Tak Sudi

1010 Words

''Ya Allah, Mak! Kenapa dibanting HP-nya? Cuma itu alat komunikasi kita nanti, Mak!" teriak Bunda. Aku hanya terdiam, perlahan menunduk meratapi serpihan benda tak bersalah ini. Sedangkan Nenek? Mungkin saking emosinya hanya terdengar deru napas memburu.  Tak lama kemudian, Ayah datang dengan raut wajah terkejut. Ia mendekatiku dan bertanya apakah ada yang luka. Seketika, bukan anggota tubuh yang aku tunjukkan. Namun, hati, ya hatiku yang terluka saat ini. "Mak, jangan ceroboh kayak ginilah. HP itu dibeli penuh perjuangan, Mak. Aku sampe rela nabung berbulan-bulan demi beliin HP buat Lisa. Supaya dia enak kuliahnya," ucap Ayah ikut menyayangkan hal ini. Ia mengumpulkan serpihan ponsel di lantai dan dibawa pergi. Mungkin mau diperbaiki jika memang masih bisa diselamatkan.  "Aku melakukan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD