Kulangkahkan kakiku dengan ringan. Kumasuki area parkir salah satu sekolah negeri terpopuler di kabupatenku.
Segera ku masuki ruang tunggu dan menulis buku acara untuk menulis nama dan alamat sebagai pengunjung.
Salah satu penjaga menyapaku ada perihal apa aku datang ke sekolah ini.
"Selamat siang mbak" sapa salah seorang penjaga berbadan cungkring berkumis tebal itu. tertulis di d**a sebelah kiri Caroko.
"njih pak(iya pak).. selamat siang, saya mau bertemu Bu Retno"
"kebetulan Bu Retno sedang mengajar mbak.. dengan mbak siapa ini?"
"oh. maaf pak, saya Rini. Rini Anggraeni"
"ooooo.. mbak Rini putrane(anaknya) Mbah Suradji? ada perlu apa mbak? nanti saya sampaikan Bu Retno"
oh. ternyata kenal dengan bapak batinku.
"ini pak, ini mengenai informasi yang di berikan Bu Retno tentang lowongan Guru Bahasa Jepang"
"oo..ya, kalau begitu jenengan(kamu dalam bahasa halus) tunggu sebentar di sini. sebentar lagi jam istirahat nanti mbak Rini bisa ketemu langsung dengan Bu Retno" sambil menunjuk sofa yang ada di ruang tunggu.
"njih pak, matursuwun (ya pak, trimakasih)"ku jawab dengan tersenyum.
jenuh aku menunggu Bu Retno ku putuskan berjalan-jalan berkeliling melihat area sekolahan ini. Sekolah Menengah Atas ini adalah salah satu sekolah negeri yang paling bergengsi di kabupaten ku, area sekolah yang luas. ramah lingkungan. memiliki fasilitas extrakulikuler cukup Wow menurutku, karena kulihat ada beberapa siswa yang sedang membawa alat panahan.
aku berjalan menuju lapangan upacara, lapangan ini letaknya di depan dekat dengan pintu gerbang sekolahan. ku dengar derap langkah anak-anak, sedang baris-berbaris rupanya. jadi ingat jamanku sekolah dulu, aku sangat gemar dengan kegiatan baris-berbaris.
ku edarkan pandanganku dan 'apa itu..' gumamku melihat ada anak yang sedang menggoyang-goyangkan sesuatu di tangan kanannya. kudekati anak itu, dan.. sssshhhhhhhh!! sssshhhhhhh!!! suara Pilok.
dengan sedikit berlari ku tegur anak itu "hei, nak!!"
dia menoleh ke sumber suaraku "ya Bu.. ada yang bisa saya bantu?" dia berhenti melakukan kegiatannya dan bertanya padaku dengan santun.
"kenapa temboknya di coret-coret?!" sedikit tinggi nada suaraku
"oh.. ini mural Bu, sama sekolahan boleh kok Bu"
kupandang anak itu dengan sedikit curiga, jangan-jangan karena ketahuan terus anak ini bilang boleh.
"bener boleh??" tanyaku sedikit menyelidik
"iya Bu boleh, tapi hanya di area tembok dekat parkiran ini saja. ini di sediakan bagi murid-murid yang suka dengan dunia grafity Bu. dari pada coret-coret meja Bu hehehe"
"ooooo..." kujawab dengan anggukan kepala. dan kulihat tangannya dengan lincah menggambar salah satu karakter film kartun Disneyland. Wow.. anak ini bakatnya luar biasa.
puas berjalan-jalan aku kembali ke ruang tunggu, dan ternyata Bu Retno sudah berdiri di pintu masuk ruang tunggu dengan sesekali menoleh ke sana kemari seperti mencari sesuatu. dan betul saja setelah pandangnya tertuju padaku dia langsung menghampiriku
"mbak Rini.. tak cariin lho, kata pak Caroko nunggu di ruang tunggu, saya ke sini kok mbak Rini ga ada" sambil memukul lenganku dengan pelan.
"maaf Bu Retno, tadi saya jalan-jalan keliling sekolah Bu"
aku menjelaskan dengan senyum yang ak buat-buat.
segera ku serahkan surat lamaran yang sudah ku siapkan kepada Bu Retno "ini Bu surat lamaranya, sudah lengkap"
"o iya mbak.. mari ikut saya. langsung ketemu dengan kepala sekolahnya aja ya, nanti di jelaskan mengenai jam ngajarnya juga honornya mbak Rini" sambil menggandeng lenganku.
ku jawab dengan senyum dan anggukan kepala.
************
"aku tak mangan buk(aku mau makan buk)" bapak dari arah bengkel masuk menuju rumah, tepatnya dapur. bengkel bapak kebetulan menjadi satu dengan tempat tinggal kami, jadi mudah bagi bapak untuk minta makan atau sekedar minum teh di temani ibu.
"ya.." jawab ibuku sambil menyendok nasi ke dalam piring.
di keluarga kami, tidak ada istilah makan di ruang makan dan duduk bersama di meja makan. atau jam makan siang bersama keluarga. kalau kami mau makan, ya makan saja. ibuku selalu menyiapkan sajian makanan nasi beserta kawan-kawannya di meja makan, jadi bagi kami anak-anaknya kalau mau makan tinggal makan tidak perlu di siapkan lagi.
ibuku menghampiri bapak dengan membawa sepiring nasi, yang duduk santai di depan teras sambil memperhatikan karyawan bekerja.
"dahar(makan bahasa halus) dulu pak" ibu menyodorkan piring ke arah bapak.
bapak menerimanya dengan tersenyum "anakmu kuliah buk? kok durung balek?(anakmu kuliah Bu? kok belum pulang?)"
"belum pak, tadi katanya habis kuliah mau sekalian mampir ke SMA 1 untuk kasih surat lamaran ke Bu Retno" ibu menjelaskan
"Sido kerjo Rini?(jadi kerja Rini?)" bapak mendengus kesal
"di rampungke dahar e, Ra sah Karo nesu-nesu. mundak keselek (di selesaikan dulu makannya, ga usah pakai marah-marah. tersedak nanti)" jelas ibu sewot dan mendingalkan bapak.
bapak hanya diam dan geleng kepala melihat reaksi ibu yang seperti itu.
"wong wedok, nek lagi nesu kok tambah ayu (perempuan kalau lagi marah, kok jadi tambah cantik)" gumam bapak pelan.
**********
"kesele..( capeknya..)" ucapku pelan sambil kupijit-pijit pelan kakiku.
" Rin.." bapak memanggilku lembut
"dalem pak..(ya pak..)" segera aku berlari kecil keluar kamar menuju sumber suara.
ku lihat bapak sedang duduk di teras rumah sambil minum teh.
"pripun pak..( ada apa pak)?" tanyaku sambil duduk di samping bapak. kupandangai wajah bapak dengan lekat.. ya Tuhan, Bapak terlihat sudah sangat tua. ku lihat keriput wajahnya yang sangat jelas, hitam kulitnya karena terbakar matahari. tapi tidak mengurangi kegagahannya, wibawanya. panjang umur dan sehat selalu untuk bapak doaku dalam hati.
"kamu serius mau ngajar?" tanya bapak dengan menyruput teh
"iya pak.. buat pengalaman" terangku
"terus kuliahmu gimana??"
"kuliahkukan tinggal ngerjain Tugas Akhir pak, sama susulan mata kuliah yang kurang lengkap nilainya. itu kan bisa di kerjain sambil kerja" jawabku
bapak menarik nafas dalam-dalam "Yo wis..karepmu (ya sudah.. terserah kamu saja)".
aku berdiri dan kupeluk leher bapak erat-erat dari belakang kuris tempat bapak duduk "trimakasih pak" ucapku dengan senyum lebar
"kerja itu tidak mudah Rin, apa lagi jadi guru. harus jadi contoh yang baik dalam segala hal. bapak minta kamu bisa mengemban tugas dengan baik dan benar sekalipun gaji honorer tidak seberapa. kalau cuma 300ribu atau 400ribu bapak masih sanggup kasih buat kamu"
"bukan masalah gajinya pak.. tapi pengalamannya yang Rini butuhkan. selama ini Rini hanya bisa minta sama bapak. Rini juga pengen merasakan gimana susahnya cari uang sendiri. setidaknya Rini bisa menghargai setiap jerih lelah selama kerja" jelasku kepada bapak.
bapak manggut-manggut mendengarkan penjelasan ku "kapan mulai ngajar?" tanya bapak sambil melihatku.
"hari Senin besok pak, tapi hari Senin itu hanya perkenalan saja. setelah siangnya Rini mau ke kampus. untuk mulai ngajarnya nunggu pengaturan jadwalnya dulu pak" aku menjelaskan sambil mengambil gelas jumbo bapak yang berisi teh manis itu dan meminumnya.
"sudah sudah bicaranya, ini singkong gorengnya yang bapak minta tadi. di dahar( makan) dulu keburu dingin" ibu datang dari arah dapur dengan membawa sepiring singkong goreng kesukaan bapak.
bapak langsung nyomot singkong goreng itu. belum sempat memasukan ke mulut, ada tamu yang mencari bapak
"kulonuwun Mbah.. (permisi Mbah..)" salam tamu tersebut dengan senyum lebar.
"njih pak, monggo-monggo pinarak (ya pak, mari mari silahkan duduk)"
oh pak Caroko dalam hatiku. aku berdiri tersenyum lebar kepada pak caroko dan menyalaminya kemudian meninggalkan bapak dan pak Caroko.
"Rin.. minta ibumu buatkan teh buat tamu" bapak berteriak dari luar.
"ya pak.." jawabku dari dalam
*************
hari SENIN pukul 06.00wib aku bangun dengan semangat, mandi dan kugunakan baju setelan blezer warna hitam kepunyaan mbak Rahayu. tentu saja karna aku belum pernah bekerja, jadi aku diam-diam mengambil baju setelan punya mbak Rahayu hehehehe
'kerja nih yeee..cie ciee' gumamku sendiri dengan memastikan penampilanku di depan kaca besar. senyum senyum sendiri ku pandangi wajahku bermake-up tipis ini. 'bentukku wis koyo ibu pejabat hahaha' (aku sudah seperti ibu pejabat)' aku berbicara sendiri.
hari ini hari pertamaku bekerja. mencari pengalaman berinteraksi dengan berbagai macam bentuk dan karakter manusia. ya.. menjadi Guru. tidak pernah terpikir olehku kalau aku akan menjadi seorang guru. aku tersenyum dan membungkuk ketika Bu Dewi Pramuningsih kepala sekolah SMA N 1 UNGARAN memperkenalkanku sebagai Guru baru mata pelajaran Bahasa Jepang.
semua murid bersorak, dan aku melambaikan tangan dengan senyum lebar.
'wow...bakal seru nih kumpul sama anak-anak SMA hehe' dalam hati