Karma

1009 Words

    "Lama banget pulangnya, masa gak dapet-dapet? Perasaan banyak yang tanem," tanya Nenek.      "Gak ada, Nek. Pada kering. Aku juga heran tumben banget gak ada yang tanem."      Mas Irfan pun izin pulang setelah mengantarku. Namun. Nenek mencegatnya, mengajak makan siang bersama. Awalnya dia menolak, tapi terus dipaksa Nenek akhirnya menurut juga. Aku tahu dia lapar. Dasar, si paling gengsian.      Setelah mengganti baju dan keluar kamar, aku  menyusul ke ruang makan. Di sana semua orang sudah berkumpul, terkecuali Tante Gendis. Seperti biasa, dia tak mau makan bersama kami. Lama-lama aku dibuat kesal olehnya. Terkesan kurang menghargai orang rumah. Meskipun berstatus keluarga dekat.      Mas Irfan makan dengan lahap. Katanya jarang  sekali bisa makan masakan rumah seenak ini. Karena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD