1 tahun lebih kemudian... “Maaf...” Di belakang sekolah yang sepi, suara Poni terdengar sangat jelas walau ia berbicara pelan. Pria yang berdiri di depannya mulai menunduk karena malu. “Harusnya aku yang minta maaf...” “Ah?” Poni mengerjapkan matanya sedikit bingung. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal ketika berkata, “Aku pikir Kak Mikhayla belum punya pacar makanya aku menyatakan perasaanku.” “... Pacar?” Adik kelas Poni mendongak. Detik berikutnya wajahnya terlihat sama bingungnya dengan Poni. “Kakak menolakku karena kakak punya pacar kan?” Poni melamun. Ia memikirkan kembali hampir dua tahun yang ia lewati tanpa Ansel di sekolah. Biarpun begitu, ia dan Ansel masih dekat. Mereka akan makan bersama di luar walau Poni harus selalu muntah di toilet. Mereka bahkan beberapa kali p

