Two

1458 Words
Anindya berjalan keluar kamar dengan dandanan rapi siap untuk berangkat kuliah, jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah 9 pagi. "Tante. ..... Aku berangkat dulu ya" pamitnya pada Tante Mira Tante Mira keluar dari dapur dengan membawa s**u di tangan kanannya "Kamu nggak sarapan dulu An?" "Enggak Tan, nggak keburu ntar malah telat lagi" "Ya udah minum s**u ini aja biar terisi perut kamu, ntar kalo sakit Tante di marahin mama papa kamu lagi" Anindya menerima segelas s**u dari tangan Tante Mira dan langsung di tegaknya sampai habis. "Berangkat dulu Tan" pamit Anindya sambil mencium punggung tangan kanan tantenya tersebut Anindya keluar pagar rumah dan menutupnya kembali, saat akan berjalan menuju jalan raya, Kaindra juga sedang bersiap dengan motornya. "An...... Mau kemana?" tanya Kaindra "Mau berangkat kuliah Kai" "Naik apa?" "Ngangkot ntar depan kompleks" "Bareng aku jadi yuk, aku anterin sampai kampus" "Kamu Mau kemana, emang searah kita?" "Mau ke kantor go ride, searah kan Ama kampus kamu?" "Iya Sech, tapi nggak ngerepotin nich?" "Enggak, bentar aku ambilkan helm lain di dalam" ucap Kaindra bergegas masuk rumah mengambil helm lain, ia pun sudah dari tadi menggunakan helm Kaindra memacu motornya dengan kecepatan sedang dengan Anindya di jok belakang motornya, harum maskulin parfum Kaindra menyeruak memasuki hidung Anindya. Anindya menyukai wangi ini, menenangkan.  Hanya ada kebisuan diantara keduanya, mereka tenggelam dalam fikirannya masing-masing. Anindya heran kenapa orang tampan dan keren macam Kaindra jadi driver ojek online, memang Sech Anindya tidak tahu apa pendidikan Kaindra, ia pun enggan bertanya tentang hal pribadi pada Kaindra karena mereka baru saja saling mengenal "An.......?" 'Hemmmm....." "Udah sampai, nggak turun. Ngelamun ya?" "Eh iya, sorry sorry. By the way thanks ya udah di anterin" Anindya segera turun dari motor Kaindra "Ok nggak masalah. Jalan dulu ya" Kiandra segera memacu motornya kembali membelah jalanan Jakarta menuju tempat tujuannya. Ia belokkan motornya ke Polresta Metro, hari ini ia akan rapat koordinasi dengan anak buahnya. Setelah ia parkirkan motornya, Motor yang di pakai Kaindra adalah motor bebek biasa, hasil razia polantas polresta metro yang disita dari pengguna jalan karena tidak memiliki surat lengkap, dan ia pakai sebagai kamuflase penyamarannya. Kaindra segera melangkahkan kakinya menuju gedung dimana satuan reserse n*****a berada, anak buahnya sudah menunggu di ruang rapat, melihat kedatangan Kaindra semuanya berdiri dan melakukan penghormatan pada atasannya tersebut. Kaindra mempersilahkan semuanya untuk duduk "Oke, kita mulai dengan laporan penyelidikan kalian, bagaimana perkembangannya?" Ucapnya membuka rapat "Saya sudah mengintai diskotik green selama beberapa hari tapi belum dapat perkembangan signifikan Ndan" ucap Briptu Andre menjelaskan "Bripka Ryan?" "Saya mengintai cafe sunset dan ada informasi Miss invincible sering bertransaksi disana tapi sejauh ini belum terendus keberadaannya" "Ok, Target kita memang Miss invincible yang gerakannya seperti belut, belum pernah ada satupun dari pengedar yang kita tangkap mengetahui wajah aslinya karena setiap bertransaksi selalu menggunakan topeng wajah. Jadi pekerjaan rumah bagi kita adalah menyelidiki seperti apa Miss invincible ini dan siapa sebenarnya dia, mengerti?" Ucapan kaindra "Siap... mengerti" jawab semua serempak Semuanya membubarkan diri dari ruang rapat dan kembali ke meja kerja masing-masing. Begitupun Kaindra berjalan memasuki ruangannya yang semuanya terbuat dari kaca tapi kedap suara, walau dari luar terlihat tapi tidak akan terdengar suara sedikitpun. Ryan masuk ke dalam ruangan Kaindra dan langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan meja kerja Kaindra, ia melihat Kaindra sedang menerawang seperti memikirkan sesuatu. "Ada perkembangan Ndan?" Yang di tanya hanya melirik sebentar dan kembali memandang langit langit kantor tersebut "Belum ada petunjuk sama sekali, padahal aku sudah menelisik setiap warganya" jawab Kiandra datar "Kita masih ada waktu Ndan semoga misi ini berhasil sesuai target" "Semoga saja" "Kenapa elo make motor yang itu?, Nggak keren tau" Ryan bicara netral bukan sebagai bawahan tapi sebagai sahabat. Mereka bersahabat sejak hari pertama pendidikan kepolisian sampai sekarang walau jenjang yang mereka ambil berbeda. "Gue nyamar Ryan, bukan lagi main main" "Ya.. .. gak bisa dapet pacar dong, pasti kan ada yang cantik di kompleks itu" "Dasar Playboy, cewek Mulu fikiran Lo" "Gue ngakunya jadi driver ojek online jadi nggak mungkin bawa motor sport milik gue yan" "Gue pake ya motor Lo kai?". "Bawa aja, udah ah gue balik ke kompleks itu, mungkin ada pergerakan" Kaindra segera mengambil tas ransel miliknya dan kekuar dari ruangannya. Ia berjalan keluar dari gedung tempat kantornya berada, di saat ia berjalan menuju tempat parkir ada suara yang memanggilnya "Kai...........?" Kaindra menoleh dan ia terkejut karena di depannya ada seorang Anindya dengan muka bingung melihatnya "Kai.....ngapain di sini? Tanya Anindya "An......... Kamu, sedang apa?" "Buset ditanya balik nanya" "I.....ini aku tadi ketemu Ama temen aku di gedung sana" tunjuk Kaindra pada gedung kantornya tadi " Oh...... Teman kamu polisi?" "I.....iya temenku polisi, kamu sendiri kenapa ada di Polresta An?" "Ini tadi ada tugas kampus yang harus datang langsung kesini nemuin tersangka kasus n*****a, ini mau nemuin kasat reserse n*****a untuk cari info lainnya" Deg..... Kaindra bingung karena tujuan Anindya adalah menemuinya sebagai kasat reserse narkoba "Eh kayaknya kasat reserse n*****a nya sedang dinas luar deh An, pulang aja yuk".  Kiandra memegang tangan Anindya untuk mengikutinya. Anindya menghempaskan tangan Kaindra "Eh darimana kamu tahu?" "Temen aku tuh ajudannya, jadi aku tahu. Kan aku tadi ketemu Ama  dia" ucap kaindra sedikit berbohong "Emang kamu butuh info apa, ntar aku mintain Ama temen aku" "Beneran?" "Iya" "Ya udah ntar aku kasih daftar pertanyaan nya ya ke kamu". "Iya beres, ayo pulang" "Kamu nggak balik ke kantor go ride?" "Nggak aku dah selesai urusan disana" Keduanya berjalan ke parkiran mengambil motor Kaindra yang di parkir disana, Kaindra segera memacu motornya kembali ke kompleks tempatnya melakukan penyelidikan yang juga tempat tinggal Anindya. Anindya masih merasakan bau wangi tubuh parfum Kaindra yang masih sama seperti tadi pagi saat memboncengnya ke kampus Tapi pada saat motornya melewati tikungan, motor tersebut seperti menabrak sesuatu, mereka pun turun dan ternyata ban motor Kaindra bocor setelah melewati ranjau paku "Bocor An....." "Ya udah kita cari tambal ban aja" jawab Anindya santai " Kamu naik taksi aja ya pulangnya, di daerah sini tambal ban jauh An, biar aku urusin ntar. Kamu pulang duluan aja" "La kita pulangnya kan bareng, masa kamu aku tinggalin disini. Nggak apa apa aku temenin Kai" "Jangan An, jalannya jauh ntar kamu capek lagi" "Ih bawel banget sich jadi cowok, ayo jalan cari tambal ban kelamaan ngobrol Mulu" ucap Anindya sambil berjalan mendahului Kaindra Kaindra menghela nafas menghadapi keras kepala Anindya, ia pun menuntun motornya mengikuti Anindya yang sudah jauh meninggalkannya. Setelah berjalan selama 45 menit mereka pun bertemu dengan tukang tambal ban. Mereka memesan minuman botol segar kemasan karena kebetulan tukang tambal ban tersebut juga menjual minuman dingin. Keduanya duduk di kursi yang disediakan disana. "Capek ya...."tanya Kaindra "Lumayan" jawab Anindya sambil tersenyum Kaindra merasa Anindya adalah pribadi yang berbeda dari kebanyakan gadis kuliahan kebanyakan yang akan memilih untuk naik taksi dari pada jalan berpanas-panasan mencari tukang tambal ban, tanpa disadarinya ia tersenyum "Eh gila Lo ya senyum senyum sendiri" ucap Anindya melihat Kaindra senyum senyum sendiri "Eh apaan, enggak kok" "Mikirin pacarnya ya" "Sok tau" "Biarin" "Kamu sendiri, kalo liat kamu disini Ama aku ada yang marah nggak, jangan jangan besok ada yang datang ke rumah mau bikin perhitungan gara gara nyuruh pacarnya jalan jauh" "Siapa?" Tanya Anindya "Pacar kamu" "Nggak ada" Kaindra menganggu angguk tanda mengerti "Kenapa belum punya pacar?" "Belum pengen" "Bukannya cewek kuliahan gitu biasanya punya pacar buat antar jemput kuliah?" "Udah ada ojek online sekarang gak perlu pacar" Ucapan Anindya memberikan Jawaban pada kaindra kalau ia belum ingin dan belum akan pacaran, mungkin mirip dengannya yang tidak akan berfikiran untuk menjalin hubungan saat ini. Kaindra mengingat kejadian 5 tahun lalu Flashback on "Aku belum siap Kai" "Tapi kenapa sayang?" "Aku masih ingin mengejar jenjang jabatan yang lebih tinggi Kai" "Walau kamu menikah Sama aku, kamu tetap bisa mengejar jenjang karier yang lebih tinggi sayang" "No.....aku nggak mau, menikah belum ada dalam fikiran aku Kai, stop paksa aku" "Lalu kamu mau membawa hubungan ini kemana, kita sudah 5 tahun pacaran dan kita harus punya tujuan" "Ok, we break up, finish" "Itu keputusan kamu?, Kita selesai?" "Ya, aku nggak mau hubungan ini menghalangi cita cita aku dan karier aku" "Kamu keterlaluan Mika Arindita Gunawan, hubungan selama 5 tahun tidak berarti apa apa bagimu" "I'm sorry Kai" Mika beranjak meninggalkan Kaindra yang shock karena Mika lebih memilih karier di kepolisian dari pada dirinya Flashback off "Sudah selesai mas" kata tukang tambal ban membuyarkan lamunan Kaindra Akhirnya mereka bisa pulang walau hari sudah beranjak senja, tak lama mereka sampai di rumah "Makasih ya tumpangannya Kai" "Sipp, sorry ya udah bikin kamu capek jalan jauh" "Nggak apa apa anggap aja olah raga" oh ya boleh minta contact personnya nggak, kalau ntar butuh go ride, atau lewat aplikasi?" "Boleh boleh nich nomer aku" ucap Kaindra sambil mengambil ponselnya dan memberikan nomer kontaknya pada Anindya. Merekapun masuk ke dalam rumah masing masing Lynagabrielangga
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD