengan jujur sembari memperlihatkan sebuah tanda pengenal berbentuk panjang dengan aksaran han yang berarti Utusan. Tentu saja hal tersebut membuat Shen Jia langsung melebarkan matanya. Sebab, ini adalah kali pertama gadis itu menemukan seseorang yang menyamar demi mengungkap banyak penjilat di Kekaisaran Mouyu. Sedangkan gadis yang menyamar menjadi dayang itu menghela napas panjang sembari memasukkan kembali tanda pengenal rahasia miliknya. “Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Jadi, mengapa kau bisa tahu tentang Komandan Gu?” pungkas dayang itu penasaran. Jelas tidak ada yang lebih meyakinkan dirinya daripada mengenal Komandan Gu. Apalagi melalui orang-orang terdekat Keluarga Li sampai mengetahuinya. Membuat gadis itu langsung merasa bahwa akan banyak sekali orang-orang suruhan yang datang. “Aku memang sedikit mengenalnya,” jawab Shen Jia jujur. Meskipun ada kebohongan yang terus ia tutupi demi terjaganya identitas Xuan Yi. Sebab, mereka berdua memang sudah berjanji tidak akan mengungkapkan apa pun tentang identitasnya pada orang-orang yang baru mereka berdua temui. Walaupun tidak menutup kemungkinan hal tersebut cukup meresahkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD