BAB 23 Kiana Bertemu Dengan Ketua Klan Manusia Serigala

1123 Words
Kiana berteriak kencang saat serigala itu mengaum lalu melompat ke arahnyanya. Kini serigala itu berada di atas Kiana menatapnya penuh arti yang tak bisa wanita itu ungkapkan. Kedua mata mereka bertemu dan saling bertatapan. “Apa dia akan memakanku,” batin Kiana keduanya masih berdiam diaman dan saling bertatapan. Sejenak wanita itu terpana dengan kedua bola mata serigala itu, warna matanya berbeda. Satu biru dan yang satunya berwarna merah. Tangan Kiana terangkat ingin memegang wajah sergala itu. Hingga akhirnya, serigala itu berkata. “Akhirnya aku menemukanmu.” perkataan serigala itu membuat wajah Kiana memucap sektika sanging kagetnya. “Se ... serigala jadi-jad ... an ...” ujar Kiana terbata-bata dan pada akhirnya wanita itu pun tak sadarkan diri saking takutnya. Setelah itu seriga itu pun turun dari tubuh Kiana dan berubah menjadi lelaki yang sangat tanpan, hidung mancung dan rambut panjang. Kedua mata lelaki itu beberada warna, mata kanan berwarna biru dan mata kiri berwarna merah. “Kali ini yang akan memilikimu. Tak ada yang bisa mendapatkan mu selain aku.” lelaki itu pun mengangkat Kiana dan seketika angin berhembus kencang saat keduanya menghilang di tempat. Lelaki itu membawa Kiana kembali ke mension miliknya. *** Drake Kelvin telah mengalahkan semua para serigala yang telah menyerang Kiana. Saatnya lelaki itu pergi mencari Kiana. Ia takut sesuatu terjadi pada wanita itu. Karena sekarang Kiana adalah tanggung jawabnya. Ia telah diberi amanah untuk melindunginya walau awalnya ia tak mau tapi akhinya ia bersedia. Ia tak ingin masa lalunya terulang kembali. Masa lalu yang sangat kelam dan tragis menimpa wanita yang sangat ia cintai jadi kali ini ia harus mencegah malapetaka itu terulang kembali. Drake mengeluarkan kedua sayapnya menyesuri hutan mencari Kiana, hingga berjam-jam lelaki itu mencari dan tak menemukannya. “Sial ...” lelaki itu mulai panik. Ia merutuki kebodohannya. Seharusnya ia mengalahkan para serigala itu dengan cepat tak perlu bermain-main dengan mereka. Lelaki itu pun mendarat di tanah, mungkil lebih baik jika berjalan kaki di bandingkan terbang ke langit. “Kiana!” drake berteriak kencang berharap wanita itu mendengar teriakannya. Namun, tak ada yang menjawab. “Kiana! Kau di mana?” lelaki itu mulai kelelahan mencari, ia telah menyusuri hutan tiga kali sambil berteriak kencang. Namun, ia masih tak menemukan wanita itu. Drake bersandar pada pohon besar, merosotkan tubuhnya begitu saja. Ia meremass rambutnya kasar. Kini ia sangat panik sama halnya saat wanita yang ia cintai pergi. “Tidak ... ini tidak mungkin. Kiana tak mungkin pergi ...” Bayangan akan masa lalu menghatuinya. Bayangan di mana ia melihat wanita yang ia cintai mati secara tragis. Lelaki yang terkenal dingin dan cuek itu pun meneteskan air mata. Ia tak bisa memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu pada Kiana. “Kau di mana ...” lirihnya. Ia sangat takut. *** “KIANA!” Tubuh lelaki itu pun bergetar saat ia bangun dari mimpi buruknya. Lelaki itu memegangi dadanya yang berdebar tak karuang. Keringat dingin menghiasi tubuhnya. Ia berusaha untuk menenagkan dirinya walau sebenarnya ia takut. “Dasar ... wanita bodoh ... sampai kapan kau akan membuatku khewatir ...” racaunya. Lelaki itu mengusap wajahnya kasar. Kini penampilan lelaki itu berantakan setelah semalam ia mencari wanita bernama Kiana. Tapi, hingga sekarang ia tak menemukan wanita itu. “Aku harus mencarinya lagi ...” lirih lelaki itu. Drake beranjak dari tempatnya. Sekali lagi lelaki itu menyitari hutan luas itu mencari wanita bodoh yang selalu saja membuatnya cemas dan tak pernah membuatnya senang sehari pun. Sudah tiga jam Drake mencari, tapi ia masih belum menemukan Kiana atau pun sebuah petunjuk keberadaan wanita itu. drake memegangi perutnya yang terus berbunyi. “Sabar yah. nanti aku akan mengisimu jika aku sudah menemukan wanita ceroboh itu ...” lirih Drake pada perut keroncongnya. Saat ini ia sangat lapar sejak semalam ia tak pernah makan karena mencemaskan Kiana. “Tunggu saja jika aku menemukanmu ... aku akan memberimu pelajaran ... kalau bisa aku akan mengikat kedua kakinya dengan begitu ia tak bisa pergi ke suatu tempat yang berbahaya ...” lelaki itu masih saja merutuk dan meracau tak jelas sambil mengitari hutan. Keringat membanjirinya, ia lelah dan butuh istriahat. Jaid lelaki itu pun kembali bersandar pada salah satu pohon besar. “Aku harus mencarimu kemana? Aku sudah mengelilingin hutan ini berkali-kali tapi aku tak menemukanmu ...” lirihnya. Lama lelaki itu duduk termenung dengan tatapan sedih. Akhirnya ia pun mulai memikirkan sesuatu yang mungkin dapat menemukan petunjuk keberadaab Kiana. “Aku harus menenangka pikiranku. Aku tak boleh panik ...” gumamnya tiba-tiba. Drake pun duduk di tanah menyilangkan kedua kakinya. Menutup kedua matanya dan mulai memfokuskan pikirannya. Mengambil napas dalam-dalam lalu Saat itu lah tubuh lelaki itu di kerubun bercahaya putih di sekitar tubuhnya. Pendengarannya dan penciumannya pun tajam seketika, ia bisa mendengar suara orang-orang walau dalam jarak berkilo-kilo meret. Tak hanya itu penciumannya pun semakin tajam mencari aroma Kiana di sekitar hutan. Hingga akhirnya. “Ketemu !” pekiknya senang. Lelaki itu pun membuka kedua matanya dan tersenyum. Seketika Drake melebarkan sayapnya mengitari hutan mencari aroma darah Kiana. Dan salam beberapa detik kemudian lelaki itu pun mendarat di mana ia menemukan aroma darah Kiana. Drake membungkuk saat melihat tetesan darah di tanah. “Ini darah Kiana ...” lirihnya. Lelaki itu pun mengikuti tiap-tiap tetesan darah Kiana dan terhenti pada sebuah pohon besar tempat di mana Kiana sempat beristirahat tadi malam. Drake kembali memfokuskan pikirannya. Entah di mana Kiana berada. Keberadaan wanita itu menghilang saat di pohon itu. Itu artinya seseorang telah membawanya pergi. Sekitar satu menit lelaki itu berusaha memfokuskan pikirannya untuk mencari aroma lain selain darah Kiana dan akhirnya kedua mata itu pun terbuka saat ia mulai tahu siapa yang membawa Kiana. Pergelangan tangannya mengepal. Wajahnya memerah seketika seakan darahnya ikut mendesir saat itu juga. Drake pun memukul pohon tersebut hingga roboh saking marahnya. Tak salah lagi. Lelaki yang juga menjadi salah satu dalang dari penyebab wanita yang ia cintai meninggal. “Zion ...” *** Di sebuah ruangan yang sangat luas. Di atas ranjang terlihat seorang wanita cantik kini berbaring tak sadarkan diri di sana. Di samping wanita itu, terlihat seorang lelaki tampan, berhidung mancung dan berambut panjang. Lelaki itu sedari tadi memperhatikan wanita yang bernama Kiana itu. “Mereka benar-benar mirip ...” lirihnya. Tangan lelaki itu terangkat dan mengelus rambut Kiana pelan. Lalu turun di tangan putih pucat Kiana. Lelaki itu mengangkat tangan kanan Kiana. Mencium aroma yang terpancar dari tangan wanita itu, aroma yang sangat wangi dan memabukkan telah menjadi candu baginya. Aroma yang tak akan pernah ia lupakan. Tak hanya itu, darah tersebut sangat istimewa. Lelaki itu menyeringai, ia tak akan bisa melepaskan wanita yang ada di hadapannya. Wanita yang akan menjadi kekuatanya. Lelaki itu pun mencium sejenak tangan kurus Kiana lalu kembali menyeringai. “Aku harus memilikimu. Dengan begitu aku bisa membalaskan dendamku.” _Zion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD