Pasti ada sesuatu yang bisa digunakan untuk meraih cermin itu, pikirnya serius. Milena berjalan pelan mengamati benda yang ada di atas meja. Sebuah pena bulu menarik perhatiannya. Ia mengelus dagu, berpikir. Diraihnya pena bulu itu dan di seretnya sepanjang jalan menuju kotak besi tadi. Sang peri berdiri di depan kotak besi, mengamati dengan saksama. Pena bulu itu berada dalam genggamannya. "Baiklah. Ini hanya tes kecil." katanya bersemangat. Milena mengarahkan ujung runcing pena bulu itu pada kotak yang terbuka tadi. Ia menggunakannya untuk membuka kotak sedikit demi sedikit. Setelah cukup dalam jangkauan pandangan mata, ia melihat cermin kejujuran itu mengambang pada dimensi gelap yang tampak tak berujung di belakang cermin itu. Kotak apakah sebenarnya itu? Milena mulai merasa ngeri,

