BAB 24 Apakah Aku Berada Di Surga?

1094 Words
Cahaya matahari berpencar menyinari bumi dan masuk ke sela-sela sebuah rungan yang sangat luas. Ruanganya yang bernuansa gelap namun elegan. Cahaya itu menganggu seorang wanita yang masih betah untuk menutup bola matanya. Namun, cahaya itu sangat menganggu dan akhirnya wanita itu pun membuka kedua matanya. Wanita yang bernama Kiana itu pun mendudukkan dirinya dan sesekali mengucek kedua matanyanya. Wanita itu memperhatikan sekelilingnya dan kembali mengingat kejadian semalam. Saat itu ia di terkam oleh serigala jadi-jadian. Sekali lagi wanita itu memperhatikan sekelilingnya. Ia kini berada di sebuah ruangan yang sangat mewah dan cantik serasa ia telah berada di surga. “Apa aku sudah meninggal di terkam serigla itu? apa jangan-jangan kini aku berada di surga?” batin Kiana. Kiana menyingkap selimut yang membalutnya lalu turun dari ranjang mewah itu. Saat ia berdiri sejenak ia menatap lututnya yang seingatnya semalam kakinya terasa sangat sakit. “Tak ada memar atau darah sama sekali,” batinnya. Wanita itu melompat-lompat dan benar kakinya tak sakit lagi. “Wahh ... di surga enak juga yah. Aku sembuh dengan cepat!” pekiknya senang. Kiana pun menyitari kamar luas itu. Kiana pun melewati sebuah cermin besar dan lagi, ia merasa ada keanehan yang sekilas ia lihat di cermin. Jadi wanita itu kembali kecermin besar itu dan memperhatikan penampilannya. “I ... Ini ...” lirihnya. Kedua matanya berkaca-kaca saat itu juga. Penampilannya sangat cantik saat ini. Ia memakai sebuah gaun selutut berwarna pink bercampur ungu. Wanita itu membekap mulutnya tak percaya. Baru kali ini ia memakai gaun secantik ini. “Jika ini surga maka mati pun aku rela!” pekik Kiana senang. Wanita itu pun berputar-putar di depan cermin dan terpana dengan tampilannya yang sangat cantik. Tak lama kemudian, terdengar sebuah ketukan pintu dan seorang wanita paruh baya masuk sambil membawa trolly makanan. “Maaf menganggu, Nona. Saya membawakan makanan untuk anda.” Kiana tersenyum dan mengahampiri pelayan tersebut. Kiana membuka satu persatu penutup makan yang di bawa oleh pelayan itu dan memekuk takjub. “Wah ... kayaknya makanan ini sangat enak!” pekiknya. “Apa makanan ini untukku?” tanya Kiana hati-hati. “Iya, Nona. Makanan ini untukmu.” “Wah ... Terima kasih ...” wanita paruh baya yang berstatus sebagai pelayan itu pun meletakkn makanan tersebut di atas meja yang telah ia sediakan sebelumnya. Setelah pelayan itu pergi, Kiana pun mulai melahap makan yang ada di hadapannya dengan lahap. Tanpa ia perduli Drake yang kini menahan lapar di luar sana karena sibuk mencarinya. “Wah ... kenyangnya,” racau Kiana sambil mengelus perutnya yang membesar setelah menghabiskan semua makanan yang telah di sediakan untuknya. Tak lama kemudian, pelayan yang membawakannya makan tadi pun kembali dan membersihkan piring-piring kotor Kiana. Setelah pelayan itu tergi, dua pelayan yang lain masuk ke kamar itu sambil membawa beberapa pasang gaun cantik dan beberapa sepatu mewah. “Wah .... cantiknya !” pekik Kiana takjub sambil memperhatikan gaun-gaun dan sepatu tersebut. “Apa gaun dan sepatu ini semua untukku?” tanya Kiana kedua matanya pun berbinar-binar saat dua pelayan itu tersenyum dan mengangguk. “Ini semua punya, Nona. Dan tak hanya itu, masih banyak gaun, sepatu, perhiasan, emas dan perak di luar kamar ini. Dan semuanya untuk, Nona.” “Wah ... benarkah?”pekiknya senang. Wanita itu pun segera keluar dari kamar luas itu. Dan benar apa yang di katakan pelayan itu. Di luar kamarnya ada banyak gaun-gaun cantik, sepatu cantik, perhiasan, emas, uang, dan perak. Di luar ruangannya sudah seperti toko saking banyaknya barang-barang mewah. Wanita itu mengelilingi ruangan itu dengan perasaan senang. “Wah ...di surga enak sekali bisa memiliki apa pun yang tak bisa kumiliki saat aku hidup di dunia!” pekik wanita itu. Beberapa pelayan yang melihat kesenangan Kiana pun tersenyum menyeringai. *** Salah seorang pelayan masuk ke dalam sebuah ruangan. Sejenak pelayan itu membungkuk memberi hormata pada lelaki tanpan yang kini duduk diam di singgahsananya. “Bagaimana kabar wanita itu?” tanya lelaki itu. “Wanita yang, Tuan bawa sudah sadar dan sekarang dia tengah melihat-lihat hadiah yang Tuan berikan.” “Oh, benarkah? Apa wanita itu suka dengan hadiah yang aku berikan?” “Iya, Tuan. Wanita itu sangat senang.” Mendengar jawaban pelayannya membuat lelaki tanpan yang bernama Zion itu pun tersenyum senang. “Tak kusangka sangat mudah untuk membuat Kiana menjadi mulikku,” kata lelaki itu menyeringai. “Tapi, ...” pelayan itu sedikit ragu saat ia ingin melanjutkan perkataanya. “Tapi Apa?” “Sepertinya wanita itu mengira dia berada di surga ...” ujar pelayan itu takut. Ia takut jawabannya akan membuat tuannya marah. “Apa? surga ...” bukannya marah lelaki itu malah tertawa terbahak-bahak. “Wanita itu lucu juga ...” pelayan itu pun menghembuskan napasanya lega. Bersyukur tuannya tidak marah. “Kau boleh pergi. Dan ingat lakukan saja apa yang wanita itu inginkan. Kau kabulkan segala permintaannya dan jangan pernah kau menyinggung atau membuatnya sedih. Mengerti!” “Mengerti, Tuan.” Pelayan itu pun keluar dari ruangan Tuannya. *** Kini Kiana berada di kamarnya, megonta-ganti gaunnya. Tak hanya itu ia juga mencoba satu persatu perhisan dan sepatu itu. Salah satu pelayan pun mendekati Kiana yang sedang asyik mencoba tiap gaun dan perhiasan miliknya. “Nona, apa ada lagi yang engkau inginkan?” tanya pelayan tersebut. Kiana berpikir sejenak. “ Sepertinya tidak ada. Ini sudah cukup.” “Baiklah. Kalau Nona butuh sesuatu panggil saya saja.” “Baiklah.” Pelayan itu pun pergi meninggalkan Kiana yang masih betah di kamarnya mencoba tiap-tiap gaun dan perhiasannya. Hingga lima jam telah berlalu. Wanita itu mulai bosan. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang dan menatap langit-langit kamarnya. “Kalau ini benar-benar surga. Aku akan sangat betah tinggal di sini,” gumam Kiana sebelum wanita itu tertidur pulas dengan gaya acak-acakan. Seorang lelaki masuk dalam kamarnya dan memperbaiki posisi tidur wanita itu lalu menyelimutinya hingga di d**a. “Tak lama lagi kau akan menjadi milikku. Tak akan ku serahkan kau pada siapa pun. Dan aku lah yang akan melindungimu mulai sekarang,” _ Zion. *** Di luar mension mengah itu, seorang lelaki tanpan dengan dua sayap di punggungnya mendarat di sebuah pohon besar. Lelaki bernama Drake itu memperhatikan bangunan megah di hadapannya. Tak salah lagi wanita yang ia cari berada di dalam mension itu. Drake lagi-lagi mengepalkan kedua tangan ia harus mencari dan menemukan Kiana secepatnnya. Lelaki itu memperhatikan sekitar mension tersebut. Ada banyak serigala yang berpatroli di luar dan pintu masuk. Mau tidak mau Drake harus mengalahkan para serigala itu jika ingin masuk ke mension secara diam-diam. “Jika aku menemukan Kiana dalam keadaan terluka aku tak akan pernah melepasmu, Zion,” _Drake Kelvin.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD