2 : Rencana Gila yang Sempurna

864 Words
    “Cinderella man?” pekik Jibril dengan alis menukik.     “My Cinderella man,” sahutku terkekeh.  Aku meninju bahu sahabatku, gemas. “C’mon, Jib!  Desainer kondang kayak kamu pasti bisa membantuku mewujudkan mimpi itu.”     “Sadar, Non!  Sadar!!  Yang ada cinderella tuh gadis miskin yang ditolong peri biru trus berubah menjadi  putri semalam, bertemu dengan pangeran, lalu.. teng, teng!  Mereka menikah, happy ever after!” sinis Jibril.      Aku menjentikkan jari.     “Nah itu dia!  Can you see?  Cinderella man ditolong kamu, Jibril, namamu kan seperti nama malaikat.  Anggap saja peri birunya adalah kamu.  Lalu kau rubah penampilan katrok cinderella man menjadi aristokrat macam bangsawan.  Dia akan bertemu denganku.. Putri mafia, BELLA KANIA ALFONSO,” aku mengangkat daguku angkuh, biar Jibril bisa melihat betapa anggunnya dirinya seperti putri raja.         “And then?  Kau akan menikahinya?” sindir Jibril.      Matanya melotot ketika aku dengan enteng mengiyakannya.  “Why not?”     “Sinting!  Ciyus lu?” semburnya heran.      “Yaelah, Jib!  Kalau gak serius ngapain aku menghubungimu untuk meminta hal seperti ini!”      Jibril menghembuskan nafas panjang, lalu mengamatiku dengan intens.  Dia sahabatku sejak kecil, aku tak bisa menutupi apapun darinya.  Jibril langsung tahu ada sesuatu yang tak beres.      “What’s wrong, Hon?”     Tak ada gunanya menutupi dari Jibril, jadi aku pun menceritakan kegundahanku padanya.     “Jib, kamu kan tahu aku sudah jenuh hidup dalam keluarga mafia.  Kemana-mana harus dikawal pengawal, nyawa selalu terancam.  Mau kemana tak bebas, tak bisa leluasa seperti teman-temanku yang lain.  Aku harus hidup terkungkung sendiri, aku hidup dalam penjara emasku,”  aku berkeluh kesah seperti biasanya.  Pasti Jibril sudah hafal lagu nyesek yang kulantunkan ini.     “I know, kamu ingin sekali hidup seperti orang biasa.  Tapi apa hubungan semua ini dengan keinginanmu untuk menciptakan dongeng Cinderella versi cowok dalam hidupmu, Beb?!”     “Itu karena...” aku memilin gaunku, pertanda aku sedang gugup atau grogi, “karena Dad ingin menjodohkan diriku dengan putra tunggal keluarga Richardo.”     Lagi-lagi Jibril membelalakkan matanya heran, “Bukannya keluarga Richardo adalah kelompok mafia pesaing berat keluarga kalian?!”     Aku mengangguk.  “Keluarga kami telah sepakat berdamai.  Daripada saling berebut kekuasaan, kami akan hidup berdampingan dengan berbagi kekuasaan.  Secara adil!  Untuk menjamin hal itu maka diadakanlah perjodohan antara aku dan putra tunggal keluarga Richardo.  Dionsi Richardo.”        “So, apa masalahnya?  Aku mendengar kiprah Dion.  Dia bukan pria b******k, dia serius bekerja.  Sepertinya jarang ada berita dia bersama wanita tertentu.  Sepertinya dia pria baik.”  Kata Jibril menyimpulkan.        “Astaga, Jib!!” pekikku gusar, “sedari tadi aku bercerita apa kau tak bisa menangkap maksud hatiku?  Lola banget sih kamu!  Aku ingin hidup seperti orang kebanyakan, aku ingin bebas.  Pernikahan dengan orang biasa adalah jalan keluar untuk mewujudkan impianku.  Tapi sekarang keinginanku terancam bubar karena aku dijodohkan dengan seseorang yang berasal dari keluarga mafia!”        Jibril tak pernah marah meski aku membentaknya atau mengatainya lambat.  Dia sahabat baikku, dia mengerti dibalik keangkuhanku aku sangat sayang padanya.  Dengan sabar, Jibril meladeni keluhanku.        “Lalu, apa maksudnya kamu membohongi keluargamu dengan menjadikan pemuda miskin menjadi cinderella man?  Si loading lambat ini tak bisa memahaminya,” sindir Jibril gemas.        Aku cengengesan menanggapi sindiran sahabatku, “Itu hanya untuk menciptakan sensasi.  Aku ingin mereka tahu aku bisa mendapatkan pria yang lebih hebat dari Dion, walau itu pria yang kuciptakan sendiri.  Karena aku ingin menikah dengan lelaki biasa supaya bisa terlepas dari kungkungan keluarga mafiaku.”        Mendengar rencanaku Jibril terkekeh geli, “jadi itu hanya ego kekanak-kanakanmu, Beb.  So, figur siapa yang kau ciptakan yang bisa mengalahkan kharisma Dion, bujangan yang sangat diminati kaum hawa saat ini?”        Itulah yang susah.  Dion amat ternama.  Dia tampan, berkepribadian matang, sukses dan tak pernah terciduk berbuat yang tidak-tidak.  Pokoknya dia adalah sosok pria yang bakal diincar orang tua untuk dijadikan calon menantu idaman.  Mendadak aku teringat akan pemberitaan yang baru k****a akhir-akhir ini, mungkin sekitar dua bulan lalu.        “Aha!  Aku tahu, siapa yang bisa menandingi kehebatan Dion!  Pangeran Leonardo De Lafoya!”        Mata Jibril membulat begitu aku mengucapkan nama keramat itu.        “Tak salah, Beb?  Dia pangeran negara tetangga loh.  Yang baru dua bulan lalu berduka cita karena ayahnya meninggal kan?  Beraninya kamu menjiplak dia sebagai Cinderella man versimu!”        Aku yang selalu optimis mana pernah memikir seribet itu.  Hidup itu sudah ruwet, jangan diperumit lagi lah!        “Haishhhh, Jib!   INDONESANA itu hanya negara kecil, tak terlalu banyak yang tahu tentangnya.  Baru-baru ini saja mereka ternama karena kematian Raja Gerardo yang fenomenal.   Lagian, sosok Pangeran Leonardo yang misterius, yang tak pernah muncul didepan media massa, menguntungkan rencanaku.  Jadi, aku akan pura-pura menikah dengannya, lalu menghilang ke INDONESANA.  Padahal aku akan menjalani kehidupan sebagai orang biasa yang kujalani.  Sekarang kau mengerti rencanaku kan?”        Jibril mengangguk.  Rupanya otak lemotnya baru bisa menyerap rencana dashyatku.         “Siapkan dirimu berperan sebagai peri biru, Jib!  Rubah Ujang Abuku menjadi Cinderella Man!” cetusku setengah bercanda.         “Lalu dimana Ujang Abumu sekarang?” tanya Jibril penasaran.        Sontak aku terbayang akan sosok pria berpenampilan kumuh yang belakangan ini sering menemani diriku, dia supir sementara yang kuambil karena supirku mengalami kecelakaan hingga tulang kakinya patah.         “Ada deh, sebentar lagi kau akan bertemu dengannya...” ucapku sok misterius.               ==== >(*~*)< ==== Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD