Tetangga Baru

1010 Words

"Jaga mulutmu, Lisa! Makin berani gitu, ya!" tegur Bunda. Aku tak peduli, langsung masuk mobil dengan hati yang dongkol. Apapun yang terjadi, aku tak mau meminta izin! Untuk apa? Semua karena Nenek, hidupku jadi berantakan begini. Dia hanya mementingkan diri sendiri. Urusan jodoh yang harusnya di tangan Tuhan pun, berganti jadi keputusannya. Demi apa? "Lisa, Lisa. Cobalah mikir kalau kelakuanmu itu udah menyakiti Nenek. Janganlah begitu, Nak. Maafkan dia. Toh, semuanya demi kebaikan kamu juga. Nenek gak mau kamu kenapa-napa sama suamimu nantinya," ucap Bunda ketika kami bersiap-siap berangkat. Aku berdecih, malas menanggapi ucapan siapapun saat ini. "Apapun alasan dia, tetap gak masuk akal di aku, Bun. Soal kutukan itu masih belum terbukti benar atau gak. Aku gak pernah percaya begituan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD