three

2100 Words
Kaindra masih berkutat dengan laptopnya walau Jam sudah menunjukkan tepat jam 2 malam. Ia masih memeriksa laporan dari pengintaian anak buahnya tentang keberadaan Miss invincible yang tidak terendus, walau dengan informan yang  Terpercaya sekalipun. Ia mengacak acak rambutnya frustasi, fikirannya buntu tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ditutupnya laptop tersebut dan ia baringkan tubuhnya di tempat tidurnya. "Mika tunggu" Kaindra mengejar Mika yang berlari mengelilingi taman "Ayo kejar aku Kai...." Mika tertawa karena Kaindra tidak dapat menangkapnya. Mereka berkejaran di taman bunga yang indah, Kaindra merasa Mika sangat cantik dengan gaun putih panjang seperti baju pengantin. "Kena....." Kaindra berhasil menangkap pinggang Mika tetapi ia kehilangan keseimbangan hingga keduanya terjatuh dan berguling-guling di rumput hijau taman bunga tersebut "I love you" bisik Kaindra di telinga Mika Tetapi belum ada jawaban dari Mika, keduanya sudah berada di tempat yang berbeda dengan baju berbeda. Dengan seragam dinas polri "Sorry, aku nggak bisa Kai....." Mika menjawab dan tubuhnya semakin menjauh .....jauh..... dan jauh. Saat Kaindra ingin menggapai sebuah petir mengagetkannya "Mikaaaaa......." Teriak Kaindra langsung terbangun dari tidurnya, nafasnya memburu, keringat dingin membasahi tubuhnya "Kenapa aku masih mimpi tentang Mika" batin Kaindra Kaindra POV Aku mimpi lagi tentang Mika, padahal sudah lebih dari 5 tahun sejak putusnya pertunangan kami. Sejak itu aku tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun karena bagiku percuma kalau endingnya hanya menyakiti hati, dan inilah aku sekarang lebih fokus pada tugasku menangkap para bandar n*****a sebagai kasat reserse n*****a polres Metro, dari berita yang aku dengar, Mika pun sudah memiliki jenjang karier sebagai kasat reserse n*****a Polresta Bogor. Semoga ia bahagia dengan pilihannya. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ryan menghubungi kalau informan kami mengatakan Miss invincible akan bertransaksi disekitar area kampus yang aku ingat itu adalah kampus Anindya tetangga sebelah rumah yang ku tempati ini. Aku bersiap untuk mandi dan ku siapkan peralatanku, pistol dan borgol tak boleh ketinggalan. Aku, Ryan dan beberapa anak buahku berpencar mengepung sebuah rumah di belakang kampus karena disinilah alamat yang diberikan oleh informan kami, bahwa Miss invincible akan bertransaksi. Dalam hitungan ke tiga kami dobrak pintu dan langsung masuk tapi ternyata misi ini sudah bocor, rumah ini kosong seperti baru saja ditinggalkan. Misi ini gagal total. Kami kembali ke markas dengan tangan hampa "Yan, Lo yakin lokasi transaksinya benar?" Tanyaku pada Ryan "Yakin Ndan" jawabnya Kami melakukan rapat kordinasi kembali tapi kali ini hanya terbatas cuma aku, Ryan dan 2 orang anak buahku yang lain, karena aku tidak ingin misi kami berikutnya gagal, yang aku tebak ada mata mata yang membocorkan misi yang tadi gagal. Aku tidak ingin gagal untuk Kedua kalinya. Aku memacu motorku dengan kecepatan sedang, aku lajukan kendaraanku menuju kompleks tempat aku tinggal sementara dalam pengintaian, dikejauhan aku melihat seseorang yang aku kenal. Aku arahkan motorku ke arahnya "An........"sapaku padanya. Ia menoleh padaku, sepertinya ia sedang menunggu angkot untuk pulang. "Kai......kamu, kok ada disini?" Tanyanya padaku "Iya mau balik nich, mau bareng nggak?" Tawarku "Boleh?" "Ya boleh dong kenapa enggak?" "Jangan nyesel ya Kalau ntar ban motornya bocor lagi" "Hahahaha"  tawaku pecah mendengar jawabannya yang tidak kuduga "Kamu ada ada aja, palingan juga kamu yang capek jalan" jawabku Anindya naik di jok belakang motor, dan langsung kulajukan pelan. Author POV Yang paling disukai Anindya saat dibonceng Kaindra adalah harum parfum maskulinnya yang masih segar walau hari sudah beranjak sore "An......., Cari makan dulu yuk, aku belum makan siang nich" "Apa? kamu belum makan siang, yang bener aja ini udah mau malam loh Kai" "Iya tadi sibuk banget jadi lupa" "Ya udah tuh ada rumah makan" Anindya menunjuk sebuah rumah makan di pinggir jalan Kaindra membelokkan motornya ke parkiran rumah makan yang ditunjuk oleh Anindya. Keduanya turun dan masuk ke dalam "Kamu pesen apa An?" "Kamu aja Kai, aku minum aja deh" Kaindra memanggil pelayan untuk memesan makanan "Mbak saya pesan 1 porsi soto ayam Ama 2 es jeruk" "Baik mas, ditunggu ya" jawab pelayan tersebut. Tak lama pesanan pun datang, Kaindra melahap makanannya dengan cepat tapi ia langsung tersedak karena terburu-buru "Uhukhuk....." " Ih ngapain buru buru Sech jadi tersedak kan" omel Anindya sambil menyodorkan es jeruk milik Kaindra ke mulut Kaindra, Kaindra kaget dengan perlakuan Anindya, tapi tetap minum es jeruk itu yang di pegang Anindya. "Thank you" ucap kaindra singkat Ia lanjutkan makannya dengan pelan. Tiba tiba handphone Anindya berdering "Halo mom...." "............." "I'm fine mom......." "Nggak bisa mom, aku lagi banyak tugas, next time okey" "........………" "Kenapa bukan kalian yang kesini, kenapa harus aku?" "……………" "Of course selalu itu alasan kalian, sudahlah mom An capek, bye" Tanpa menunggu jawabannya mommynya, Anindya menutup sepihak pembicaraan nya dengan mommy nya. Kaindra yang melihat itu merasa kikuk karena mendengar kan pembicaraan antara anak dan ibunya yang sepertinya hubungannya kurang baik. "Kamu baik baik aja An?" Tanya Kaindra "Ehm....ya I am fine Kai" jawab Anindya sambil meminum es jeruk miliknya Oooo------ooooO Anindya berbaring menatap langit-langit kamar dengan menerawang, mommy and Daddynya memang selalu begitu dia yang harus ke Sidney, bukan mereka yang ke Jakarta. Ia berpendapat kerinduan mereka palsu, karena harus Anindya yang kesana. Harusnya kalau benar rindu mereka yang datang dan memeluknya. Itu hanya akal mereka untuk membujuk Anindya pindah bersama mereka dan kuliah disana.  Tapi itu tidak akan pernah terjadi Karena Anindya lebih suka kuliah dan tinggal di Indonesia mungkin sesekali dia mau ke Sidney untuk liburan, tapi thats all tidak lebih. Ia mengambil draft pertanyaan dari tas ransel miliknya. Pertanyaan tentang penanganan hukum pengedar dan pengguna n*****a untuk kasat reserse n*****a yang akan dititipkan pada Kaindra yang temannya adalah anggota reserse n*****a, karena ia tahu kalau ia memaksa menemui kasat reserse n*****a nya akan sangat sulit karena selalu tidak ada ditempat saat ia datang jadi mau tidak mau ia hanya bisa titip draft pertanyaan untuk disampaikan, ia beranjak bangun dari tempat tidurnya ia ambil jaket karena udara mulai dingin walau jam masih menunjukkan pukul 8 malam, tapi karena baru saja turun hujan udara pun jadi sangat dingin. Tok....tok....tok..... Diketuknya pintu rumah yang ditempati Kaindra, terdengar langkah kaki mendekat. Kaindra membuka pintu hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang d**a, dan perut six pack nya membuat Anindya malu hingga menutup matanya dengan kedua tangannya hingga kertas yang ia pegang terjatuh. Ia membalikkan badan memunggungi Kaindra. "An..... malam malam kesini, ada apa?" Tanya Kaindra tanpa merasa kalau dirinya yang menyebabkan Anindya kikuk "Kai, kamu kok nggak pakai baju Sech, nggak dingin apa? Omel Anindya masih tetap di posisi membelakangi Kaindra "Kenapa? Kamu mupeng ya?" Goda Kaindra malah mendekati Anindya yang masih menutupi matanya dengan tangan. Anindya bisa mencium wangi tubuh Kaindra yang biasa ia hirup saat ia dibonceng beberapa kali. "Ih apa apaan Sech kai, jangan Deket deket ah" Anindya merasa Kaindra makin dekat dengannya bahkan d**a Kaindra sudah menempel di lengannya. Anindya berlari keluar pagar menuju rumah Tante Mira "Hei An, ini apa?" Kaindra mengacungkan kertas yang dijatuhkan Anindya "Draft pertanyaan" Kaindra melihat isi kertas itu yang merupakan pertanyaan untuk kasat reserse n*****a, yang ia pernah janjikan untuk menitipkan pada temannya yang anggota polisi. Ia tidak perlu menitipkan pada orang lain karena dia lah yang harus menjawab. Dibawanya masuk kertas tersebut dan ia bawa ke meja di ruang tamu, diambilnya ballpoint untuk menjawab pertanyaan tersebut. Anindya POV Bisa bisanya tuh Kaindra membuka pintu hanya pakai celana pendek, bertelanjang d**a pula awkward banget deh situasinya. ih aku jadi merinding ngebayanginnya, bodynya udah kayak para model yang suka nge gym gitu, tapi dia bilang kan kerja di go ride masa iya sempat nge gym. Atau dia kerja sampingan jadi model aaaahhhh apa pula yang aku fikirkan. Yang harus aku fikirin adalah semoga tugasku itu segera dijawab oleh atasan temennya Kaindra biar cepat aku serahin ke dosen. Baru deh bisa vacation  ke Aussie menemui Daddy and mommy. Semoga saja secepatnya paling tidak Minggu depan sudah ada di tangan aku draft kurikulum itu. Aku masuk ke kamarku dan beristirahat, ku tarik selimutku karena udara semakin dingin. Sinar matahari menyeruak masuk dalam kamarku membuat mataku silau, aku langsung bangun dan terduduk di tempat tidurku. Aku beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan diriku. Aku keluar kamar "Tante......Tante Mira.......?" Aku memanggil Tante Mira, biasanya kalau pagi dia berkutat di dapur membuat sarapan Untuk kami, Kemarin aku tidak bertemu Tante Mira sama sekali, kemana ya. Aku mendengar pintu depan dibuka dari luar, kudengar langkah kaki mendekat dan ternyata itu adalah Tante Mira "Tante......., Tante baru pulang?" "Eh An......ehm....itu.....itu An semalam ada masalah di cafe jadi tante putusin nggak pulang" "Oh.....ya An belum masak Tan, aku pikir tadi Tante di dapur" "Nggak apa apa An, Tante mau tidur kamu beli diluar aja ya" Aku mengiyakan permintaan Tante, Tante Mira memang dibelikan Daddy ku sebuah cafe untuk diurus daripada dia kerja untuk orang lain.  Tapi sebelum aku keluar Tante Mira memanggilku "An......." "Iya Tan. ..... kenapa?" "Tante mau ada urusan keluar kota selama seminggu, kamu nggak apa apa kan sendirian di rumah?" "Iya i'm fine Tan" Oooo------ooooO Author POV Sudah 5 hari Anindya tinggal seorang diri di rumah Tante Mira, untuk sarapan ia hanya melahap roti dan selai karena ia malas berkutat di dapur. Makan siang ia bisa beli di kampus sedangkan Makan malam ia beli di luar. Seperti malam ini, ia keluar rumah dengan jalan kaki untuk beli makan malam. Ia memilih menyantap soto ayam di depan gerbang kompleks, ia makan di kursi dan meja yang di sediakan oleh pedagang sotonya, tak sengaja ia melihat ke jalanan dan melihat Kaindra memacu motornya dengan tergesa gesa dan kecepatan tinggi. "Kenapa dia?, buru buru amat. Ada order kali ya" batin Anindya melihat hal itu, ia pun melanjutkan makan malamnya. Setelah selesai ia bergegas pulang Kring.....kring....kring.... Handphone Anindya berdering saat ia berada di kantin kampus untuk makan siang "Halo......." ".