65. Identitas Tersembunyi

997 Words
Selama beberapa hari memperhatikan banyak gerak-gerik Gubernur Hwang dan para bawahannya yang kepergok tengah melakukan pemindahan terhadap barang-barang hasil rampasan dari warga. Xuan Yi tidak tanggal diam pun langsung mengisyaratkan pada Shen Jia untuk mengirimkan merpati pos pada Yang Mulia Kaisar. Sebab, gadis itu memiliki merpati pos yang berbeda daripada lainnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan pesan dari Shen Jia akan langsung mengarah pada sang ayah. Selang beberapa hari menunggu balasan dari Yang Mulia, hari ini tepat hari keempat Xuan Yi dan Shen Jia melakukan pengamatan sekaligus memberikan beberapa pengarahan pada militer Guangzhou yang sengaja melakukan penjagaan. Akan tetapi, Xuan Yi sama sekali tidak menduga kalau ada ayahnya di pasukan tersebut. Sampai ia menyadari ketika Shen Jia tanpa sengaja menjatuhkan beberapa buku laporan hasil pengamatannya. Suasana canggung sekaligus tidak nyaman membuat mereka berdua bersikap layaknya tidak kenal, dan hanya Shen Jia yang mampu mencairkan suasana dengan beberapa perbincangan penting pada Jenderal Gu. “Ini sangat berbahaya untuk kau selidiki, Youlan Qing Qu. Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan jika Yang Mulia Kaisar bertanya,” ucap Jenderal Gu terlihat khawatir ketika melihat penampilan gadis anggun nan polos itu berpakaian ala pemuda. “Tidak apa-apa, Jenderal Gu. Aku sudah meminta izin pada Yang Mulia Ayah, dan beliau tidak keberatan jika aku harus berada di sini demi kepentingan umum. Lagi pula aku akan selalu dijaga oleh Xuan Yi. Jadi, kau tidak perlu merasa cemas,” balas Shen Jia tersenyum menenangkan. Membuat Jenderal Gu melirik ke arah seorang pemuda yang kini terlihat rupawan. Sama seperti dirinya dulu. Seakan Gu Sheng Jun baru saja melihat cerminan dirinya ada pada Xuan Yi. Tidak peduli seberapa keras dirinya melarang, pasti pemuda itu akan tetap terlibat. Sedangkan dayang yang kemarin sempat membuka jati diri pun tampak terkejut. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa pemuda cantik yang ditemuinya adalah seorang putri besar menyamar demi kepentingan umum. “Jadi, kau ... adalah seorang putri?” celetuk dayang yang kini sudah berubah menjadi perempuan pendekar. Shen Jia tersenyum tipis. “Benar, aku Youlan. Tapi, kau jangan bersikap kaku seperti itu karena aku lebih suka dipanggil Jia’er.” “Astaga, maafkan hamba, Youlan Qing Qu. Hamba benar-benar tidak mengenalimu kemarin,” sesal dayang tersebut dengan bersujud meminta ampun. Sontak hal tersebut membuat Shen Jia terkejut dan langsung bersimpuh untuk mencegah pendekar cantik itu melakukan hal yang cukup berlebihan. Karena dirinya hanyalah seorang putri, dan tidak perlu sampai dihormati dengan begitu patuh. “Bangkitlah. Kau jangan seperti itu. Aku yang memang tidak ingin kalau identitas ini terbongkar,” titah Shen Jia memegang kedua tangan milik pendekar itu membantunya bangkit dari lantai beralaskan marmer keras. Tak lama kemudian, utusan dari Kekaisaran Mouyu pun datang membawa sebuah gulungan agung membuat beberapa prajurit masuk untuk mengawal gulungan tersebut. “Jenderal Gu, harap kau menerima titahan dari Yang Mulia!” seru prajurit bertubuh gagah dengan suara lantang. Mendengar hal tersebut Gu Sheng Jun pun langsung berlutut diikuti Xuan Yi, Shen Jia, dan pendekar perempuan tersebut. Mereka berempat tampak berlutut secara bersamaan. Tidak peduli bahwa salah satu dari mereka ada yang berasal dari istana. Bahkan prajurit yang mengantarkan gulungan tersebut tampak terpaku pada seorang gadis cantik tepat di samping Xuan Yi. “Jenderal Gu Sheng Jun, harap kau membereskan segala kekacauan yang ada di Guangzhou demi kepentingan umum. Lalu, hukum sesuai dengan ketentuan berlaku tentang apa yang sudah dilakukan oleh Gubernur Hwang, Kepala Keluarga Li, dan Murid Li. Tidak peduli masih belajar di Akademi Tangyi. Tertanda Yang Mulia Kaisar,” tutur prajut tersebut menutup kembali gulungan tersebut, lalu memberikannya pada Gu Sheng Jun. Dengan begitu hormat, lelaki dewasa gagah nan tampan itu bersujud sebentar dan menerima gulungan. Setelah itu, keempatnya kembali bangkit dengan menatap prajuriy bawahan Yang Mulia Kaisar. “Youlan Qing Qu, Yang Mulia Kaisar meminta kau untuk segera kembali bersama Tuan Muda Gu,” ungkap prajurit tersebut bernada rendah. “Mengapa Yang Mulia Ayah memintaku kembali?” tanya Shen Jia penasaran. Sebab, ia ingin tetap berada di sini melihat keadaan warga sipil yang selama ini sudah ditindas dengan begitu kejam. “Karena kau sudah bekerja keras, Qing Qu. Sekarang saatnya untuk kembali,” jawab prajurit itu mengangguk penuh makna. Sedangkan Gu Sheng Jun yang mencemaskan Xuan Yi pun langsung mengkode pada anak semata wayangnya untuk menuruti permintaan Yang Mulia Kaisar. Karena pemuda itu tidak akan bisa menolak permintaan siapa pun. “Apa yang dikatakan tadi memang benar, Jia’er. Kita harus segera kembali agar tidak mengganggu pembelajaran di Akademi Tangyi,” sahut Xuan Yi membuat gadis yang kini sudah melepaskan penyamarannya itu pun menghela napas panjang. Kemudian, ia menatap satu per satu orang yang berada di dalam ruangan militer milik Kekaisaran Mouyu. Sudah tidak ada pilihan lain untuk tetap berada di sini dengan mengabaikan semua kewajibannya sebagai pelajar. Akhirnya dengan berat hati, Shen Jia pun mengangguk lemah. Ia memang harus tetap kembali karena masa perizinannya sudah selesai sejak kemarin. Akan tetapi, berkat kasus korupsi hari iin membuat gadis itu tidak memiliki pilihan lain. “Baiklah. Aku akan kembali bersama Xuan Yi,” putus gadis cantik itu dengan benar-benar tidak rela. Entah kenapa ia merasa sangat berat melepaskan semuanya saat mata yang ia miliki menatap begitu perih pada orang-orang hasil rampasan Gubernur Hwang. Memang tidak sedikit dari mereka merasa tidak adil akan hukum yang dijalankan. Membuat gadis itu memijat kepalanya lelah. Jenderal Gu Sheng Jun tampak puas mendengar hasil keputusan Shen Jia yang tepat. Meskipun ia tahu bahwa gadis itu akan sangat berat meninggalkan tempat ini. Karena di dalam jiwa Shen Jia terdapat kelembutan yang mampu merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. “Silakan, Qing Qu. Kita berangkat hari ini menggunakan kereta. Karena nanti akan ada banyak prajurit yang datang untuk menangkap Gubernur Hwang sekaligus para bawahan Keluarga Li,” tutur prajurit tersebut membuat Shen Jia hampir saja menggeram kesal. Tentu saja hal tersebut membuat Shen Jia dan Xuan Yi melenggang lebih dulu meninggalkan Jenderal Gu dan pendekar perempuan tersebut dengan ekspresi sulit diartikan. Walaupun tidak menutup kemungkinan sikap tidak tertebak Xuan Yi bisa mengecohkan siapa pun, termasuk ayahnya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD