Ch-4 Salah Duga!

1132 Words
"Apakah dia tidak pernah melihat acara televisi? Bagaimana mungkin dia tidak mengenal model terkenal Risma Ananta?" Ujar Rendi sambil berdiri di depan foto pernikahan tersebut. Saat itu sahabatnya, Risma Ananta sedang mendapatkan job sebagai model gaun pengantin. Itu merupakan awal karier wanita itu. Sayangnya model pasangannya tidak bisa datang karena mendapat halangan. Rendi diminta oleh Risma Ananta untuk menghadiri acara tersebut, dan ketika fotografernya melihat Rendi, dia segera meminta Rendi untuk menggantikannya. Demi sahabatnya Rendi bersedia menjadi model. Dan kini foto tersebut terpajang di dinding kamarnya, itu juga yang membuat Aryana salah faham terhadapnya. Dia bahkan tidak pernah berpikir jika dirinya yang sangat terkenal, statusnya masih tidak diketahui oleh Aryana. Presdir muda perusahaan interior yang kehilangan ingatannya akibat dari kecelakaan tiga tahun lalu. "Syakila, dimana kamu?" Bisiknya pada dirinya sendiri. Pria itu membuka laci bawah pada lemari di sudut kamarnya, di sana pria itu menemukan lembaran surat yang ditulis oleh Syakila untuknya. Sejak kecelakaan itu dia tidak mendapatkan surat lagi. Komunikasi antara mereka berdua terputus tiba-tiba, karena Rendi harus dirawat beberapa bulan. Rendi bukan tidak mengingat wajah Syakila, tapi karena gadis itu sebenarnya masih menjadi teka-teki bagi dirinya sendiri. Dia hanya mengingat kata-kata juga logat gadis itu melalui pesan suara yang dikirimkan oleh Syakila padanya. Sayangnya dia kehilangan sebagian besar ingatannya karena kecelakaan tersebut. Sejak mengenal Aryana kemarin perlahan-lahan ingatannya terbuka kembali, itu membuatnya sangat penasaran untuk menahannya berada di sisinya. Kehadiran Aryana membuatnya ingat dengan Syakila Adriana. Rendi Saputra tidak pernah bertemu dengan Syakila Adriana, dia hanya saling bertukar surat dan pesan suara. Rendi juga sudah memutuskan untuk menikahinya jika bertemu dengan gadis itu. Sayangnya komunikasi mereka sudah terputus sebelum bertemu satu sama lain. Hal itu membuatnya sangat frustasi, mengalami cinta hanya dengan rangkaian kata-kata, dan pesan suara. Syakila seolah-olah menghilang begitu saja darinya. Dia tidak berpikir dan tidak mau berpikir jika Syakila di sana sudah menikah juga berkeluarga. Sederet novel dalam rak perusahaannya hanyalah wujud dari rasa rindunya kepada gadis yang memiliki nama yang sama dengan kekasih penanya tersebut. Dia selalu ingin memilki apa saja yang tertera nama Syakila Adriana. Atau hanya sekedar membuatnya ingat dengan sang gadis tersebut. Dia sendiri tidak mengerti, bagaimana bisa pria normal sepertinya tergila-gila hanya dengan sahabat pena! Bahkan Rendi juga sudah berjanji untuk menikahinya sebelum bertemu dengannya. Di sisi lain.. "Nona Syakila, anda harus menandatangani berkas-berkas ini sekarang." Ujar sekretaris wanita, dia masuk ke dalam ruangan kerjanya. Syakila Adriana adalah ceo sebuah perusahaan pemasaran, rasa penasaran dia terhadap Rendi terobati dengan goresan pena melalui saling bertukar surat beberapa tahun lalu. Dan saat Rendi bilang akan menikahinya, dia memutuskan untuk pergi. Dia tidak ingin menjadi istri Rendi Saputra karena lebih memilih untuk mengejar karier. Syakila adalah seorang gadis yang dulunya dirawat di sebuah panti asuhan. Dia kehilangan adiknya karena proses adopsi. Saat ini gadis itu ingin menjejakkan kariernya setinggi mungkin, dia ingin menemukan sang adik. Yang tidak lain adalah Aryana Safira. "Di mana kamu Yana?" Bisiknya seraya mengusap foto mereka berdua saat masih berusia lima tahun, Aryana dan Syakila hanya tertaut usia dua tahun. Foto tersebut merupakan foto terakhir mereka berdua sebelum adiknya diadopsi. Aryana masih berusia tiga tahun waktu mereka berpisah. Satu tahun berikutnya Syakila juga diadopsi oleh sebuah keluarga kaya raya yang tidak memiliki keturunan. Gadis itu masih berusaha mencari adik kandungnya, tak pernah terlintas di benak gadis itu jika adiknya sebenarnya sangat dekat dengannya. Mereka berdua tinggal di satu kota yang sama sekarang, Aryana memilih kuliah di New York. Insting gadis itu membawa langkahnya lebih dekat dengan saudara kandungnya. Pagi itu Aryana mendatangi sahabatnya, mereka bilang memilih magang di perusahaan pemasaran milik Syakila. Saat mendengar nama Syakila kepalanya bagai tersengat listrik. "Apa kalian bilang? Perusahaan pemasaran milik Bu Syakila Adriana?" Tanya Aryana pada tiga sahabatnya tersebut. "Iya dia ceo yang baik, dia juga sangat ramah Ana." Ujar Reni padanya. Akhirnya Aryana memilih untuk mengikuti mereka bertiga magang di perusahaan Syakila, setelah melalui wawancara gadis itu segera diterima sebagai salah satu karyawan magang di sana. Sebelum memulai magang mereka disarankan untuk mengikuti program seminar, Syakila Adriana yang memberikan uraian dan arahan kepada para gadis itu. Setelah acara tersebut selesai mereka dipersilahkan untuk pulang, dan datang keesokan harinya untuk memulai hari pertamanya. Syakila sempat terkejut melihat wajah Aryana yang hampir mirip dengan dirinya. Dia lebih terkejut lagi ketika melihat data gadis tersebut. Syakila yakin Aryana adalah adik kandungnya yang telah menghilang bertahun-tahun lalu. Bahkan Aryana sendiri juga mendapatkan komentar yang sama dari tiga sahabatnya bahwa dia dan Syakila memiliki wajah yang mirip satu sama lain. Tanpa sengaja mereka juga memiliki cara bicara yang sama, nada dan logat yang sangat mirip. Aryana tidak mengingat masa kecilnya, dan dia tidak tahu kalau dirinya merupakan anak adopsi. "Aryana, bolehkah saya meminta waktumu sebentar?" Tanya Syakila padanya suatu hari. Gadis itu berpikir kalau Syakila akan memarahinya, karena mendengar kabar dirinya beberapa hari lalu saat terlibat dengan pria bernama Rendi Saputra. "Baik Bu," Ucapnya sambil berjalan mengikutinya, Syakila mengajaknya berbelanja dan jalan-jalan. Diam-diam Syakila mengambil beberapa helai rambutnya, untuk melakukan tes DNA. Syakila sangat yakin jika Aryana adalah adik kandungnya. "Kamu tinggal dimana? Aku akan mengantarmu pulang." Ujarnya saat mereka berdua dalam perjalan pulang. "Di dekat kampus Bu." Ujar gadis itu padanya. Syakila segera mengantarkan gadis itu ke alamat yang ditunjukkan Aryana padanya. Saat tiba di sana Syakila terkejut karena melihat mobil Rendi sudah terparkir di halaman depan, tempat gadis itu tinggal. Aryana enggan turun dari mobil Syakila, saat dia menoleh ke arah Syakila. Aryana bisa membaca kalau ceo-nya tersebut memang mengenal pria yang sedang berdiri bersandar pada mobilnya itu. "Anda mengenal Presdir Rendi?" Tanya Aryana padanya. Syakila segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, karena dia pikir Rendi memiliki hubungan dengan Aryana sekarang. Dan juga dia sudah memutuskan beberapa tahun lalu hubungan surat pena antara mereka berdua. Tapi Aryana berpikir bahwa Syakila sengaja menghindari Rendi, karena pria itu sudah beristri. Dua wanita itu berkelut dengan pikirannya masing-masing. "Kamu tidak turun? Sepertinya dia menunggumu?" Tanya Syakila pada Aryana, karena melihat Rendi beberapa kali mendengus kesal sambil menendang ban mobilnya di luar sana. "Tidak! Saya tidak mau bertemu dengannya, ibu bawa pulang saya ke rumah ibu saja! Saya bersedia menyapu, mengepel dan mencuci piring!" Ujar Aryana cepat dengan tatapan mata mengiba. Syakila tersenyum lembut sambil mengusap wajah Aryana, dia ingin sekali memeluk gadis itu tapi dia tahan kuat-kuat. "Baiklah, tapi kamu tidak perlu membereskan rumah, aku punya tiga pembantu Yana." Ujar gadis itu sambil tersenyum, mulai menyalakan mesin mobilnya dan berputar arah, menuju ke rumah megah miliknya. "Kenapa kamu menjauhinya? Bukannya dia Presdir yang lumayan tampan dan kaya raya?" Tanya Syakila karena penasaran. "Dia sudah beristri, dan dia sedikit gila." Ujar Aryana apa adanya. "Hahahaha! Kamu lucu sekali, Rendi belum menikah Yana. Darimana kamu tahu pria itu sudah menikah?" Tanya Syakila lagi. "Aku melihat foto pernikahan di dinding kamarnya beberapa hari lalu." Ujar Aryana sambil melemparkan pandangan matanya keluar jendela mobil Syakila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD