10. Mega

1544 Words
Dirinya bukanlah wanita paling cantik di sepenjuru sekolahnya, hanya saja Mega menyadari bahwa dirinya memiliki apa yang mungkin saja tidak dimiliki oleh teman-teman nya yang lain, atau setidaknya tidak bisa di dapat dengan mudah tanpa usaha. Mega adalah peringkat ketiga di setiap ujian yang diadakan sekolah secara umum. Itu merupakan pencapaian yang membuat dirinya cukup populer karena menjadi satu-satunya wanita yang berada di peringkat itu. Sedangkan di peringkat kedua ada mantan kekasihnya, Royyan yang juga merupakan ketua OSIS. Dan siapa yang menduduki peringkat pertama sepanjang dua tahun ini? Lelaki pujaannya, pangeran dingin yang tidak bisa disentuh oleh siapapun. Januari. Pertama kali ia mengenal sosok itu, terjadi tidak lama setelah diadakan ujian semester satu. Saat itu tiba-tiba saja ada kehebohan kabar tentang anak kelas satu yang berkelahi dengan salah satu teman sekelasnya hingga membuat salah satu dari mereka harus dilarikan ke rumah sakit. Mega nyaris tidak pernah perduli pada orang lain kecuali Royyan yang memang adalah kekasihnya saat itu. Namun berita lain yang menyertai berita perkelahian itu malah membuat Mega merasa penasaran. Katanya, seorang anak kelas satu bernama Ari sebelumnya adalah siswa baru yang cukup populer, bahkan beberapa teman Mega sampai mengenalnya. Hanya saja sebuah fakta yang menyebutkan Ari adalah anak seorang pemulung dan berhasil bersekolah karena beasiswa penuh dari pemerintah membuat perubahan besar bagi pria itu. Orang-orang mulai bergunjing dan menuduh Januari sengaja menutupi fakta itu dari semua orang dan berpura-pura menjadi siswa dari kalangan 'normal'. Dan dari semua tuduhan itu, Mega pikir orang yang bernama Januari itu akan membantah mati-matian demi mempertahankan ketenarannya di lingkungan sekolah. Namun yang terjadi justru sebaliknya, saat pertama kali Mega melihat seperti apa sosok Ari itu, dia terkejut mendapati Januari yang bahkan tidak perduli sekalipun dia dihina secara terang-terangan. Dan yang lebih membuat Mega terkejut adalah rupa Ari yang sebenarnya sama sekali tidak pantas dikatakan sebagai anak seorang pemulung jika saja Ari memakai seragam bersih dan baru, juga sepatu yang masih bagus dan tidak lusuh seperti apa yang dipakainya saat itu. Sejak saat itu, Mega tanpa sadar selalu memperhatikan segala sesuatu tentang adik kelasnya yang bernama Januari itu. Dia bahkan beberapa kali nekat mengikuti Januari saat pulang dan mendapati fakta bahwa Januari tinggal di sebuah rumah yang kecil dan juga terlihat suram, namun halaman rumah terlihat tapi dan terawat. Ia bahkan sampai lupa kalau saat ini ada Royyan yang lebih berhak mendapatkan perhatiannya, dan karena itu juga dia dan Royyan mulai mengalami beberapa cekcok perihal kesulitan mereka bertemu. Mega tahu disini dia lah yang salah, bisa dibilang dirinya sudah mengkhianati Royyan karena diam-diam tertarik pada lelaki lain. Dan karena itu Mega akhirnya memutuskan untuk berhenti mencari tahu segala sesuatu tentang Januari, namun semakin dia mencoba berhenti, semakin dia ingin tahu lebih lagi soal itu. Sampai pada suatu waktu, Royyan memergokinya yang diam-diam menaruh kotak bekal di meja Januari dan itu membawa sebuah pertengkaran besar di antara mereka yang akhirnya membuat hubungan mereka berdua kandas. Royyan yang marah besar, entah kenapa justru disyukuri oleh Mega karena berkat itu hubungan mereka berakhir dan Mega tidak harus merasa bersalah lagi karena tidak bisa menghentikan perasaan tertariknya pada Januari. Mulai dari situ pula Mega terang-terangan mendekati Januari walaupun beberapa orang mulai membicarakannya dan menyebutnya sebagai tukang selingkuh. Bahkan banyak dari mereka juga menuduh bahwa Januari lah yang sudah menggoda Mega hingga membuat Mega meninggalkan lelaki sebaik Royyan. Sayangnya Mega tidak perduli, dia berpegang teguh pada pendiriannya karena melihat Januari yang selama ini juga tidak pernah memperdulikan pendapat orang. Entah sejak kapan, namun di mata nya hanya ada semua tentang Januari. Bahkan di satu kesempatan, Mega berhasil menyalip ranking Royyan hingga namanya berada tepat di bawah nama Januari. Meski begitu, semuanya tidak mudah bagi Mega karena Januari bukanlah sosok yang mudah di dekati begitu saja. Lelaki pendiam itu kerap kali menolak Mega saat dirinya memberikan bentuk perhatian berupa bekal sarapan yang sengaja dibuatnya untuk Januari. Tapi Mega tidak menyerah, sekali Januari menolak maka dia akan maju dua kali. Hal itu akhirnya membuat Januari mulai menerima keberadaan dirinya dan tidak pernah lagi menolak bekal yang Mega bawa. Merasa dirinya mempunyai kedekatan dengan Januari yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain, membuat Mega meyakini suatu yang salah. Dia berpikir bahwa Januari sudah luluh karena semua pengorbanan dan usahanya, maka di suatu ketika dia memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya pada Januari. Dan jawaban yang ia dapat sempat membuat Mega hancur dan berniat untuk menjauh dari pria itu, meskipun pada akhirnya dia tidak sanggup melakukan itu. •• "Kamu tiap hari masak begitu, sekali-kali bawa main dong pacar kamu nya." Mega yang sedang menyusun rapi nasi dan juga ayam goreng masakannya ke dalam kotak bekal, menoleh ke arah Mamanya yang tengah menatap dengan senyum jahil di wajahnya. Mega mendengkus pelan, "Dia bukan pacar aku kok, Ma," bantahnya. Tapi Mamanya malah mencibir ucapannya itu terang-terangan. "Bukan pacar tapi tiap hari dibawain bekal, keenakan dianya dong," katanya. Mendengar ucapan mamanya itu, Mega terdiam. Beberapa hari lalu Januari sudah meminta dirinya untuk berhenti membawakan bekal. Pria itu berkata bahwa setiap harinya merasa terbebani dan merasa bersalah karena terus menerima kebaikan dari Mega tanpa bisa membalas apapun. Karena Januari tahu apa yang diinginkan Mega dari semua kebaikan yang diberikannya. Walaupun begitu, Mega tidak bisa berhenti melakukan kebiasaan yang sudah dilakukannya lebih dari satu tahun. Dirinya merasa kecewa saat Januari menolak bekalnya kemarin dan meninggalkannya begitu saja di kelas, tapi sudah seperti itu pun Mega tetap Kesulitan untuk berhenti. "Udah mau telat, Mega berangkat ya, Ma," pamitnya. Ia memasukan kotak bekal itu ke dalam tas dan buru-buru keluar dari rumah setelah menyalami ibunya. Hari ini dia akan mencoba lagi. Dia tahu meskipun dingin, Januari tetap tidak akan tega menyakiti orang terdekatnya. Usaha yang dilakukan Mega selama ini membuat dirinya yakin bahwa dia lah satu-satunya orang yang berhasil ada di dekat Januari. Mega mengendari motor matic nya dengan perasaan gugup, bukan sekali dua kali Januari menolak dirinya tapi Mega memiliki hati baja yang siap bangkit walaupun sudah merasa kecewa atas semua penolakan. Suasana sekolah masih sangat sepi, itu karena dirinya sengaja datang lebih pagi agar bisa berbicara lebih banyak dengan Januari. Segera ia memarkirkan motornya di parkiran siswa dan berjalan dengan jantung bertalu kencang, mempersiapkan segala macam kalimat yang ia yakin akan mampu membuat Januari kembali luluh dan menerima kebaikannya. Langkahnya terhenti di depan kelas, ia sudah bisa melihat sosok Januari yang sedang duduk sambil membaca buku astronom kesukaannya. Mega menarik nafas dalam kemudian menghembuskan nya perlahan. Dengan langkah yang dibuat riang seperti biasanya, dia memasuki kelas. Dapat ia lihat Januari yang menatapnya dengan tatapan dingin seperti biasa. Sekalipun dia adalah satu-satunya orang yang berhasil berada di dekat Januari, namun tidak pernah ada senyum yang berhasil ia dapat dari pria itu. "Aku sengaja datang pagi loh, biar kamu bisa langsung sarapan," ujarnya. Ia membuka tas dan mengeluarkan kotak bekal kemudian menaruhnya di depan Januari. Lelaki itu bergeming, hanya menatap ke arah Mega tanpa mengucapkan sepatah kata pun, membuat Mega semanis gugup dan tidak bisa membayangkan apa yang akan keluar pertama kali dari mulut pria itu. "Aku engga masa yang ribet-ribet kok, cuma ayam goreng sama sambel. Kamu kan suka sambel buatan aku," ucap Mega. Dia memasang senyum paling manis yang dia punya, senyum yang dulu selalu dipuji Royyan sebagai senyum tercantik. "Saya udah bilang engga usah." Kalimat itu sudah Mega prediksi sebelumnya, namun nada dingin yang disuarakan Januari membuta hatinya tetap saja berdenyut nyeri. "Aku engga bisa berhenti gitu aja, apalagi ini udah jadi semacam kebiasaan buat aku," balas Mega. Kali ini dia tidak bisa mempertahan diri seakan semua baik-baik saja, ia hanya bisa menunduk sembari tersenyum kecil. "Saya engga bisa terima," kata Januari lagi. Mega membuka mulutnya, namun tidak ada satu kata pun yang berhasil keluar untuk menyanggah penolakan Januari. Ia sudah bersusah payah, dia sudah bertahan sejauh ini, akankah tetap penolakan yang ia dapat? "Saya engga bisa balas kebaikan kamu dengan apapun, walaupun semua yang ada di dalam diri saya engga berharga, saya tetap engga bisa kasih perasaan saya." Bisa Mega rasakan tatapan yang Januari tunjukan padanya, walaupun Mega tidak bisa melihat karena masih bertahan menundukkan wajahnya, tetap saja dia tahu tatapan apa yang sedang di arahkan padanya. Tatapan penuh rasa bersalah yang selalu Januari berikan setiap kali menolak dirinya. "Siapa yang bilang kamu engga berharga? Kalau kamu engga berharga, engga mungkin aku berusaha sekeras ini selama satu tahun," lirih Mega. Kemudian suasana mendadak sunyi, ruangan kelas yang hanya terisi mereka berdua menimbulkan rasa pengap dan sesak pada Mega yang sedang berusaha untuk bertahan seperti biasanya. "Apa semua masih engga cukup? Kenapa semuanya engga pernah cukup?" Kali ini Mega bahkan nyaris menjerit, dia sudah berjanji tidak akan memaksakan perasaannya. Namun ditolak sekali lagi membuat segala rasa lelahnya meluap. "Saya juga engga tahu. Saya cuma engga bisa buat balas semuanya," Januari menjawab dengan sama pelan nya. Tidak ada intonasi dingin atau datar, yang ada hanya suara yang sarat akan rasa bersalah dan penyesalan. "Aku tahu. Aku juga engga pernah maksa kamu buat balas aku, hanya saja..tolong jangan minta aku berhenti, Ri. Bekal ini adalah satu-satunya alasan aku bisa dekt sama kamu," Mega menatap Januari dengan segala sakit yang ia tuang di matanya. Cukup lama jeda menghampiri mereka, sebelum akhirnya Januari menarik bekal yang dibawa Mega mendekat padanya. "Makasih, saya akan habiskan makanan dari kamu," katanya. |||•••|||
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD