"Saras, mungkin aku butuh bantuanmu. Kamu udah tau kabar tentang Mbak Fika?" Gadis itu mengerutkan kening, menutup pintunya dengan tangan kanan lalu mengajakku duduk di teras rumahnya. Di dalam banyak tamu, kami tak mau mengusik mereka. Tak apalah, aku juga tak nyaman kalau banyak orang. "Aku cuma tau kalau tiba-tiba janinnya hilang. Itu bener?" "Iya, bener. Terus tiba-tiba juga tetangganya yang susah hamil langsung lahiran. Padahal kemarin masih berantem sama mertuanya karena gak bisa punya anak. Dugaan Nenek, dia pakai ritual pindah janin dari rahim Mbak Fika ke Nisa. Tapi gak tau, ya, aku gak pernah liat kasus kayak gini sebelumnya," jelasku. Saras tampak memikirkan sesuatu. Ia menghela napas berkali-kali, mungkin ikutan bingung sepertiku. "Ritual itu