64. Gemar Menggoda

1137 Words
Tidak ada yang menyangka bahwa penyamaran Shen Jia dan Xuan Yi selama beberapa hari menyelidki setiap jaringan perdagangan kotor dari Keluarga Li membuat mereka berdua benar-benar hampir menyentuh secara keseluruhan. Meskipun ada beberapa perdagangan yang membutuhkan tanda pengenal sehingga Xuan Yi harus beralasan ia lupa membawanya. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pemuda itu sedikit dicurigai. Akan tetapi, Xuan Yi sangatlah cerdas. Ia mempelajari banyak gerak-gerik khas Keluarga Li. Salah satunya adalah ia akan sesekali mengibaskan pakaian hanfunya ke belakang. Membuat para prajurit yang melihat hal tersebut langsung mengangguk mengerti dan memperbolehkan Xuan Yi beserta Shen Jia masuk ke dalam. Kini keduanya tengah berada di salah satu kedai hendak melakukan makan siang. Mengingat mereka sejak tadi hanya menghabiskan waktu dengan berkeliling tempat untuk melakukan banyak pemeriksaan secara pribadi. Tentu saja masalah ini belum diketahui oleh banyak orang termasuk Yang Mulia. Sebab, Xuan Yi melarang untuk Shen Jia mengatakannya. Apalagi mereka baru saja mengetahui permasalah ini beberapa hari yang lalu. Sehingga rasanya tidak memungkinkan untuk mengatakan pada orang lain. Walaupun Shen Jia sudah mengatakan bahwa ada seseorang utusan ayah dari Xuan Yi yang menyelidiki hal ini. Akan tetapi, pemuda tersebut hanya menganggap kalau sang ayah melakukan itu karena tidak ingin melihat Kekaisaran Mouyu dipenuhi oleh para penjilat. Namun, di balik itu semua Xuan Yi jelas tahu kalau ayahnya tidak ingin dirinya akan bernasib sama ketika berhubungan dengan Keluarga Li. Akan tetapi, hal tersebut sama sekali tidak membuat Xuan Yi merasa ingin menjauh. Ia malah ingin terus mendekatkan diri pada hal-hal yang menjadi larangan ayahnya. Karena hal yang dilarang terlihat menantang daripada lainnya. Walaupun terkadang itu membuat Xuan Yi merasa terjebak pada situasi yang tidak memungkinkan. “Kita benar-benar berencana menjadi pelajar yang nakal, Xuan Yi,” celetuk Shen Jia saat mereka berdua tengah menikmati makanan. “Mengapa?” tanya Xuan Yi penasaran. “Kau lihat saja, di saat yang lain sedang melakukan banyak hal. Kita malah menyelidiki yang tidak seharusnya dilakukan. Kau benar-benar membuatku merasa serba salah.” “Tidak apa-apa. Lagi pula masalah ini berkaitan dengan Kekaisaran Mouyu. Aku yakin Yang Mulia Kaisar tidak akan mempersulitmu, Jia’er. Karena kau adalah putri kesayangan rakyat.” “Apa kau baru saja mengejekku?” “Tentu saja tidak!” jawab Xuan Yi cepat ketika melihat ekspresi tidak mengenakkan dari gadis yang ada di hadapannya. “Bukankah kau tahu bahwa aku sama sekali tidak dikenal oleh mereka? Bahkan untuk mengungkapkan identitasku sebagai putri saja rasanya mustahil. Karena rakyat di sini pasti akan menyangka bahwa aku orang gi*la yang menginginkan kehormatan lebih.” “Jangan terlalu merendahkan dirimu. Walaupun memang kenyataannya seperti itu, aku yakin pasti akan ada waktu di mana kau bisa menjadi dirimu sendiri. Bukan orang lain.” “Iya, aku harap akan ada waktu seperti itu,” gumam Shen Jia lemah. Xuan Yi mendadak merasa bersalah melihat gadis yang ada di hadapannya menjadi sedikit tidak bersemangat. Namun, ia juga tidak bisa melakukan apa pun. Karena Shen Jia memang benar adanya tidak pernah terungkap identitas sebagai seorang putri terhormat. Walaupun Yang Mulia Kaisar pernah mengatakan memiliki seorang putri yang dijaga begitu ketat. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah diketahui oleh rakyatnya. Mengingat tidak bisa sembarangan orang bisa masuk ke Istana Timur tanpa identitas jelas sekaligus pejabat di kekaisaran. Bahkan untuk ukuran keluarga terhormat seperti Gu Xuan Yi saja tidak mengetahui bahwa Shen Jia adalah seorang putri. Kalau bukan Xiao Pingjing yang membenarkan hal tersebut. Itu pun karena dirinya menjadi teman sekamar. Mungkin kalau tidak, sampai kapan pun Xuan Yi tidak mengetahui bahwa Shen Jia adalah Putri Youlan. “Oh ya, apa kau ingat perkataanku bahwa ada seseorang yang menjadi utusan ayahmu?” celetuk Shen Jia di sela-sela makannya. Sedangkan Xuan Yi mengangguk pelan, lalu membalas, “Iya, aku ingat. Ada apa dengannya?” “Aku tidak mengungkapkan identitas sebagai seorang gadis walaupun aku sendiri tahu bahwa dia sedang menyamar.” “Kenapa?” “Jelas kau akan marah jika aku mengungkapkannya begitu saja. Aku tidak ingin terlibat pertengkaran denganmu, Xuan Yi.” “Baguslah kalau kau tahu.” “Tapi, dia tidak mengatakan apa pun setelah itu. Aku menjadi penasaran, apa dia tidak mengira kalau aku seorang gadis?” Xuan Yi berpikir sesaat. “Aku pikir dia lebih tidak menyangka kalau kau seorang putri.” “Ah, sudahlah. Jangan membahas itu dulu. Aku mendadak malas jika kau membahasnya begitu saja.” “Memangnya kenapa?” tanya Xuan Yi penasaran. “Aku sedang berada di tempat yang bukan seharusnya aku berada, Xuan Yi. Kalau terjadi sesuatu, apa kau mampu bertanggung jawab? Aku yakin pasti kau terlibat masalah dengan ayahmu sendiri.” “Kau benar. Aku pasti akan dibenci oleh banyak orang,” gumam Xuan Yi merasa miris pada dirinya sendiri yang selalu saja dinistakan. “Tidak juga. Mungkin kau hanya akan terlibat masalah yang cukup besar. Bukan hanya dari Yang Mulia Ayah, melainkan keluargamu sendiri juga akan terkena. Jadi, aku pikir lebih baik menghindarinya,” sanggah Shen Jia menggeleng pelan. Kemudian, ia mengambil salah satu bakpao yang ada di bungkusan hasil pembelian Xuan Yi. Entah dari mana pemuda itu bisa mendapatkan makanan yang biasanya hanya tersedia di pasar-pasar. “Jia’er, apa kau keberatan kalau kita nanti menginap di salah satu rumah warga?” tanya Xuan Yi ketika pemuda itu telah menyelesaikan makanannya. “Kenapa dengan keuangan kita? Apa tidak cukup” “Bukan.” Xuan Yi menggeleng mendengar perkataan Shen Jia yang cukup mengejutkan. “Lantas, apa yang membuatmu ingin menginap di salah satu rumah warga?” “Saat aku membeli bakpao tadi, tanpa sengaja aku mendengar penuturan warga bahwa akan ada pemeriksaan secara ketat di berbagai penginapan yang ada. Untuk menangkap warga asing masuk ke Guangzhou. Karena kemarin baru saja terdengar bahwa pelakunya kabur dan bersembunyi dengan banyak warga.” “Mengapa kita harus ikut bersembunyi? Kita jelas bukanlah penjahat, Xuan Yi.” “Aku tahu kita datang ke sini untuk kepentingan, tetapi sadarkah bahwa kehadiran kita di sini cukup asing dan membuat banyak orang berpikiran kalau kita melakukan hal-hal merugikan.” “Jadi, maksudmu kita menginap di rumah warga untuk menghindari hal itu?” pungkas Shen Jia mulai mengerti maksud dari ajakan Xuan Yi. “Kau benar! Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Jia’er. Aku bertanggung jawab atas keselamatanmu agar terhindar dari masalah ketika sampai di Chang’an.” “Baiklah. Kalau tujuanmu untuk keselamatanku, maka dengan senang hati aku akan menurutinya. Lagi pula aku sudah terlalu lelah tidur di satu ranjang, sedangkan kau malah berada di lantas beralaskan tikar tipis.” “Apa kau baru saja mengkhawatirkanku?” goda Xuan Yi tersenyum geli. Sontak hal tersebut membuat Shen Jia bungkam tak bersuara. Bahkan napasnya tercekat saat menyadari bahwa yang dikatakan tadi benar-benar sudah kelewatan untuk seorang sahabat. “Jangan dianggap serius. Aku hanya bercanda,” ralat Xuan Yi tertawa geli melihat ekspresi Shen Jia benar-benar seperti baru saja tertangkap basah melakukan kesalahan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD