Badan rasanya sakit semua seperti habis dikeroyok sekampung. Bangun tidur bukannya segar bugar, malah terasa seperti orang sakit. Ah, mungkin karena mimpiku semalam yang terlalu menyeramkan. Ya, aku bermimpi ditemui almarhum Mas Bagas dan dia meminta sesuatu yang hampir mustahil. Mas Bagas saat itu memakai baju serba putih dan sorban, layaknya tokoh agama yang alim. Ia duduk sendiri, membaca sebuah buku lalu menoleh ke arahku. Tersenyum sangat manis dan memintaku mendekat. Awalnya takut, tapi baiklah siapa tahu dia butuh sesuatu. Saat itu aku belum sadar bahwa sosoknya mirip Mas Bagas. Ia berkata, "Tolong biarkan saya pergi dengan tenang." Detik itu juga aku menyadari bahwa dia adalah Mas Bagas. Sosok itu memberiku sebuah kain hitam pekat yang tak tahu juga untuk