17. Terbongkar

1040 Words
Setiap minggu, Akademi Tangyi memang memberikan jadwal untuk para murid membersihkan diri dan mencuci banyak pakaian di sungai. Tentu saja kebanyakan di sana adalah para pemuda yang berendam penuh santai. Tidak dengan para gadis yang memilih untuk mencuci pakaian. Namun, kegiatan tersebut tidak hanya diisi oleh para murid, melainkan beberapa guru tampak ikut mendampingin mereka semua. Bisa dikatakan semua murid Akademi Tangyi memang diawasi begitu ketat sampai benar-benar tidak terjadi sesuatu ketika mereka berkeliaran di luar. “Xuan Yi!” seru Xiao Pingjing yang baru saja menyembul keluar dari penyelamannya. Murid Akademi Tangyi tampak bersenang-senang ketika mendapat hari libur panjang seperti ini. Bahkan mereka memanfaatkannya untuk mendekati murid lain, seperti Shen Jia. Seorang gadis cantik nan anggun itu tampak mencuci pakaian bersama Han Yuri sembari sesekali melontarkan candaan pada murid perempuan lainnya. Hal tersebut membuat beberapa pemuda tertarik pada sifat dan sikap Shen Jia yang begitu anggun. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa perhatian semua pemuda yang ada di sana tampak mengarah pada dua kembang mawarberwarna tersebut. “Nona Shen!” panggil salah satu pemuda yang terlihat genit daripada lainnya. Membuat Xuan Yi kebetulan berada di samping pemuda tersebut pun menoleh, lalu mengernyit bingung ketika melihat ada seorang gadis yang sangat ia kenali tidak jauh dari tempatnya duduk. Sedangkan Xiao Pingjing terlihat asyik berendam bersama Chang Qi. Sebenarnya Xuan Yi tidak mengikuti keduanya karena ia sedang tidak ingin membasahi banyak pakaian. Sebab, mencuci di waktu hujan sangatlah menyebalkan. Apalagi di kediamannya terdapat seorang gadis yang tidak bisa leluasa menjemur pakaian di dalam. Shen Jia yang mendengar namanya dipanggil itu pun menoleh, lalu bertanya, “Apa ada, Murid Yang?” Pemuda bernama Yang Zi’o itu menjawab, “Kemarilah bersenang-senang bersama kami. Ajak Yuri juga.” Sejenak Shen Jia menatap pemuda itu dengan tidak nyaman, tetapi tatapannya malah bertemu dengan Xuan Yi yang ternyata sejak tadi sudah memperhatikan dirinya. Membuat gadis itu langsung memutuskan pandangan dan menatap ke arah lain. Sementara itu, Xiao Pingjing yang melihat Shen Jia digoda oleh pemuda rendahan itu pun tampak tidak terima. Pemuda bertubuh basah kuyup itu tampak keluar dari dalam air, lalu menghampiri Shen Jia. Tindakan tidak terduga itu membuat banyak yang langsung menduga bahwa Xiao Pingjing adalah kekasihnya. Akan tetapi, lain halnya dengan Xuan Yi tampak tidak peduli. Kemudian, ia menatap lurus ke depan di mana Chang Qi tengah melakukan beberapa kali penyelaman dan mengambil batu untuk diberikan kepada Xuan Yi. “Kenapa kau ke sini?” tanya Shen Jia setengah berbisik pada Xiao Pingjing yang kini berdiri tepat di sampingnya. “Ikut, aku!” ajak Xiao Pingjing tanpa mengindahkan banyak tatapan yang mengarah pada mereka berdua. Tidak ingin memperbesar masalah, Shen Jia dengan cepat memasukan semua pakaian bersihnya ke dalam baskom bersih yang menjadi tempat cuciannya. Setelah itu, tanpa berpamitan dengan Han Yuri, Xiao Pingjing langsung menarik pergelangan tangan Shen Jia dan membawanya menjauh dari sana. Serentak terdengar seruan kecewa dari banyak pemuda yang tadinya ingin menggoda Shen Jia. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Han Yuri menjadi satu-satunya gadis cantik yang berada di sana. Akan tetapi, gadis itu tampak nyaman-nyaman saja mendengar lontaran godaan dari banyak pemuda. Merasa sudah cukup menikmati libur kelasdan hari bebas untuk ke mana pun, Xuan Yi pun bangkit dari tempat duduknya membuat Chang Qi yang melihat hal tersebut langsung bergerak menepi. “Tuan Muda, kau mau ke mana?” tanya Chang Qi keluar dari dalam air dengan pakaian benar-benar basah nan transparan membuat otot perutnya tercetak jelas. “Cepat kau ganti! Aku lapar,” jawab Xuan Yi memasang ekspresi semelas mungkin membuat Chang Qi dengan cepat mengganti pakaiannya. Kemudian, pemuda yang menjadi penjaga bagi Xuan Yi itu terlihat mencucinya dengan singkat, lalu memasukkan ke dalam baskom yang sama persis seperti milik Shen Jia. Atau baskom khusus murid Akademi Tangyi. Sesaat Xuan Yi menunggu Chang Qi mencuci pakaiannya, ia menatap ke arah tenda kecil yang berisikan Xuaming Shifu dan asisten guru. Mereka berdua tampak mengangguk saat Xuan Yi meminta izin dalam kodean mata. Sebenarnya, Xuan Yi memiliki pribadi yang cukup santun. Meskipun terkadang sifatnya berubah saat melihat sesuatu yang tidak ia sukai. Salah satunya adalah pembelajaran tidak masuk akal sekaligus menjerumuskan pada hal-hal yang tidak nyata. Setelah selesai, Xuan Yi dan Chang Qi langsung melangkah menembus alang-alang yang cukup tinggi untuk sampai ke Akademi Tangyi. Namun, di saat keduanya menyusuri jalan setapak tiba-tiba salah satu dari mereka berhenti. “Ada apa, Tuan Muda?” tanya Chang Qi penasaran saat Xuan Yi terasa menghentikan langkahnya. “Chang Qi, lihatlah! Apa itu benar Pingjing?” jawab pemuda tampan tersebut menunjuk siluet punggung terduduk memungguni mereka berdua. “Sepertinya iya,” ucap Chang Qi ragu. Hal tersebut membuat Xuan Yi menghela napas panjang. “Yang benar, Chang Qi ....” “Kita harus mendekat, Tuan Muda. Agar bisa melihatnya dengan baik,” usul Chang Qi membuat Xuan Yi mengangguk pelan. Akan tetapi, saat ia hendak kembali melangkah tiba-tiba Chang Qi menarik lengannya, lalu pemuda tersebut melangkah melewati Xuan Yi. Sejenak perbuatan itu membuat Xuan Yi menggeleng tidak percata. “Kau bisa tetap di belakang, Chang Qi,” bisik Xuan Yi tersenyum geli. “Tidak bisa, Tuan Muda,” tolak Chang Qi bersikeras. Akhirnya, mereka berdua pun kembali melanjutkan langkahnya menghampiri siluet punggung yang tidak asing. Kini yang berada di depan tampak sudah berbeda, yaitu Chang Qi. Sedangkan Xuan Yi berada di belakang mengikuti langkah penjaganya yang terlihat sangat berhati-hati. Samar-samar keduanya mendengar suara dua orang yang saling berbincang ringan sembari menikmati semilir angin bertiup ke arah Barat. Membuat rambut panjang milik seorang gadis tampak berterbangan lembut menyapu sisi wajah yang begitu mulus tak bercela. “Yang Mulia pasti akan marah padaku kalau mendengarmu digoda oleh para pemuda tadi,” sungut Xiao Pingjing menyandarkan tubuhnya dengan kedua tangannya dibuat tumpuan. Shen Jia tertawa pelan. “Tidak akan. Pasti kau sudah dipukuli oleh Ayahku.” “Itu sama saja!” seru Xiao Pingjing tidak terima. Sontak keduanya langsung tertawa pelan tanpa mengindahkan sudah ada dua orang pemuda yang berada tepat di belakangnya. Mereka terlihat membeku di tempat ketika mendengar obrolan singkat itu. Namun, Xiao Pingjing yang merasa di belakangnya ada seseorang pun langsung menoleh. Alangkah betapa terkejutnya ia melihat Xuan Yi dan Chang Qi di sana hampir melepaskan rahang dari tempat yang seharusnya. “Xuan Yi! Chang Qi!” ucap Xiao Pingjing tidak percaya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD