"Cepet sembuh ya, Yan. Jangan banyak megang HP dulu. Nanti kalau kamu udah sembuh, kita bisa atur ulang rencana kita buat pergi bareng." Royyan mengangguk, melempar senyum manis ke arah Anyelir yang memberikannya pesan sebelum gadis itu beserta Januari dan Renata akan beranjak pulang sebentar lagi. "Makasih ya, kalian sampai repot-repot jenguk kesini. Makasih juga buat buah sama snack nya," balas Royyan tulus. Walau ada tiga kepala yang berdiri di depannya, namun pada kenyataannya hanya dua orang saja yang terasa hidup. Sedangkan Januari sedari tadi hanya diam, dan baru akan bicara jika ada yang mengajaknya bicara atau juga hanya akan mau membuka mulut untuk mengatakan sesuatu pada Anyelir. "Gue disini dulu ya, sambil nunggu jemputan. Boleh, kan?" Royyan meringis melihat wajah Renata

