“Gue denger dari nyokap lo, kalau lo bilang sama beliau lo nggak ada niatan nikah sama sekali.” "Apa?" Dahi Alle berkerut mendengar ucapan pria di sampingnya. "Apa? Yang gue bilang salah?" Alle ingin menggeleng, yang mana berarti membenarkan ucapan Sena, tapi kenapa dia harus melakukannya juga? Apa kepentingan pria itu menerima atau tahu jawaban dari apa yang ditanyakannya tadi. Pada akhirnya, karena Alle tidak merespon ucapan Sena—pria itu sendiri yang memutuskan untuk melanjutkan apa yang hendak disampaikannya. “Waktu gue dateng tadi, nyokap lo memang awalnya kelihatan marah, tapi begitu gue jelasin maksud baik gue—” “Maksud baik?” Dengusan tak terima itu keluar begitu saja dari mulut Alle, tanpa sadar sudah menyela ucapan pria yang kini menatapnya tajam. “Lo udah bilang bakal den

