39. Sindiran Keras

1006 Words
Malam pun tiba, Xuan Yi dan Chang Qi baru saja menyelesaikan makan malamnya di ruang makan bersama para murid Akademi Tangyi. Tentu saja sebagian dari mereka ada yang sudah mulai menerima Xuan Yi dan ada yang belum. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut membuat hati Xuan Yi sedikit menghangat. Karena nyatanya tidak semua dari murid Akademi Tangyi akan membencinya begitu saja. Mengingat bagaimana sikapnya Xuan Yi selama ini tidak pernah memandang siapa pun dengan sebelah mata. Memang harus diakui bahwa Keluarga Gu jauh lebih terhormat daripada keluarga lainnya. Akan tetapi, tidak pernah satu pun murid Akademi Tangyi yang begitu membenci Xuan Yi. Sebab, mereka hanya merasa tidak adil ketika mengetahui identitas Xuan Yi yang sebenarnya melalui orang lain. “Aku tidak tahu kalau kau ada di sini, Xuan Yi,” celetuk seseorang dari belakang membuat pemuda yang tengah termenung di anak tangga kamar itu langsung menoleh. “Kau sudah pulang?” sapa Xuan Yi tersenyum hangat membuat seorang gadis yang kini menyikap rok besarnya untuk mengikuti kegiatan pemuda tersebut, duduk di anak tangga. “Aku memang memutuskan langsung kembali. Karena Han Yuri mempunyai urusan lain di luar. Sehingga aku yang tidak melakukan apa pun kembali ke kamar,” balas Shen Jia tersenyum singkat, lalu menatap benda bulat berwarna putih yang begitu terang. “Sepertinya bulan sedang berpihak padamu, Nona Shen,” ucap Xuan Yi melakukan hal yang sama. Keduanya begitu damai menatap bulan purnama yang penuh, lalu tergantikan dengan bintang berkelap-kelip menghiasi langit dengan cahaya khasnya. Tidak dapat dipungkiri senyum tulus Salma dan Sheng Jia pun nmenghiasi bulan yang penuh makna mendalam. “Apa yang sedang kau lakukan di sini, Xuan Yi? Sepertinya aku lihat tadi Chang Qi masih berada di dapur,” tanya Shen Jia mengalihkan pembicaraan. “Aku hanya ingin menyendiri, lalu kedatanganmu mengusik waktuku untuk mengumpulkan banyak keberanian yang mampu mengatakan apa pun sesuai keiginan,” jawab Xuan Yi memang benar adanya. “Sebenarnya aku datang ke sini bukan untuk berbincang di lelucon yang seperti kau lontarkan tadi. Sebab, Xuan Yi benar-benasr sangat totalitas dalam semua drama yang dimainkan,” sahut Xiao Pingjing membuka satu per satu pakaiannya yang terasa sedikit berat. Memang sejak tadi Xuan Yi hanya mendengarkan semua perkataan Xiao Pingjing yang begitu memperhatikan dirinya. Membuat Xuan Yi benar-benar merasa sangat bersyukur ketika mendapatkan sahabat sebaik dan setulus Xuan Yi. Sebab, di mana pun ada Xuan Yi, maka disitulah Chang Qi dan Xiao Pingjing. Karena memang keduanya tampak begitu akur, meskpun sesekali bertengkar dengan sedikit ganas. Mengingat Xuan Yi sangatlah terkenal bagi kalangan atas. Tidak sedikit orang-orang tersebut mengira bahwa Xuan Yi dan Xiao Piingjing merasa benar-benar menjadi gugup ketika mendengarkan banyak ucapan selamat. Akan tetapi, sebagai menunggu hadiah-hadiah kecil itu memang keduanya terlihat begitu bersemangat. Walaupun diselingi sesekali lontaran candaan yang begitu asyik membuat ketiganya begitu bahagia dengan tak lupa Chang Qi ikut tertawa bersama. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Chang Qi benar-benar kaku. Barpun begitu, Xuan Yi tidak akan pernah menjadi sombong. Sama seperti motto miliknya yang terpajang begitu jelas. Zona integritas pada kesetaraan yang sama. Jadi, tidak menutup kemungkinan akan ada banyak sekali kejutan di dalamnya. Setelah selesai membersihkan tubuh, ketiganya pun keluar dari danau membuat beberapa murid laki-laki yang ada di sana menatap Xuan Yi dengan sedikit takut. Apalagi mereka sudah tidak ingin melihat tatapan menyeramkan Chang Qi ketika mengusik majikannya. Sedangkan Xiao Pingjing yang menyadari perubahan hal tersebut pun tersenyum kecut, lalu membawa Xuan Yi mempercepat langkahnya. Karena mereka bertiga memang sudah harus kembali ke kamar. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sudah masuk musim dingin membuat beberapa murid Akademi Tangyi merasa senang sekaligus bahagia. Karena dengan mudahnya mengurus banyak hal. “Sepertinya aku tidak bisa mengikuti kalian berdua ke kamar. Karena hari ini aku ingin berkeliling di pasar. Apa kau mau ikut?” tawar Xiao Pingjing ketika ia sudah berada di depan matanya. “Kalau seperti itu, aku juga tidak bisa. Karena menyesuaikan waktu dalam bersamaan jelas menyinggung diriku dengan sangat keras. Sebab, Xuan Yi memang sudah memiliki jadwal untuk berlatihan bersama Chang Qi,” balas Xuan Yi menghela panas panjang. Kemudian, ketika pemuda itu pun melenggang pergi begitu saja tanpa memikirkan apa yang sedang terjadi sekarang. “Tuan Muda Gu, kau sudah kembali?” sapa Sang Qi membuika pintu kamar yang berbeda. “Iya,” jawab Xuan Yi mengangguk singkat, lalu melenggang masuk ke dalam. “Di mana Noan Shen?” tanya Xuan Yi ketika menyadari hanya ada Sang Qi di sana. “Sedang membersihkan diri, Tuan Muda. Karena tadi Nona Shen memang pernah datang ke sini walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa Nona Shen datang lebih lambat daripada kalian berdua,” jawab Sang Qi jujur. Memang kedatangan Shen Jia tidak bisa ditebak. Tergantung dari pelatihan apa yang ingin dipelajari. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa menempuh pendidikan di Akademi Tangyi tidaklah mudah. “Tidak apa-apa. Dia memang berlatih untuk kepentingannya sendiri. Sebab, sekarang banyak sekali kasus yang mengatakan kecurangan dan ketidakabsahan mencakup dalam hukuman militer, yaitu dipukul dan dikeluarkan seperti salah satu murid kemarin,” sahut Xuan Yi mengangguk mantap. “Memang lebih baik menghilang untuk mendukung semua fasilitas yang ada daripada hadir hanya untuk menempuh sebagai murid terbaik sangatlah sulit. Tapi, asal ada usaha mungkin semua berjalan dengan lancar,” lanjut Xuan Yi tersenyum misterius, lalu melenggang masuk ke dalam kamar meninggalkan dua pengikut yang memiliki masing-masing majikan. Sejenak Chang Qi yang mendengar hal tersebut langsung mengerti bahwa Xuan Yi tidak hanya dewasa tentang tindakannya. Melainkan semua yang berkaitan dengan pemuda tersebut benar-benar dianggap perubahan cukup pesat. Sang Qi yang melihat perubahan itu pun berkata, “Sepertinya, Tuan Muda Gu sudah kembali seperti dulu. Karena benar-benar memperhatikan siapa pun tanpa memandang tinggi-rendahnya kemampuan yang berasal dari peserta yang bersekolah cukup baik.” “Aku akui, Tuan Muda Gu benar-benar berkembang sebagai pribadi yang lebih baik. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Xuan Yi sangat-sangat berbakat dalam hal apa pun. Hanya saja kurang rasa percaya diri untuk terus mendukungnya agar memiliki semangat dalam mempelajari banyak bela diri dan kuiltivasi,” timpal Chang Qi tersenyum ringan menatap punggung tepat yang mulai secara perlahan menghilang ditelan oleh pintu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD