Keributan yang disebabkan oleh Jesslyn dan juga Christian sampai di telinga Elina dan Rhea. Semua orang membicarakan mereka, saling berbisik apalagi semua orang juga tahu status Christian yang sebentar lagi akan menikah dengan Hanna. Tapi keributan tadi memang menarik atensi mereka untuk dibicarakan. Jesslyn bukan w************n yang gampang sekali ditaklukkan. Meskipun dulunya ada banyak pria yang mencoba mendekatinya, tapi mereka tidak ada satu pun yang tajam dan bisa menerima Jesslyn sepenuhnya karena mulutnya yang pedes melebihi cabe gendot. Itu sebabnya dia mem jomblo seumur hidupnya hanya untuk menunggu kepulangan Christian. Anggap aja dia kecintaan sampai harus bersikap bodoh macam itu.
“Benar-benar murahan sih Mba, masa baru dipeluk aja udah luluh.” celetuk Elina yang mendengar cerita itu sepihak. Belum lagi Jesslyn yang duduk disampingnya hanya diam saja tanpa respon apapun.
Rhea menoleh. “Besok-besok kalau dicium udah pasti ngangkang di bawah dia.”
“Dibilang bucin stabil tapi bego banget dari sekolah. Status selingkuhan dibawa sampai dunia dewasa. Gue pikir status mereka berhenti habis lulus SMA taunya malah lanjut.”
“Kayaknya status begitu lagi ngetrend deh El dikalangan kita.”
“Dia doang ya, Lo nggak diajak Mbak.” ucap Elina cepat, dan membuat Rhea tertawa. Karena disini hanya ada satu orang yang statusnya jelas, selebihnya tidak.
Jesslyn yang mendengar pun mendengus, menatap Elina dan juga Rhea secara bergantian. Dia cukup muak hari ini dan mereka malah bahas soal status. Kalau dibilang capek jelas Jesslyn capek tapi apa boleh buat, dia tidak mau menambah masalah lagi di hidupnya hanya karena Christian.
Terlalu larut dalam pikirannya, tiba-tiba saja Sabian datang. Duduk disampingnya sambil menyodorkan minuman dingin pada Jesslyn. Wanita itu cukup terkejut begitu juga dengan Elina dan Rhea yang membuka mulut mereka lebar-lebar.
“Buat lo biar gak panas terus.” katanya.
Awal mula yang cukup mungkin dia bisa manfaatkan Sabian untuk menghindari dari Christian. Atau mungkin dia akan terkenal dalam masalah baru dengan Christian setelah kedatangan Sabian?
“Ini– apaan woii!! Gue ketinggalan berita atau gimana sih?” kata Elina.
“Ada yang aneh, gak kayak biasanya loh.” Tambah Rhea.
Bagaimana tidak aneh jika selama ini Sabian paling anti dengan Jesslyn. Tiba-tiba saja pria itu datang lebih dulu menghampiri Jesslyn sambil membawakan minuman dingin? Ada yang terjadi, dan kenapa mereka cukup ketinggalan banyak berita tentang Jesslyn dan juga Sabian.
Ketika Jesslyn ingin meneguk minuman itu, Christian menarik minuman Jesslyn dengan kasar dan membuangnya. Membuat seluruh mata menatap ke arahnya dengan heran, begitu juga dengan Sabian yang hanya tersenyum kecil dan cukup tenang.
“Kok Lo nusuk gue sih Bang!!” kata Christian dramatis.
Sabian melirik. “Nusuk gimana maksud lo?”
“Dari dulu sebelum gue pergi Lo tau kalau dia punya gue. Kenapa lo deketin sih. Mentang-mentang Avasa mati terus Lo tiba-tiba banget belok haluan ke gebetan gue. Gak asik Lo Bang!”
Sabian mengepalkan tangannya marah. Tapi pria itu masih mencoba menahan amarahnya agar tidak meledak. “Yang gue tahu Jesslyn single, dia belum punya pacar, gak ada juga yang deketin dia. Status Lo jelas Tian Lo punya Hanna. Masa iya gue nggak boleh deketin dia?”
“Nggak!! Lo nggak boleh deketin dia. Jesslyn cuma milik gue, punya gue!! Lo kalau mau cari yang lain, Elina itu juga nganggur.” Christian menunjuk Elina yang melotot ke arahnya, dia seolah tidak terima dengan apa yang baru saja Christian katakan.
“Lah kenapa jadi bawa-bawa gue sih!! Dikata gue barang apa dibilang nganggur.” cibir Elina.
“Pokoknya Lo nggak boleh deketin Jesslyn. Dia milik gue, titik!!!” seru Christian.
Jesslyn yang semakin pusing pun pergi tanpa mengatakan apapun. Kalau begini terus takutnya dia yang gila bukan Christian ataupun orang lain. Ini masih dua belum kalau ketemu Hanna wanita itu pasti tidak akan terima dan marah besar pada Jesslyn setelah mendengar ucapan Christian. Meskipun dalam hati Jesslyn juga suka mendengar kalau dia milik Christian. Tapi pada dasarnya Jesslyn sendiri juga tidak bisa berbuat banyak hal. Maju salah, mundur pun juga Jesslyn salah.
***
Notifikasi pesan masuk membuat Jesslyn mengerutkan keningnya. Dia menatap dua pesan masuk dalam ponselnya yang dimana Hanna dan juga Andy mengajak Jesslyn untuk makan malam bersama. Mau dibilang malas tapi Jesslyn terlalu pusing dengan dunianya sejak pagi. Setidaknya Andy bisa menghibur Jesslyn malam ini dan menolak ajakan makan malam Hanna. Sudah jelas disana pasti ada Christian atau mungkin ini rencana dia agar Jesslyn bisa makan malam dengan mereka.
Tersenyum geli Jesslyn lebih memilih membalas pesan dari Andy. Tanggal tua begini tidak ada salahnya pergi makan dengan orang yang beberapa hari ini mendekati Jesslyn. Mungkin … dia bisa membuka hati atau mungkin menerima kehadiran Andy di hidupnya.
Membersihkan diri dan menyiapkan baju yang wah … akhirnya Jesslyn sudah siap dengan atasan berwarna coklat dengan menunjukkan satu bahunya. Ditambah dengan rok pendek berwarna putih, yang cukup kontras dengan warna kulit Jesslyn yang cerah itu. Wanita itu menggulung rambutnya, menyisakan beberapa helai rambutnya untuk menambah kesan cantik disana. Memoles lipstik nude dan menyemprotkan parfum favoritnya untuk sentuhan terakhir. Make up kali ini tidak perlu menor atau tebal, flawles yang tapi tetap kece dan keren.
Tas selempang kecil yang dia beli beberapa Minggu lalu menghiasi bahunya yang kosong. Sambil menunggu Andy datang, wanita itu mengerutkan keningnya ketika Christian mengirim pesan padanya. Wanita itu nampak heran tapi juga bodo amat. Pesan yang tidak penting lagi bagi Jesslyn, anggap saja angin berlalu atau penyiar berita online di ponsel Jesslyn setiap hari.
Terdengar suara ketukan pintu yang membuat Jesslyn melompat dari duduknya. Wanita itu tersenyum kecil sambil merapikan penampilannya. Minimal dia harus terlihat cantik dan elegan di depan Andy. Jangan sampai dia tau sifat asli Jesslyn selama ini yang sedikit gila di kantor. Minimal harus ada dua sifat yang Jesslyn tonjolkan. Berjalan anggun menuju pintu Jesslyn pun terlihat gugup, dia membuka pintu dengan lebarnya, dengan senyuman yang ramah dan aroma yang menggelegar. Tapi senyum itu lenyap langsung ketika melihat seseorang yang sangat tidak diinginkan berdiri di hadapannya.
“Lo … kok Lo!!” Pekik Jesslyn. Dia mencari keberadaan Andy di sekitar rumah ini dan tidak menemukannya. “Kok–”
“Kenapa? Kok kaget gitu liat gue ada disini.” Christian mengerutkan keningnya. Menatap Jesslyn dengan heran tapi ada sedikit senyuman terbesit di wajahnya.
“Harusnya bukan lu yang datang kesini. Dimana Andy?”
Christian menatap tidak suka. Dia nyelonong masuk begitu saja tanpa permisi. Bahkan Jesslyn belum juga mempersilahkan Christian untuk masuk ke rumah ini juga.
Wanita itu mengikuti langkah Christian yang langsung duduk di ruang tengah, sambil mengambil beberapa cemilan di hadapannya.
“Tian ih jangan nyebelin ya. Lo ngapain sih kesini, gue mau pergi sama Andy.” kata Jesslyn kesal.
Sekali lagi Christian tidak suka jika wanita itu menyebut nama pria lain selain dirinya. Anggap saja Christian gila tapi hal itu yang terjadi dengannya. Wanita yang ada di hadapannya itu miliknya bukan milik orang lain. “Gantiin Andy buat kencan sama lo.”
“Maksud lo?”
“Gue udah nyingkiri karyawan staff itu barusan. Biar dia gak datang kesini. Minimal … sedikit ancaman biar dia tahu siapa lawan dia untuk deketin Lo ini.” Kata Christian dan tersenyum penuh kemenangan.
Dan ya … pria itu menggunakan kekuasaannya untuk menyingkirkan banyak orang. Kalau begini terus yang ada tidak akan ada satu orang pun yang berani mendekati Jesslyn. Jika yang berdiri di hadapannya sekarang adalah keturunan Miller!!!
****