BAB 45

1217 Words
           Sesuai janji yang tertulis pada selebaran kertas pengumuman itu. Beberapa warga yang membawa Kiana di hadapan Reonald mendapatkan emas dan perak. Setelah menerima bayaran para warga itu pun pergi walau beberapa dari mereka merasa menyesal telah membawa Kiana karena wanita itu telah membantu mereka beberapa minggu yang lalu. Tapi, mau bagaimana lagi. Mereka membutuhkan uang untuk bertahan hidup.            “Reonald ...” desis Kiana marah. Wanita itu akan menghajar lelaki itu. Tapi, baru beberapa langkah tubuh kurus itu melayang dan seketika berada di hadapan seorang lelaki yang bertopeng.            “LEPASKAN AKU!! LEPAS BERENGSEK ...” Kiana memberontak di udara.            Di balik topeng. Lelaki itu menyeringai. “Ternyata kau adalah keturunan terakhir sang dewi ...” Lelaki itu pun menggerakkatn tangannya naik ke wajah Kiana. Merasakan halusnya kulit wajah wanita itu. “Kau sangat cantik seperti sang dewi. Wajahmu pun mirip dengannya.”            Merasa kesal dengan tangan yang membelai wajahnya segera wanita itu menepis tangan lelaki itu. “Singkirkan tangan kotormu dari wajahku!”            “He hehe ... tenang cantik. Aku tidak akan melukaimu. Aku hanya merasa terpesona dengan wajahmu yang cantik dan mirip dengan sang dewi.”            Reonald mendekat dengan hati-hati. “Tuan, aku sudah melakukan apa yang kau minta jadi. Bisakah kau memberikan apa yang telah menjadi kesepakatan kita?” tanya Reonald hati-hati.            Tanpa mengucap sebilah kata. Lelaki yang di sebut Tuan itu pun melemparkan sebuah kantongan besar di hadapan Reonald. Lelaki itu pun mengambil dan memeriksa kantong tersebut. Lalu memekik senang.            “Terima kasih, Tuan.” Lalu Reonald pun melangkah pergi meningalkan Kiana dan lelaki bertopeng tersebut. ****            Reonald bersenandung senang selama perjalannya kembali ke mensionnya yang telah hancur. Dengan uang pemberian lelaki misterius itu ia bisa memperbaiki mensionnya segera.            “Ahhh. Kenapa kantong ini semakin berat ...” batinnya.            Lelaki itu menaruh kantong besar itu ke tanah. Lalu kembali mengangkatnya. Tapi, baru beberapa langkah  lelaki itu kembali mengeluh. Kantong yang semula ringan kenapa makin lama makin berat.            Akhirnya lelaki itu behenti untuk megecek kantong yang berisi emas dan perak itu. “Sialannn !” maki lelaki itu seketika.            “Lelaki itu menipuku ...”Desisnya marah. Pasalnya emas dan peraknya kini berubah menjadi batu.            Reonald pun membalik arah kembali ketmapat lelaki misterius itu. tapi, sebuah suara menghentikannya. “Berhenti!”            Lelaki tua itu menatap ke langit mencari asal suara dan lelaki tua itu kaget melihat lelaki yang tak ingin ia temui. “Gawat! Aku harus lari,” batinnya.            Baru saja Reonald ingin lari. Ia kembali berhenti saat Drake mendarat di hadapannya. “Kau mau ke mana?”            Seketika lelaki itu berlutut meminta ampun. “Ampun aku mohon jangan sakiti aku. aku hanya menjalankan perintah seorang lelaki misterius.”            “Di mana Kiana?”            “Dia ada di sana. Ia bersama dengan lelak misterius yang menyuruhku.” Sambil menunjuk arah di mana Kiana dan lelaki misterius tersebut.            Drake sejenak menangkah ingin meninggalkan lelaki itu. Tapi, ia kembali terdiam. “Sepertinya, aku harus membuatnya pelajaran,” batin Drake.            “Kenapa kau diam. kenapa kau tidak ke sana?” tanya Reonald gugup. Lalu melangkah mundur saat lelaki itu berjalan mendekatinya.            “Sepertinya aku harus memberimu pelajaran. Atau sekalian aku membunuhmu ...” desis Drake .            Baru saja lelaki itu akan memberikan sebuah tinju pada Reonald sebuah teriakan menghentikannya. “Dia di sana.!” Sebuah teriakan nyaring dan keras.            Reonald dan Drake berbalik. Tak jauh dari tempat mereka terlihat banyak warga yang sedang menatap mereka berdua.            Drake menyeringi. “Sepertinya merekalah yang akan menghajarmu,” kata lelaki itu dingin lalu mendorong Reonald lalu menghilang meninggalkan Reonald yang di gebukin oleh beberapa warga yang marah pada lelaki itu.            