…………" "Iya saya sendiri....." "...................." "Iya benar itu Tante saya, kenapa ya pak?" ".……………" "Apa bandar n*****a? nggak mungkin pak. Bapak pasti salah, pasti bapak salah orang pak" "……………" "Baik saya akan segera kesana" Anindya langsung berlari keluar kantin dan ia menuju gerbang kampus, ia memberhentikan taksi yang sedang melintas "Polres Metro pak" Taksi pun meluncur ke polres Metro. Ia menuju tempat yang d berikan oleh penelepon tadi "Maaf pak saya tadi di telepon untuk datang kesini" "Nama?" "Anindya Alyssa putri" "Oh Anda keponakan dari Mira Gunawan Sasmita" "Iya benar pak" "Mari ikut saya" Anindya mengikuti petugas polisi tersebut masuk ke dalam. Anindya dipersilahkan menunggu "An........."sebuah suara lemah memanggilnya "Tante Mira....." Anindya menghambur memeluk Tante Mira yang memakai seragam tahanan. "Kenapa bisa begini sich Tan, bilang Ama An ini nggak bener kan Tan, mereka salah tangkap kan Tan?" Tanya Anindya bertubi-tubi sambil berlinang air mata "Maafin Tante An, tapi itu benar sayang, mereka nggak salah tangkap" Mereka berdua duduk berhadapan "Kenapa Tante? " Tante Mira hanya menunduk "Maaf An......" "Kenapa Tante jahat, n*****a itu merusak generasi muda Tan, bukankah Daddy udah kasih cafe buat Tante kelola?" "Itu nggak cukup memenuhi kebutuhan Tante An, jadi Tante cari jalan lain" "Tapi Tan, jalan yang Tante pilih salah. Kenapa Tante nggak bilang Daddy biar Daddy kasih uang bulanan ke Tante" "Sudahlah An, semua sudah terlanjur. Maafin Tante ya sayang" Seorang petugas polisi mendatangi keduanya "Maaf anda harus kembali ke sel" kata polisi tersebut Tante Mira berdiri dan mengikuti petugas tersebut. "Maaf nona komandan kami ingin bertemu keluarga dari Miss invincible" "Miss invincible?" "Iya, Tante anda memiliki nama  samaran Miss  invincible, biar nanti komandan  kami yang jelaskan pada anda" Anindya menurut dan mengikuti petugas tersebut. Ia masuk ke dalam ruangan yang dikelilingi kaca sehingga terlihat dari luar siapa yang ada di dalam. Di ruang tersebut di lihatnya ada seorang berseragam polri yang membelakanginya. "Eh ehem........permisi pak" "Pria tersebut membalikkannya badannya "Iya?" Anindya seperti tersambar petir melihat pria dihadapannya yang dibilang komandan oleh petugas tadi "Kaindra.....??" "Anindya...., Kamu?? Keluarga Miss invincible, jadi Miss invincible itu.......?" "Iya dia Tante saya" "Apa kamu tahu kalau dia bandar besar yang sudah jadi DPO?" Anindya menggelengkan kepalanya pelan "Apa dia akan lama di penjara?" "Kemungkinan besar" "Kami akan memanggilmu lagi untuk memberi keterangan sebagai saksi, kamu boleh pergi" Anindya beranjak pergi, tapi sebelum ia buka pintu ruangan Kaindra, ia berbalik "Kamu....... komandan reserse n*****a disini?" "Iya benar" "Jadi bukan Driver go ride?" "Bukan, sorry An aku harus bohong sama kamu karena aku dalam misi penyamaran" " Berarti kamu sudah tahu dari dulu kalau tanteku itu bandar n*****a?" "Aku nggak tahu, informan kami hanya memberi informasi kalau di komplek itu tinggal Miss invincible, tapi kami tidak tahu siapa sebenarnya Miss invincible sampai ia tertangkap kemarin" "Aku minta maaf An udah bohong sama kamu" kata Kaindra pelan Anindya segara membuka pintu dan pergi meninggalkan ruangan Kaindra. Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD