Chapter 25 - Tears

657 Words

"Sir." lirih Jacky membuat Orion berkedip. Pria tersebut telah selesai dengan piring dihadapanya. Tapi malah menatap Jacky seperti melihat hantu. "Aku tahu!" balas Orion sambil meraih ice kopi pesanannya. Jacky hanya menatap dalam duam. Dahinya berkerut mendengar penuturan dari Orion. Kenapa pria tersebut menjawab dengan kata yang tidak masuk akal. "Kau punya banyak pegawai, sudah saatnya kau mengoprasikan butik kecilmu layaknya perusahaan besar." ujar Orion setelah meletakan kembali cup miliknya diatas meja. Ia menatap Jacky yang juga sedang menatapnya. Pria tersebut diam untuk beberapa saat dan Jacky juga melakukan hal yang sama, tidak tahu harus berbuat apa. Orion menghirup nafas sedalam mungkin. Tampak dari busungan dadanya yang mengembang. Entah mengapa Jacky malah menahan nafas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD