“Apa yang terjadi, Bella?” kembali Poni bertanya. Bella membersihkan tenggorokannya saat mengalihkan tatapannya dan menggeser bokongnya. Ia mulai bergumam pelan, “Aku mengambilnya dari toilet pria. Mengisi air di ember lalu memasukkan kain pel kotor di sana .... Hei, perhatikan wajahmu, Mikhayla Symphony. Jangan berpikir macam-macam. Di sana tidak banyak pria.” Tidak banyak pria. Artinya masih saja ada pria. “Oh my gosh, Isabella?! Apa kau sedang bercanda?” Poni ingin tertawa tapi pipinya sedikit perih. Akhirnya ia hanya bisa terkekeh pelan sambil sedikit meringis. “Apalagi yang harus aku lakukan, hah? Saat aku tiba, aku mendengar jeritan nenek sihir. Aku sangat khawatir kau di-bully. Jadi aku masuk ke toilet pria tanpa banyak berpikir. Bukankah seharusnya kau mentraktirku karena sudah