Setelah warga yang mendapatkan pembayaran. Emas dan perak yang diberikan oleh Reonald berubah menjadi batu membuat mereka sangat marah. ****            Baru saja lelaki itu tiba di tempat di mana Kiana. Ia tak menemukan wanita itu dan lelaki misterius yang dikatakan oleh Reonald. “Ahhh ... sial ... aku terlambat.”            Tapi, saat Drake ingin pergi. Ia mencium aroma lain yang sangat ia kenal. “Sepertinya dia telah mengetahui siapa Kiana.”            Lelaki itu mendesis marah.” Reikart ....” ****            Drake pun terbang ke arah utara, tempat di mana Reikart tinggal. Tempat di mana Reikart pernah mengurungnya.            Setelah beberapa jam kemudian. Lelaki itu pun tiba di sebuah pohon besar yang tak jauh dari sebuah bangunan mewah nan megah. Sebuah banguna yang sempat ia hancurkan. Tapi, mension itu telah kembali seperti semula.            Setelah beberapa menit mengawasi. Akhirnya lelaki itu pun memberanikan diri untuk masuk ke mension tersebut. Ia tak bisa membuat Kiana menunggu sangat lama. Setidaknya ia harus membawa lari Kiana. Karena jika mereka bertarung ia pasti kalah. Karena sejak dulu lelaki itu selalu kalah dari Reikart. ****            Seorang lelaki misterius kini duduk manis di singgahsananya. Lelaki itu pun membuka topeng sedari tadi ia sembunyikan dari Kiana. Ia tak ingin menunjukkan wajah tuanya. Lelaki itu pun berdiri lalu berjalan ke arah sebuah keristal bening nan besar.            Di dalam keristal bening itu terdapat Kiana yang sudah tertidur akibat sihir yang digunankan Reikart pada wanita itu. Lelaki itu mengelus wajah wanita itu. “Sebentar lagi  aku akan kembali muda dan saat itu lah aku akan menunjukkan wajahku,” gumam lelaki yang bernama Reikart itu.            Tak lama kemudian, seorang lelaki. Berjalan masuk lalu membungkuk padanya. “Maaf, Tuan. Persiapan telah selesai.”            Reikart tersenyum. “Baiklah. Kau boleh pergi.” Lelaki itu pun mengucap mantra dan saat itu lah keristal bening itu menghilang. Tubuh wanita itu pun terjatuh. Tapi, sebelum tiba di lantai. Lelaki itu segera memeluk Kiana.            “Saatnya ... dengan adanya dirimu. Aku akan kembali muda,” batin lelaki itu sambil membawa Kiana pada sebuah ruangan yang bernuasa gelap. Di ruangan yang sangat sunyi dan gelap gulita. Hanya ada sedikit cahaya api obor yang terpajang di tiap-tiap dinding.            Di tengah ruangan itu terdapat sebuah batu besar bersegi empat dan dikelilingin banyak orang yang berjubah hitam sambil memegang sebuah lilin.            Reikart pun meletakkan Kiana di batu besar bersegi empat itu. Lalu, sebuah sulur-sulur hitam menjalar dan mengikat kedua tangan dan kaki Kiana. Lelaki itu duduk di samping Kiana lalu mengucapkan sebuah mantra untuk menyadarkan wanita itu dari tidurnya.            Saat membuka mata, wanita itu disambut oleh lelaki bertopeng. Saat akan menggerakkan tubuhnya, Kiana baru sadar jika ia telah terikat dan tak bisa menggerakkan tubuhnya. Pemandangan di sekitarnya membuatnya ngeri sekaligus bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan padanya.            “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melakukan ini? Lepaskan aku!!” Kiana memberontak berusaha melepas sulur-sulur itu.            “Maafkan aku. Tapi, aku tidak bisa. Aku sangat membutuhkanmu. Dengan adanya dirimu aku akan kembali muda seperti dulu.”            “Apa? jangan bilang dia ingin menjadikanku tumbal?” batin Kiana takut. Tubuh wanita itu gemetar.            “Aku mohon lepaskan aku ... hiskkk ... apa salahku pada kalian ... hiskkk ...” lelehan air mata itu pun tumbah membentuk aliran sungai.            Tapi lelaki itu seakan tuli. Ia tak peruduli. Reikart hanya tersenyum lalu menghapus air mata wanita itu. “Jangan menangis, ini tak akan lama ...” lalu lelaki itu pun beranjak dari tempatnya berdiri dan bergabung dengan para bawahan yang akan membantunya dalam pembacaan ritual.            Para lelaki berjubah itu pun mulai berkonsentrasi dan mereka pun mulai membacakan sebuah mantra sihir.            “Lepaskan aku ...” wanita itu kembali memberontak saat ritual dilakukan. Ia sangat takut. Entah apa yang akan terjadi padanya setelah ritual ini.            “Drake ....” TBC            
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD