Mencoba Berpaling

1158 Words
Meski Farrel belum pindah sekolah, tetap saja Raya tak ingin bertemu dengannya, ia takut tak bisa mengendalikan perasaannya. tapi ia juga terlalu malu mengakui isi hatinya ke Farrel. "Ray.. Ray.. kok belok sih? katanya loe mau kekantin?" sergah Okta melihat tingkah Raya. "Udah gak usah banyak tanya!" Jawab Raya cepat, ia tadi melihat Farrel dikantin bersama Melissa. mereka nampak akrab, sakit rasanya melihat Farrel justru akrab dengan Melissa. 'bukannya kemarin dia juga terlihat membenci Melissa, atau selama ini aku hanya salah paham. sebenarnya ia tak ingin membantuku saat itu. tapi justru ia tak ingin Melissa terluka karena ulahku' pikir Raya, ia lemas sendiri mengetahui kenyataan Farrel yang tengah tersenyum bahagia didekat Melissa. "Aduhh... loe jalan liat-liat dong" marah Morgan kakak kelas Raya yang terkenal modis juga playboy. "Sorry.." gugup Raya sambil mengambil botol minum yang tadi jatuh dari pegangannya, saat ia mau mengambil tiba-tiba saja tangannya ditahan oleh tangan Farrel yang sejak tadi melihat Raya. "Biasa ajah mas, gak usah marah!" kesalnya ke Morgan. Raya nampak tak terima dibantu Farrel, sudah cukup baginya salah paham, sudah cukup juga baginya terlihat bodoh seperti dulu didepan Theo. "Gue bisa sendiri" marahnya ke Farrel. yang justru mendapat senyuman miring dari Morgan. Morgan yang melihat kepergian Raya berusaha mengejarnya, bagi Morgan sikap Raya cukup menarik. "Lagi berantem loe?" tanyanya, memang sudah menjadi rahasia umum kalau Raya dekat dengan Farrel. "Bukan urusan loe!" sahutnya sinis. "Hahahah.. oke.. oke.. gue emang gak mau ngurus juga urusan loe, bagi gue Farrel itu masa lalu loe, dan sekarang ijinin gue jadi masa depan loe" sahutnya geli sendiri. "Dasar Playboy!" gertak Raya kesal. Iapun pergi dari hadapan Morgan 'Playboy..? pacaran ajah gue belom pernah. gimana bisa jadi playboy. ngdengerin orang terus sih loe bisanya' gumam Morgan seorang diri. “Ray.. Raya.. kamu menghindaryah dari aku ?” tanya Farrel berusaha menarik tangan Raya agar tak pergi. “Lepasin gak. atau ada yang salah paham lagi nanti” sinis Raya, ia tak mau kedua kalinya disangka mengambil pacar Melissa and genk, Farrel yang mengerti jika Raya tak ingin disalah artikan hubungan mereka berdua akhirnya dengan terpaksa ia melepas tangan Raya. ’gue cuma mau loe bahagia Ray’ ucap Farrel setelah kepergian Raya. “Loe kenapa sih Ray? sebentar- sebentar loe sama kak Morgan, sebentar-sebentar loe sama Farrel. Jangan bilang loe mau dua-duanya?” goda Okta ke Raya yang baru masuk kelas. “jadi loe juga mau bilang gue cewek murahan gitu, loe mau bilang kalau semua ini gue yang mau hah…!” marah Raya, sambil memegang keningnya yang pusing sendiri. “wiisss.. santai kakak. gue kan cuma nanya hehehehe” Kalau Raya sudah mode galak seperti ini tak akan ada seorangpun yang berani dekat dengan dia temasuk Okta. ‘sendirinya yang ngjadiin gue playgirl, sendirinya yang curiga kalau gue deket sama cowok’ kesal Raya dalam hati sambil melirik Okta. “Ray.. Raya.. tunggu dong!” ucap Morgan mencoba mengejar Raya saat pulang sekolah, melihat Morgan mengejarnya Raya malah makin mempercepat langkahnya. ‘ngapain sih tuh orang.. aduh kena masalah lagi ajah gue’ runtuk Raya dalam hati. namun secepat apapun Raya pergi tetap Morgan mampu mengejar ketinggalannya. “Kok cepet banget sih lo mau bokeryah,, kalau mau boker, boker ajah kalik disekolah.. hehehe” ledek Morgan ke Raya, Raya hanya bisa mendelik gusar dengar candaan Morgan. “Loe ngapain ngejar gue?” tanyanya tanpa basa-basi. “yah,, gue mau lanjutin kisah cinta kitalah, jadi gimana diterimakan gue jadi next your boyfriend” seringai Morgan yang memang tingkat kepedeanya diatas 1000 %. “gini.. gue bilangin loe, sebenernya yang mau cari cowok itu temen gue, Okta bukan gue! Jadi loe sama temen gue ajah sana” sahut Raya berusaha sesopan mungkin, ia tak ingin ada masalah dengan kakak kelasnya, “Hahahhaa.. tapi gue maunya loe. gimana dong!” ledek Morgan kembali. “tapi gue gak mau sama loe gimana dong?” balas Raya sambil mendekat kearah Morgan, membuat Morgan sepenuhnya dapat mencium aroma tubuh Raya. “gilak.. loe wangi banget” gumamnya tanpa mendengar apa yang Raya katakan. “udah gilakya loe” sahut Raya sambil memiringkan jarinya didahi. “kalau gitu kita jodoh dong loe gilak, gue juga gilak” balas Morgan. Raya jadi merinding sendiri dengan kelakuan Morgan. Raya tak mau ambil pusing dikejarnya angkot yang lewat dan langsung menaikinya. “angkot.. berhenti bang” teriak Raya. Morganpun tak mau tinggal diam, dinaikinya juga angkot yang berisikan Raya. “ngapain loe naik angkot juga, loekan ada motor” ucap Raya tak terima. “cie- cie… calo pacar gue ternyata perhatian jugayah. sampe tahu loh gue kesekolah bawa motor” balas Morgan yang memang sudah tak waras. “terserah loe” bentak Raya malas. “Bener terserah gue, yaudah kalau gitu mulai sekarang kita jadianyah” sahut Morgan tak mau kehilangan kesempatan. “hahaah…” dan Raya hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, bertengkar sepulang sekolah dengan cuaca yang panas terik membuatnya malas sendiri, apalagi sekarang ia diangkot yang banyak orang. Ia tak ingin menjadi tontonan orang. Saat Raya turun dari angkot Morganpun turun dari angkot dengan kurang ajarnya ia meminta Raya membayarkan ongkosnya. “bang sekalian sama cewek gue” ucapnya pede, Raya hanya dapat mengeleng-geleng, biarlah kali ini Raya amal. pikirnya. “rumah loe disini juga?” tanya Raya saat melihat Morgan jalan disampingnya. “enggak! Tapi rumah calon mertua gue disini” sahutnya asal. Raya masih belum mengerti ujung pembicaraan Morgan. Ia pikir Morgan hanya bercanda dari tadi. “ooh.. loe udah dijodohin” polos Raya. “hahahaha.. yah engga sih! Tapi tadi gue abis nembak cewek terus kayaknya diterima” sahut Morgan menatap Raya, Raya jadi salah tingkah sendiri. bagaimanapun Morgan memang lelaki tampan dengan kulit coklatnya. “jangan becanda loe kak” pinta Raya yang mulai melihat keseriusan dimata Morgan. “kalau gue mau serius emang gak boleh?” tanyanya serius. kini tak nampak sedikitpun sikap sok asiknya. Rayapun hanya bisa mengalihkan pandangannya ia tak mau Morgan tahu hatinya sekarang berdegub kencang. sesampainya digerbang rumah Morgan ijin pulang, ia bilang mau balik lagi kesekolah mengambil motornya. “loe ada ongkos?” tanya Raya yang ingat tadi Morgan minta dibayari olehnya. “hahaha.. ada kok!” sahut Morgan sambil tersenyum manis, ia juga terlihat mengacak puncak rambut Raya. ---- “siapa tuh dek” tanya Athalla yang juga baru pulang kerja, sedikit banyak ia melihat apa yang dilakukan Morgan ke adiknya. “Kakak kelas aku” sahut Raya sambil memasuki rumahnya. “ya masa kakak kelas ngaterin kamu pulang dek, emang kakak kelas waktu TK” desak Athalla tak terima. Rayapun malas menanggapi kecurigaan Athalla, baginya menghadapi Morgan yang ajaib saja sudah menguras isi otaknya. "dek.. jawab dulu jangan main masuk kamar ajah" sergah Athalla yang terkenal over protektif ke Raya. "kenapa si mas?" tanya Meysa melihat Athalla sibuk sendiri dengan Raya. "tadi Raya ada yang anterin pulang!" sahut Athalla berapi-api. "masa sih Mas?, aku gak denger bunyi suara motor dari tadi" heran Mesya sendiri. "kayaknya dianterinnya jalan kaki deh yank" tambah Athalla mencoba mengingat kejadian tadi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD