Selingkuh dengan saudara tiriku

1045 Words
Di dalam kamar hotel nomor 412. Sepasang pria dan wanita sedang bercuumbu mesra, pakaian mereka sudah berantakan karena mereka sudah terbakar hasrat yang membara dan pria itu Gavin dan juga Felly. Tangan Gavin yang sudah menjelajahi seluruh tubuh Felly kini mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. “Uuh … kakak, apakah ini tidak apa-apa?" ucap Felly dengan suara terengah-engah dan butiran-butiran keringat sudah membasahi tubuhnya. Gavin yang sedang memainkan kedua gundukan kenyal milik Felly, terus sibuk dan tidak mengingat apapun, yang sekarag dia pikirkan adalah bercinta dengan Felly hingga dia merasa sangat puas. “Hhmm … sayang, jangan pikirkan yang lain lagi, ayo kita nikmati bersama, ahh … kamu sangat nikmat sayang!” ucap Gavin dia terus memberi banyak ciiuman panas disetiap inci kulit Felly dan semua tanda cinta yang sudah banyak tertinggal disana, Felly yang sudah hilang kendali karena ciuman panas yang Gavin berikan padanya, hanya bisa menikmatinya dan tubuhnya terus menggeliat meminta lebih daripada itu. Suara erangan dan desahan kecil mulai meluncur dari bibir merahnya yang seksi, tapi didalam hatinya dia merasa sangat puas karena Gavin sudah menjadi miliknya dan sebentar lagi Airin akan datang. Karena ternyata, dia sudah merencanakan semua itu. Agar Airin bisa menemukan mereka sedang bercinta dan Airin akan mengakhirinya semuanya dan Gavin akan menjadi miliknya. Seringai jahat, terlukis dari sudut bibir Felly, disela-sela dirinya yang masih menikmati tubuhnya yang sejak tadi sudah mendapatkan sentuhan dari seorang Gavin. Di dalam hatinya. Felly berharap pernikahan mereka akan batal dan dirinyalah yang akan menggantikan Airin untuk menjadi istri dari seorang Gavin Airlangga. Felly menggeliat dan terus menggosokkan tubuhnya ke tubuhnya Gavin, karena saat ini mereka sama-sama sudah tidak memakai apapun. “Kakakhhh … aku tidakhh tahan lagihh, ahhh … aku menginginkan kamuhh kak!” ucap Felly dan suara yang terdengar sangat seksi dan sangat menggoda, membuat Gavin semakin b*******h. Gavin menghentikan aksinya dan dia menatap kearah Felly yang sudah penuh dengan keringat dan dia terus meminta Gavin untuk segera melakukan puncak percintaannya secepatnya. “Sayanghhh … kamu benar-benar sudah tidak sabar lagi ya?” ucap Gavin dengan suara Berat dan terengah-engah, dia sudah dikuasai api hasrat yang ingin segera memakan Felly saat ini juga. “Ahhh … kakak, akuhhh … akuhh … ahhh, aku sudahhh tidak tahan lagihh,” Felly terus meminta untuk melakukan puncak percintaannya, Gavin langsung menggendong Felly dan menaruhnya diatas tempat tidur, dia juga sudah tidak bisa menahannya lagi, logika dan ingatannya tentang janjinya yang akan bertemu Airin sudah dia lupakan, karena yang dia pikirkan saat ini memuaskan hasratnya dan memakan Felly sampai dia merasa puas saat ini. Dengan sangat agresifnya, Gavin langsung menindih tubuh Felly dan dia kembali untuk mencium bibirnya dengan penuh gairah, melumatnya dan menghisapnya lebih dalam. Tanpa tidak menunggu waktu lebih lama lagi. Gavin pun memasukkan miliknya ke dalam tubuh Felly dengan sangat cepat. Merasakan ada benda asing masuk ke dalam tubuhnya, membuat Felly langsung mengerang keras dan dia merasakan kenikmatan surga cintanya bersama Gavin, apalagi saat Gavin menggerakkan dengan ritme yang semakin cepat membuat Felly semakin menggila, suara erangan dan deesahan keras memenuhi ruangan itu, Gavin dan Felly saling berteriak dan terus memanggil nama mereka masing-masing. “ ahhh …. Kak … ahhhh, aku syanghh kamu kak, ahhh…,” erangan Felly semakin kencang seiring gerakan Gavin yang semakin bertambah cepat. “ahhh … sayang, kamuhh sangathh nikmathh sayanghh, ahhhhh …” Gavin mengerang keras bagaikan harimau yang mengaung untuk menakuti mangsanya. Felly yang semakin menggila saat mendengar suara Gavin yang sangat seksi dan begitu puas saat bercinta dengannya. Sementara mereka berdua yang sibuk dengan dunia cintanya. *** Airin yang baru sampai di depan pintu masuk hotel. Dia pun langsung memarkirkan mobilnya di parkiran, dia tersenyum bahagia, karena dia benar-benar sudah tidak sabar untuk mengetahui kejutan apa yang akan Gavin berikan padanya. Dengan suasana hati yang luar biasa bahagia, Airin pun melangkah masuk dan segera masuk ke dalam lift, dia sudah sangat tidak sabar lagi. Ding …. Pintu lift pun terbuka, Airin pun segera keluar dari sana dan dia pun berjalan dengan langkah terburu-buru untuk mencari nomor kamar yang ada di dalam pesan itu. "Hhmmm … dimana ya kamarnya? Sepertinya agak sulit untuk mencarinya," gumam Airin dan dia pun tersenyum sendiri. "Pasti tidak jauh dari sini! Hehehe … aku sungguh sudah merasa tidak sabar lagi. Pasti … pasti kak Gavin sudah menunggu aku, karena aku sudah terlalu lama," ucap Airin dan dia pun mempercepat langkahnya. Dengan senyum indah yang terlukis dari wajahnya. Airin pun terus mencari nomor kamar itu dan dia tidak merasa kesal atau pun putus asa sama sekali. Setelah mencarinya cukup lama akhirnya dia menemukannya, Airin ingin mengetuk pintu tapi pintu itu ternyata tidak dikunci. Airin pun tersenyum kembali, hatinya semakin penasaran tentang kejutan yang sudah disiapkan Gavin untuknya. Sambil memegang gagang pintu, Airin pun berkata, “Sepertinya, kak Gavin sengaja tidak menguncinya supaya aku bisa masuk dengan mudah, hehehehe … kak! Kamu semakin hari, semakin manis saja," ucap Airin sambil tertawa kecil ketika dia mulai memutar kenop pintu itu. Setelah itu dia pun akhirnya membuka pintu itu. Kreekkk …. Pintu pun terbuka. Ketika Airin masuk. Respon pertama Airin saat membuka pintu itu adalah, dia sangat terkejut saat mendengar suara desahan dan erangan yang sangat keras didalam ruangan yang terlihat redup. Bukan hanya suara erangan dan deesahan saja yang terdengar tapi aroma penuh hasrat menyebar didalam ruangan itu. Airin berjalan perlahan dan melihat sepasang pria dan wanita yang sedang bercinta diatas tempat tidur, mereka terlalu terbuai dengan dunia cintanya, sehingga mereka tidak tahu, jika Airin sudah berdiri tepat dibelakangnya sambil menatap tidak percaya karena pria itu adalah kakak Gavin nya dan wanita yang bercinta dengannya adalah Felly. Airin berdiri kaku, dia merasa jika ini seperti sebuah mimpi, dia mencubit tangannya dan itu memang terasa sangat sakit. "Awww sakit sekali. Jadi ini, ini bukanlah sebuah mimpi?!" Ucap Airin dan dia terus menggosok matanya berkali-kali. Namun, semua masih terlihat sama dan jadi, semua itu adalah sebuah kenyataan yang harus dia lihat saat ini. Airin tertawa sambil menitikkan air matanya, dia tidak menyangka jika kak Gavin yang paling dia sukai ternyata mengkhianatinya, bukan dengan wanita lain melainkan dengan saudara tirinya yang selalu merebut barang miliknya , bahkan kak Gavin adalah calon suaminya sendirinya pun berhasil direbut olehnya. Kaki Airin langsung terasa lemas dan air mata pun meluncur deras dari sudut matanya. Airin merasa hatinya sangat hancur berkeping-keping, karena pria yang akan menjadi suaminya di masa depan, ternyata sudah mengkhianatinya saat ini dan pengkhianatan itu, kini berada tepat didepan mata kepalanya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD