Ghost 8

1009 Words
Waktu menunjukkan pukul 21.15, sudah dua jam sejak Dayu menyelesaikan tugas kuliahnya. Tadi Dayu tertidur di atas buku yang dibacanya, dan terbangun ketika seekor nyamuk hinggap di keningnya. Semilir angin malam berhembus dari balik punggung yang tertutupi kaos tipis, memberikan sensasi dingin pada kulitnya. Diedarkannya pandangan ke sekeliling ruangan dan disadarinya Kai tidak ada di sofa tempat biasanya dia duduk. Dari pintu balkon yang terbuka, Dayu tahu Kai pasti ada di luar. Dayu bangkit dari kursi, dan membawa langkahnya menuju balkon. Dari lantai bawah sudah tidak terdengar lagi suara Mama dan Papa yang biasanya berdiskusi sambil menonton acara favorit mereka. "Kirain kemana ... " ucap Dayu basa-basi, bersender pada kusen pintu. Tanpa melihat pada Kai, Dayu tahu apa yang sedang dilakukan cowok itu. Kai hanya melihatnya sekilas, lalu kembali meluruskan pandangan ke depan. Posisi Kai duduk berada di bagian yang tak tersoroti lampu, terlihat bagai siluet di antara keremangan malam. Ingatan Dayu melayang pada kejadian tadi siang, saat dirinya dan Kai menyambangi rumah Kelline untuk pertama kalinya. Tadinya dia berniat untuk sedikit menyapa sang model, yang jika dilihat di beberapa acara TV yang mengundangnya sebagai bintang tamu, gadis yang hanya beberapa tahun lebih tua darinya itu terlihat ramah dan baik. Namun kenyataannya jauh dari imej yang ditampilkan oleh media. Kelline adalah sosok yang arogan dan ketus saat tak ada lensa kamera di depannya. Meski Dayu bisa mengabaikan hal itu, tapi tentu saja tidak akan mudah bagi Kai untuk menerimanya. Apalagi Kai datang dengan seribu harapan Kelline akan menerimanya dengan tangan terbuka, mengingat hubungan yang pernah terjalin di antara mereka untuk waktu yang tidak sebentar. "Aku udah bilang, ngga ada satu pun penggemar yang boleh masuk ke sini!" ketus Kelline cepat saat asistennya diberitahu oleh salah seorang penjaga rumah tentang kedatangan Dayu. Satpam yang masih berada tak jauh darinya mendengarkan dengan syok, melihat reaksi Kelline.Dia menatap seorang wanita yang berada tidak jauh dari Kelline dengan penuh rasa bersalah. "Mungkin dia capek ... " Bisik hati Dayu, awalnya ... mencoba memahami reaksi Kelline. "Dia bilang bukan penggemar." Beritahu asistennya, dengan wajah sedikit tegang. "Tapi temannya Kai." Lanjut sang asisten dengan pelan dan hati-hati. "Suruh pergi, aku udah ngga ada hubungan dengan orang mati!" tandas Kelline, tanpa berpikir panjang. Sekilas Dayu bisa melihat wajah Kelline yang pucat saat mendengar nama Kai. Meski berada di luar pagar Dayu bisa mendengar dengan jelas ucapan Kelline. Apalagi Kai, yang berada tak jauh dari sang model. Sungguh suatu pukulan berat bagi Kai. Setelah mendengar ucapan Kelline, dengan langkah gontai mereka meninggalkan tempat itu. Tak ada pembicaraan sepanjang perjalanan mereka kembali ke rumah, masing-masing sibuk dengan pikirannya. Lagipula membicarakan hal yang tidak mengenakkan hanya akan menambah kesedihan dan kekecewaan. "Dulu Kelline gadis yang manis. Dia tidak akan pernah membiarkan siapa pun tersakiti dengan sikapnya." Kai bercerita tanpa diminta, lalu menjeda ucapannya dengan pandangan menerawang. Dayu menatap Kai, menerbitkan simpati dalam hatinya. "Semuanya berubah saat dia mulai terjun ke dunia modelling ... " lanjut Kai. "Apa yang terjadi?" tanya Dayu, semakin menatap Kai dengan raut penasaran. "Entahlah, mungkin tekanan dan persaingan membuatnya tak bisa lagi menjadi dirinya yang dulu." "Masuk akal. Dunia entertain memang tak semudah yang dibayangkan. Perjuangan mereka untuk mencapai popularitas sepadan dengan hasil yang didapatkan. Bahkan mungkin ada yang mati-matian berjuang namun sangat sulit untuk mendapat pengakuan. Tapi sangat tragis kalau sampai semua itu mengubah kepribadian seseorang." Ucap Dayu, kalimat terakhir yang diucapkannya seolah untuk dirinya sendiri. "Lalu bagaimana, apa kamu mau menyerah?" desak Dayu. Kai menatapnya seolah berkata, "Tak ada kata menyerah dalam matiku". "Aku sudah menunggu kesempatan ini, dan aku ngga akan menyia-nyiakannya." Tekad Kai. Dayu balas menatap Kai dalam. Jika sudah begini, hati siapa yang tidak luluh. Bagaimana pun dia memiliki perasaan yang tidak akan tega membiarkan sesama makhluk Tuhan kesusahan. Hal yang sangat bertentangan dengan prinsipnya selama ini, untuk tidak terlibat dengan urusan perhantuan. Tapi semakin dia mengenal Kai, semakin Dayu paham bahwa mereka juga makhluk Tuhan yang harus dihargai keberadaannya. "Asistennya tadi, apa kamu mengenalnya?" selidik Dayu yang dijawab Kai dengan anggukan. Melihat sosok asisten Kelline, Dayu menyadari satu hal jika wanita itu adalah orang kepercayaan Kelline yang sudah pasti mengetahui baik buruknya sang model. Dan sebagai orang yang setiap hari berada di dekat Kelline, asistennya pasti tahu kejadian dan rahasia apa yang dimiliki Kelline. "Tidak terlalu." Jawab Kai, heran karena Dayu malah tertarik dengan asisten Kelline. "Gimana orangnya?" tanya Dayu lagi. "Entahlah, kami hanya bertemu sesekali. Aku mengenalnya hanya karena dia asisten Kelline." Beber Kai jujur. Kai memang mengenal Bertha, namun hanya sebatas tahu karena perempuan itu bekerja pada Kelline. Sedangkan hal lain yang bersifat pribadi Kai tidak mengetahuinya, terlebih Kelline tidak pernah menceritakan tentang orang-orang yang bekerja dengannya. Dan begitu pun dirinya, dulu tidak ada yang membuatnya tertarik selain tentang Kelline sendiri. Tapi jika diingat lagi, saat dia berhubungan dengan Kelline, Kai seolah dibutakan dari semua hal. Saat awal berpacaran Kelline selalu menuntutnya untuk selalu berada di sisinya. Membuatnya jauh dari teman dan saudara. Jika mendapat undangan dari teman-temannya untuk menghadiri acara apapun, baik teman lama ataupun teman yang saat ini mengenalnya, Kelline tidak pernah mengijinkan dengan alasan dia tidak mau Kai bergaul dengan orang biasa. Yang menurutnya bisa berakibat buruk pada karirnya sebagai model. Di otak Dayu sudah tersusun skenario untuk menuntaskan masalah ini. Lagipula seperti yang dikatakan oleh Kai bahwa dia tidak terlalu mengenal Bertha, jadi biarkan dia yang mendekati asisten Kelline itu untuk mengorek informasi tentang Kelline. Aturan pertama dalam perang, kenali musuhmu dengan baik. Meski itu berarti dia harus mencari informasi di wilayah musuh. Dan sebagai langkah pertama, Dayu harus mencari informasi tentang Bertha. Setidaknya dari dialah Dayu bisa tahu jadwal Kelline, dan mungkin dia bisa tahu juga dimana cincin milik Kai disembunyikan. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Rencana hebatnya menerbitkan senyum di wajah Dayu. Setidaknya dia harus optimis agar rencananya berhasil, dengan begitu Kai bisa menyelesaikan masalah secepatnya. Orang yang masih hidup saja memiliki batas waktu, apalagi orang yang sudah mati, yang memiliki segala keterbatasan dalam melakukan segala hal. Meskipun belum memahami dunia roh sepenuhnya, tapi dari film yang pernah ditontonnya, Dayu yakin bahwa waktu mereka sangat terbatas. Begitu pula dengan Kai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD