58. Saatnya terbuka

1532 Words

"Kamu pulang sama Vitta?" Anyelir memalingkan muka, matanya menatap ke arah marmer di bawah kakinya. "Iya," jawabnya singkat. Dirinya memang tahu bahwa kedua orang tuanya sedang tidak ada agenda untuk pergi ke luar kota atau ke luar negeri dalam bulan ini, namun Anyelir tidak menyangka jika dirinya akan bertemu dengan ayahnya di siang hari yang masih terik, dimana biasanya Ayahnya lebih suka menghabiskan waktu di kantor atau bepergian bersama dengan Mamanya. "Papa udah ngijinin kamu buat bawa kendaraan sendiri, apa kamu tetap engga mau belajar naik mobil?" tanya Erlangga. Anyelir menggeleng pelan, kepalanya tetap ia tundukan, tidak ingin bertatapan dengan ayahnya sama sekali. Terdengar helaan napas berat dari Papanya, kemudian telinganya menangkap suara langkah kaki yang semakin mend

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD